Pandemi Covid-19 berdampak pada banyak sektor, terutama ekonomi. Aktivitas warga dibatasi. Tapi, beberapa pihak justru disibukkan dengan penanganan Covid-19, terutama dokter, aparat keamanan dari TNI dan Polri.
Seperti I Gusti Agung Putu Arisantha, dokter yang ditunjuk jadi Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana yang harus mengorbankan waktu dan tenaga untuk penanganan Covid-19.
M.BASIR, Negara
SAAT dibentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana, I Gusti Agung Putu Arisantha langsung ditunjuk sebagai juru bicara.
Karena selain sebagai dokter yang memahami mengenai dunia kesehatan, juga sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana.
Salah satu tugasnya memang pencegahan dan pengendalian penyakit menular seperti Covid-19. Karena itu sejak Jembrana menjadi daerah terjangkit pandemi Covid-19, Arisantha lebih sering muncul ke publik, terutama melalui pemberitaan media massa.
Sebagai juru bicara, dokter kelahiran Negara 05 Apr 1974, lebih sering menyampaikan kepada masyarakat mengenai perkembangan Covid-19 Jembrana dan memberikan imbauan pada masyarakat mengenai pencegahan.
Selain orang yang “paling dicari” untuk memberikan keterangan pada media tentang perkembangan Covid-19, Arisantha juga menjadi sumber utama informasi mengenai Covid-19
bagi para pejabat yang masuk dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana, mulai bupati, wakil bupati, Sekda dan instansi di luar pemerintahan kabupaten.
Karena kesibukannya sebagai juru bicara gugus tugas dan kepala bidang, Arisantha harus mencurahkan waktu dan tenaga untuk penanganan Covid-19.
Bahkan sejak pandemi Covid-19, dia meliburkan sementara praktik di rumahnya sebagai dokter umum.
“Sebelum Covid-19, tempat praktik saya atapnya bocor. Sebelum diperbaiki, terjadi pandemi Covid-19 sehingga praktik sampai sekarang jarang,” ujarnya.
Menurutnya, terlibat langsung dalam penanganan Covid-19, bukan hanya karena panggilan tugas dan tanggungjawab sebagai dokter.
Lebih dari itu, dalam mencegah penularan Covid-19 merupakan panggilan kemanusiaan. Karena itu, tugas berat yang dijalani tidak lagi menjadi beban.
Dalam menjalankan tugas sebagai kepala bidang, Arisantha juga memastikan program kegiatan yang rutin tetap berjalan.
Misalnya dalam penanganan demam berdarah, kusta dan mengenai tugas-tugas pokok bidangnya. “Sejauh ini tetap sama-sama berjalan,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam upaya pencegahan Covid-19, Pelabuhan Gilimanuk menjadi prioritas utama, selanjutnya pekerja migran Indonesia
(PMI) asal Jembrana yang pulang dan saat bersamaan mencegah agar penyebaran tidak terjadi pada warga Jembrana.
“Gilimanuk yang menjadi prioritas perhatian kami selain PMI, karena pintu masuk Bali,” ungkap Arisantha.
Karena itu, sejak pandemi Covid-19 selain beraktivitas di lingkungan pemerintahan, Arisantha sering “berkantor” di Pelabuhan Gilimanuk.
Selain untuk membantu pengawasan ratusan orang yang masuk Bali bersama petugas dari pagi, siang sore dan malam melakukan pemeriksaan, juga memastikan petugas gabungan tidak terpapar dari virus. (*)