GEROKGAK – Jenazah Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa yang menjadi korban jatuh Helikopter MI – 17 milik Penerbad Semarang saat melaksanakan latihan di area Kawasan Industri Kendal,
Desa Wonorejo, Kaliwungu, Kendal, Sabtu (6/6) lalu, akhirnya dimakamkan secara militer di Setra Desa Adat Tukad Sumaga, Gerokgak, Rabu kemarin (10/6).
Prosesi upacara pemakaman Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa dipimpin langsung Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf. Muhammad Windra Listrianto selaku inspektur upacara.
Sebelum jenazah dimaksukkan ke liang lahat tembakan salvo ke udara ikut mengantar jenazah almarhum ke svarga loka.
Selain dihadiri oleh keluarga korban, upacara pemakaman almarhum juga dihadiri Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa, dan Krama Desa Adat Tukad Sumaga, Gerokgak.
Namun, prosesi pemakaman tidak dihadiri oleh istri almarhum Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa.
Prosesi pemakaman yang berlangsung selama dua jam berlangsung khidmat, meski isak tangis keluarga masih mengiringi pemakaman almarhum.
Ibu dari Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa, Ni Made Arini mendadak tak sadar diri melihat proses pengabenan anak keduanya.
Ketut Gitarayasa, 58, ayah dari Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa yang masih terlihat sedih tak kuasa menahan rasa kesedihan.
“Sosok anak kedua saya (I Kadek Udi Suardiasa) ini tergolong anak yang taat, ulet, tidak pernah neko – neko,” ujar Ketut Gitarayasa saat mengikuti prosesi pemakaman anaknya.
Diceritakan Gitarayasa, anaknya sejak lulus Akademi Militer (Akmil) tahun 2008 tak pernah pindah tugas. Almarhum begitu lulus Akmil langsung ditempatkan di Semarang, Jawa Tengah.
Kalau penugasan keluar pernah yakni ke Afrika. Sebelum meninggal tidak ada firasat apapun. Komunikasi terakhir dengan almarhum I Kadek Udi Sudiarsana sekitar dua minggu sebelum kejadian.
Rencana almarhum akan pulang tahun ini saat perayaan Hari Raya Galungan. “Paling kami komunikasi tanya kabar kepada almarhum, tanya cucu rasanya itu sudah sangat bahagia sekali,” ungkapnya.
Diakui Gitarayasa, setelah anaknya lulus SMA 1 Badung punya cita-cita menjadi instruktur pilot. Dan cita-citanya itu kesampaian.
Anaknya sendiri menjadi instruktur pilot sekitar dua tahun terakhir. Saat ini, kata Gitarayasa, anaknya sedang menempuh S2 dan menyelesaikan disertasi.
“Kalau cita-cita menjadi pilot almarhum sejak kecil. Selain itu almarhum semasa kecil suka membuat mainan-mainan senapan,” tuturnya.
Disinggung istri almarhum Ni Putu Arsiva Nayiakalyani yang tidak hadir dalam prosesi pemakaman, Gitarayasa menjawab saat ini istri almarhum dalam kondisi hamil muda.
Sementara itu Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf. Muhammad Windra Listrianto mengatakan, prosesi pemakaman secara militer merupakan suatu kewajiban yang dijalankan untuk almarhum Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa.
Letkol Windra Listrianto berharap semua pihak termasuk keluarga bisa dapat mengikhlaskan kepergian almarhum.
“Mudah-mudahan beliau mendapat sisi tempat terbaik disisi Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Letkol Inf. Muhammad Windra usai upacara pemakaman.
Untuk tanda jasa yang diberikan kepada almarhum yakni Satya Lencana Santi Dharma, karena almarhum termasuk pelajar terbaik dalam angkatan letingnya sebagai seorang pilot di TNI AD.
Sementara istri dan anak dari Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa secara mekanisme dan prosedur di tubuh TNI akan dijamin negara. “Jadi hak-hak untuk anak dan istri sudah terjamin,” pungkasnya.