DENPASAR – Sebenarnya ada angin segar ketika PSSI mengusulkan kompetisi kembali bergulir pada bulan September mendatang.
Tapi, usulan tersebut juga masih menjadi pro kontra. Beberapa usulan ada yang diterima oleh klub kontestan dan ada juga yang tidak menerimanya.
Misalnya saja Persiraja Banda Aceh yang tidak setuju adanya sentralisasi kompetisi yang hanya dipusatkan di Pulau Jawa tanpa penonton.
Menurut Persiraja, hal tersebut bisa merugikan karena klub tidak ada pemasukan. Terlebih subsisdi sebesar Rp 800 juta tidak akan cukup untuk membiayai tim.
Madura United bahkan tidak ingin ikut jika ada kompetisi pada bulan September mendatang. Sisanya, ada yang setuju dan ada yang masih belum menentukan sikap yang jelas.
Usulan sentralisasi di Pulau Jawa saja jelas mungkin saja hanya menguntungkan klub-klub yang ada di Pulau Jawa meskipun pertandingan berlangsung tanpa penonton.
Namun sekali lagi, belum ada keputusan final mengenai kompetisi musim ini. Gelandang Bali United Muhammad Taufiq mengaku tidak masalah dengan komeptisi yang akan digelar pada September nanti.
“Kalau sebagai pemain, tidak ada masalah ya. Kami sebagai pemain sangat rindu sepak bola. Tapi balik lagi ke masalah kesehatan
karena menyangkut nyawa juga. Pokoknya kami menunggu keputusan dari PSSI saja,” terang Taufik saat diwawancarai kemarin.
Mengenai sentralisasi di Pulau Jawa, Taufiq juga tidak masalah tapi hal tersebut ada plus dan minus.
Ketika disinggung mengenai format kompetisi yang tepat, mantan pemain Persib Bandung tersebut masih belum bisa menjawabnya karena semua keputusan ada di tangan PSSI.
“Sebenarnya tidak ada masalah sentralisasi di Pulau Jawa. Tapi ya itu, ada (klub) yang diuntungkan dan ada yang tidak. Tapi ini masih belum fix kan.
Masih ada tiga bulan lagi dan harus melihat situasi kedepannya. Yang jelas, format kompetisi harus jelas kalau benar-benar ada. Kalau pakai format kompetisi penuh, susah. Pasti berbenturan dengan agenda lain,” terangnya.