26.7 C
Jakarta
25 November 2024, 3:16 AM WIB

Populasi Naik, Anggarkan Rp 20 Juta untuk Pakan Kera di Pura Pulaki

GEROKGAK – Populasi kera di kawasan Pura Agung Pulaki dan sekitarnya di Desa Banyupoh, Gerokgak meningkat pesat setiap tahun.

Pertambahan populasi kera diperkirakan setiap tahuannya mencapai 100 ekor. Bertambahnya jumlah kera di Pura Agung Pulaki, kemudian terbatasnya jumlah makanan di hutan,

tidak heran membuat kawanan kera kerap kali mencari makanan ke rumah-rumah penduduk yang berada disekitaran Pulaki.

Bahkan, kawanan kera sering kali merusak rumah dan fasilitas umum lainnya. Namun kera tidak menyerang warga.

Menyikapi bertambahnya populasi kera yang kini jumlahnya mencapai ribuan ekor, pengempon Pura Agung Pulaki mulai menyediakan makanan buah setiap hari kepada kera.

“Kalau dulu kawanan kera sehari makan satu kali. Itu yang membuat kera nakal sehingga masuk ke rumah warga. Sekarang sudah tidak lagi.

Makanan mereka tiga kali dalam sehari kami sediakan,” tutur I Nyoman Bagiarta, Kelian Pengempon Pura Agung Pulaki Lan Pesandakan Ida saat ditemui kemarin.

Diakui pria yang juga pernah menjabat sebagai Perbekel Desa Tegal Lenge, Seririt dalam sebulan bisa mencapai ton-ton makanan disiapkan untuk kera.

Makanan yang disediakan mulai dari ketela, jagung dan pisang itu diberikan pagi, siang dan sore hari. “Sekarang kera pulaki lebih jinak dibandingkan dulu. Karena mereka tidak kelaparan,” ungkapnya.  

Lokasi pembagian makanan pembagian makanan bagi para kera tidak dilakukan dalam satu tempat. Melainkan dibagikan pada tiga lokai sesuai dengan daerah kekuasaan para kera.

Yakni berada di Pura Pabean, dauh Pura Agung Pulaki dan daging Pura Agung pulaki. “Untuk makanan bagi kawanan kera kami

di Pengempon Pura Agung Pulaki setiap bulannya menganggarkan sebesar Rp 20 juta. Itu diambil dari dana punia sumbangan para pemedek,” ucapnya.

Disinggung perihal apakah langkah dari pengempon kera Pura akan mengkebiri kera untuk menekan populasi kera, Bagiarta mengatakan, tidak ada upaya kesana.

Mengingat kera merupakan duwe pura dan kera yang ada di Pura Agung Pulaki diyakini oleh masyarakat setempat dan Gerokgak umum sudah ada sebelum Pura Pulaki tersebut berdiri.

Selain itu masyarakat dengan kawanan kera sudah hidup berdampingan. Kendati kera masuk ke rumah warga. Namun mereka tidak pernah menyerang warga.

Menariknya lagi disini memiliki tradisi ritual yang dilakukan oleh krama Adat Desa Banyupoh. Yakni upacara Wanaralaba persembahan berbagai jenis makanan dan buah di Pura Agung Pulaki.

Yang nanti usai upacara tersebut barulah buah-buahan tersebut dibagikan kepada kera. “Upacara ini akan digelar setiap odalan di Pura Pulaki yang jatuh pada Purnama sasih kapat. Purnama bulan keempat berdasar kalender Bali,” pungkasnya. 

GEROKGAK – Populasi kera di kawasan Pura Agung Pulaki dan sekitarnya di Desa Banyupoh, Gerokgak meningkat pesat setiap tahun.

Pertambahan populasi kera diperkirakan setiap tahuannya mencapai 100 ekor. Bertambahnya jumlah kera di Pura Agung Pulaki, kemudian terbatasnya jumlah makanan di hutan,

tidak heran membuat kawanan kera kerap kali mencari makanan ke rumah-rumah penduduk yang berada disekitaran Pulaki.

Bahkan, kawanan kera sering kali merusak rumah dan fasilitas umum lainnya. Namun kera tidak menyerang warga.

Menyikapi bertambahnya populasi kera yang kini jumlahnya mencapai ribuan ekor, pengempon Pura Agung Pulaki mulai menyediakan makanan buah setiap hari kepada kera.

“Kalau dulu kawanan kera sehari makan satu kali. Itu yang membuat kera nakal sehingga masuk ke rumah warga. Sekarang sudah tidak lagi.

Makanan mereka tiga kali dalam sehari kami sediakan,” tutur I Nyoman Bagiarta, Kelian Pengempon Pura Agung Pulaki Lan Pesandakan Ida saat ditemui kemarin.

Diakui pria yang juga pernah menjabat sebagai Perbekel Desa Tegal Lenge, Seririt dalam sebulan bisa mencapai ton-ton makanan disiapkan untuk kera.

Makanan yang disediakan mulai dari ketela, jagung dan pisang itu diberikan pagi, siang dan sore hari. “Sekarang kera pulaki lebih jinak dibandingkan dulu. Karena mereka tidak kelaparan,” ungkapnya.  

Lokasi pembagian makanan pembagian makanan bagi para kera tidak dilakukan dalam satu tempat. Melainkan dibagikan pada tiga lokai sesuai dengan daerah kekuasaan para kera.

Yakni berada di Pura Pabean, dauh Pura Agung Pulaki dan daging Pura Agung pulaki. “Untuk makanan bagi kawanan kera kami

di Pengempon Pura Agung Pulaki setiap bulannya menganggarkan sebesar Rp 20 juta. Itu diambil dari dana punia sumbangan para pemedek,” ucapnya.

Disinggung perihal apakah langkah dari pengempon kera Pura akan mengkebiri kera untuk menekan populasi kera, Bagiarta mengatakan, tidak ada upaya kesana.

Mengingat kera merupakan duwe pura dan kera yang ada di Pura Agung Pulaki diyakini oleh masyarakat setempat dan Gerokgak umum sudah ada sebelum Pura Pulaki tersebut berdiri.

Selain itu masyarakat dengan kawanan kera sudah hidup berdampingan. Kendati kera masuk ke rumah warga. Namun mereka tidak pernah menyerang warga.

Menariknya lagi disini memiliki tradisi ritual yang dilakukan oleh krama Adat Desa Banyupoh. Yakni upacara Wanaralaba persembahan berbagai jenis makanan dan buah di Pura Agung Pulaki.

Yang nanti usai upacara tersebut barulah buah-buahan tersebut dibagikan kepada kera. “Upacara ini akan digelar setiap odalan di Pura Pulaki yang jatuh pada Purnama sasih kapat. Purnama bulan keempat berdasar kalender Bali,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/