RadarBali.com – Para pengungsi mandiri gunung Agung (di luar posko pengungsian), menerima sumbangan dari pembaca Jawa Pos Radar Bali kemarin (15/10).
Pengungsi mandiri yang memperoleh sumbangan yakni keluarga Made Data warga Banjar Batu Dawa Kelod, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Data tinggal bersama enam KK, sebanyak 30 jiwa di kediaman Mangku Gidiran di Banjar Kembengan, Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar.
Dari 30 jiwa tersebut, ada salah satu bayi berusia 7 bulan, Ni Komang Ayu Martini, yang menderita sakit kulit pada wajahnya.
Perwakilan pengungsi, Made Data, mengucapkan terima kasih kepada Jawa Pos Radar Bali atas bantuan yang diberikan.
“Saya sangat bersyukur diberikan ini. Terima kasih bantuannya,” ujar Made Data bersama pengungsi.
Menurut Data, selama mengungsi secara mandiri, dirinya mengandalkan uang bekal dan kebaikan tuan rumah untuk makan dan minum.
Karena itu, kedatangan sumbangan pembaca Jawa Pos Radar Bali ini membuat dirinya bersama pengungsi lainnya bergembira.
“Kalau untuk sekolah, anak-anak kami sudah diberikan sekolah di SD 2 Tulikup. Kalau yang SMP diberi sekolah di SMP 3 Gianyar,” jelasnya.
Dijelaskan Made Data, pihaknya tidak bisa berlama-lama berada di pengungsian. “Kalau siang, kami bekerja, terutama yang laki-laki mencari kerja di proyek di Gianyar. Di rumah tinggal istri sama anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu, ibu dari bayi yang menderita sakit kulit, Ni Nyoman Wage, mengaku sumbangan yang diberikan ini sangat membantu.
Sumbangan berupa beras, telor, sirup, dan makanan olahan digunakan untuk bertahan selama di pengungsian. “Terima kasih pak, ini banyak sekali,” ujar Wage.
Sembako yang diberikan ini setidaknya bisa membantu. Terlebih, ayah si bayi penderita kelainan kulit juga mencari kerja untuk membiayai si bayi malang itu.
“Bapaknya ini kerja memasang paving di parkiran pantai Purnama (Gianyar, red). Kalau lama-lama di sini (pengungsian, red), apa dipakai sehari-hari,” tandasnya.