27.1 C
Jakarta
25 Oktober 2024, 21:44 PM WIB

Tolak Calon Boneka Petahana, Golkar – Nasdem Berpaling dari Jayanegara

DENPASAR – Tak selamanya virus corona berkaitan dengan hal sedih dan menyeramkan. Virus yang hingga Rabu (3/6) menelan korban jiwa 382.809 orang di dunia itu juga bisa menjadi tolok ukur kualitas seseorang, khususnya pemimpin.

Pemimpin yang tidak sigap dan cermat menghadapi masalah terkait Covid-19 akan keteteran. Mental sang pemimpin juga kentara saat menyikapi konflik di masa pandemi.

Karena dinilai tidak jantan menghadapi masalah, khususnya pertanyaan wartawan, Partai Golkar dan Nasional Demokrat (NasDem) memutuskan berpaling dari calon kuat Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara.

Sebagai komitmen mencari pemimpin yang lebih jantan, berani, dan tegas, Kamis (4/6) kemarin, DPD Partai Golkar Bali dan DPW NasDem Bali sepakat berkoalisi.

Ketua DPD Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry dan Ketua DPW NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa menandatangani berita acara koalisi di Inna Bali Heritage Hotel, Jalan Veteran, Denpasar.

“Proses politik akan berjalan secara demokratis, berbudaya, dan bermartabat. Inilah yang menjadi dasar kesepakatan antara Golkar dan NasDem di Bali,” ucap Sugawa Korrie.

Tokoh politik asal Busungbiu, Buleleng itu menilai kini masyarakat semakin cerdas, menginginkan pemimpin baru demi kemajuan bersama.

“Situasi saat ini merupakan kehendak alam. Sebagai contoh kabupaten terkaya di Bali yang berlimpah PHR kini pun terseok-seok. Artinya apa?” tanyanya.

Baik Sugawa Korrie maupun Oka Gunastawa menegaskan bahwa koalisi Golkar-Nasdem di Kota Denpasar bukan dalam rangka membentuk calon boneka penantang petahana.

“Tidak boleh itu terjadi. Dalam berpolitik, kita harus memberikan pendidikan politik yang sehat untuk generasi kita selanjutnya,” ucap Sugawa.

Hal serupa diungkapkan Oka Gunastawa. “Tidak ada istilah calon boneka. Kami memiliki keyakinan koalisi ini akan melahirkan figur yang pas untuk Kota Denpasar,” ucapnya.

Lebih lanjut, Gus Oka berpendapat para pemimpin di masa pandemic Covid-19 benar-benar teruji lahir dan batin.

Apakah seorang pemimpin bisa dikatakan mampu atau tidak, imbuhnya masyarakat sudah bisa menilai.

“Soal IGN Jaya Negara yang lari saat dimintai komentar oleh sejumlah wartawan terkait peristiwa Dusun Wanasari, Kampung Jawa, Denpasar, Sabtu (23/5) lalu tak seharusnya terjadi.

Merupakan kewajiban seorang pemimpin untuk jadi menyampaikan sikapnya; tidak boleh lari dari tanggung jawab.

Apalagi lari dari wartawan yang merupakan perpanjangan tangan masyarakat. Seorang pemimpin harus jantan hadapi pertanyaan wartawan,” tegasnya. 

DENPASAR – Tak selamanya virus corona berkaitan dengan hal sedih dan menyeramkan. Virus yang hingga Rabu (3/6) menelan korban jiwa 382.809 orang di dunia itu juga bisa menjadi tolok ukur kualitas seseorang, khususnya pemimpin.

Pemimpin yang tidak sigap dan cermat menghadapi masalah terkait Covid-19 akan keteteran. Mental sang pemimpin juga kentara saat menyikapi konflik di masa pandemi.

Karena dinilai tidak jantan menghadapi masalah, khususnya pertanyaan wartawan, Partai Golkar dan Nasional Demokrat (NasDem) memutuskan berpaling dari calon kuat Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara.

Sebagai komitmen mencari pemimpin yang lebih jantan, berani, dan tegas, Kamis (4/6) kemarin, DPD Partai Golkar Bali dan DPW NasDem Bali sepakat berkoalisi.

Ketua DPD Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry dan Ketua DPW NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa menandatangani berita acara koalisi di Inna Bali Heritage Hotel, Jalan Veteran, Denpasar.

“Proses politik akan berjalan secara demokratis, berbudaya, dan bermartabat. Inilah yang menjadi dasar kesepakatan antara Golkar dan NasDem di Bali,” ucap Sugawa Korrie.

Tokoh politik asal Busungbiu, Buleleng itu menilai kini masyarakat semakin cerdas, menginginkan pemimpin baru demi kemajuan bersama.

“Situasi saat ini merupakan kehendak alam. Sebagai contoh kabupaten terkaya di Bali yang berlimpah PHR kini pun terseok-seok. Artinya apa?” tanyanya.

Baik Sugawa Korrie maupun Oka Gunastawa menegaskan bahwa koalisi Golkar-Nasdem di Kota Denpasar bukan dalam rangka membentuk calon boneka penantang petahana.

“Tidak boleh itu terjadi. Dalam berpolitik, kita harus memberikan pendidikan politik yang sehat untuk generasi kita selanjutnya,” ucap Sugawa.

Hal serupa diungkapkan Oka Gunastawa. “Tidak ada istilah calon boneka. Kami memiliki keyakinan koalisi ini akan melahirkan figur yang pas untuk Kota Denpasar,” ucapnya.

Lebih lanjut, Gus Oka berpendapat para pemimpin di masa pandemic Covid-19 benar-benar teruji lahir dan batin.

Apakah seorang pemimpin bisa dikatakan mampu atau tidak, imbuhnya masyarakat sudah bisa menilai.

“Soal IGN Jaya Negara yang lari saat dimintai komentar oleh sejumlah wartawan terkait peristiwa Dusun Wanasari, Kampung Jawa, Denpasar, Sabtu (23/5) lalu tak seharusnya terjadi.

Merupakan kewajiban seorang pemimpin untuk jadi menyampaikan sikapnya; tidak boleh lari dari tanggung jawab.

Apalagi lari dari wartawan yang merupakan perpanjangan tangan masyarakat. Seorang pemimpin harus jantan hadapi pertanyaan wartawan,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/