32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:48 PM WIB

Lagi, Tenaga Kesehatan dan Bocah 4 Tahun di Gianyar Positif Covid-19

GIANYAR – Kasus positif Coronavirus Disease (Covid-19) di Kabupaten Gianyar terus bertambah.

Berdasar data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Gianyar, ada dua pasien positif Corona.

Di antaranya tenaga kesehatan RSU Dharma Yadnya Denpasar yang diketahui warga Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar. Pasien lainnya, seorang bocah 4 tahun asal Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati. 

Menurut Ketua Harian GTPP Covid-19 Gianyar, Made Wisnu Wijaya, kronologis tenaga kesehatan berinisial LDY, perempuan 22 tahun itu merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG) dari kasus konfirmasi Covid-19 sebelumnya yang satu ruangan.

“26 Mei yang bersangkutan rapid test dengan hasil non reaktif. 9 Juni rapid test kedua dengan hasil reaktif. Saat itu juga dirujuk ke RS PTN (Unud),” ujar Wisnu Wijaya.

Selanjutnya, pada 10 Juni di swab test, dan 13 Juni keluar hasil PCR mengarah positif. “Yang bersangkutan saat ini sudah diisolasi di RS PTN Udayana Jimbaran,” jelasnya.

Gugus Tugas Gianyar langsung mengambil langkah. Pertama, memastikan bahwa yang bersangkutan memang benar terkonfirmasi sebagai kasus positif.

“Karena banyak beredar berita kesimpang siuran tentang kondisi yang bersangkutan,” jelasnya. Penelusuran juga dilakukan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali bahwa RS PTN belum melaporkan kasus itu.

“Dinkes Gianyar lalu menelusuri dan mewawancarai yang bersangkutan tentang kebenaran informasi ini, karena kami tidak ingin ada kesalahan dalam merilis kasus yang akan berdampak kisruh di masyarakat,” ungkapnya.

Selanjutnya, pada 14 Juni pukul 22.15 yang bersanngkutan menginformasikan bahwa hasil lab-nya sudah didapatkan. “Dan memang benar terkonfirmasi sebagai kasus Covid-19,” tegasnya.

Kemudian, tim Surveillance Kabupaten dan Puskesmas Gianyar I, bersama Camat Gianyar, Perbekel dan Prajuru Desa Tulikup melakukan tracking pada kontak erat kasus.

“Dengan jumlah yang dirapid 35 orang hasil non reaktif. Dan 4 orang menunggu jadwal swab,” imbuhnya.

Di bagian lain, kasus lainnya, seorang bocah perempuan berinisial NKDP berusia 4 tahun, asal Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati juga dinyatakan Covid-19.

Wisnu Wijaya membeberkan kronologis bocah tersebut. Pada 6 Juni, jatuh saat bermain dengan kakaknya. Anak itu mengalami fraktur menus sinitra bagian siku kiri, kemudian dibawa ke tukang urut.

Selanjutnya, pada 7 Juni yang bersangkutan dirongen di RS Aricanti. “Saran dokter untuk dilakukan operasi, karena yang bersangkutan belum terdaftar dalam BPJS, pihak keluarga meminta tempo untuk mengurusnya,” ungkapnya.

Dilanjutkan pada 8 Juni, yang bersangkutan kembali ke RS Aricanti ke Poli Otopedi. Namun karena kondisi fraktur tidak memungkinkan ditangani di RS Aricanti, maka dirujuk ke poli otopedi RSUP Sanglah Denpasar.

“Selanjutnya dikonsultasikan ke anastesi dan dipasang GIF sederhana, karena pasien datang 10.00, sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur, red) RSUP Sanglah yang bersangkutan tidak bisa langsung MRS sehingga dibawa pulang ke rumahnya,” jelasnya.

Kemudian, pada 9 Juni yang bersangkutan kembali ke RSUP Sanglah untuk selanjutnya menjalani rawat inap.

Pada 10 Juni sesuai prosedur, dilakukan swab dengan hasil negatif. Selanjutnya dokter anastesi mengundur jadwal operasi menjadi 16 Juni karenakan yang bersangkutan ada keluhan mengeluarkan cairan pada telinga kiri.

Kemudian dokter ortopedi mewajibkan untuk dilakukan swab terbaru (H-2). 13 Juni menjalani swab ulang, dan 14 Juni keluar hasil Positif SARS-COV 2.

“15 Juni, tepatnya pukul 03.00, yang bersangkutan masuk ruangan isolasi RSUP Sanglah,” tegasnya.

Langkah yang telah dilakukan, petugas Puskesmas Sukawati I dan Kabupaten melaksanakan tracking terhadap kontak erat dan rapid test dan swab pada keluarga terdekat. Hasilnya, 16 keluarga bocah itu non reaktif rapid test. 

GIANYAR – Kasus positif Coronavirus Disease (Covid-19) di Kabupaten Gianyar terus bertambah.

Berdasar data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Gianyar, ada dua pasien positif Corona.

Di antaranya tenaga kesehatan RSU Dharma Yadnya Denpasar yang diketahui warga Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar. Pasien lainnya, seorang bocah 4 tahun asal Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati. 

Menurut Ketua Harian GTPP Covid-19 Gianyar, Made Wisnu Wijaya, kronologis tenaga kesehatan berinisial LDY, perempuan 22 tahun itu merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG) dari kasus konfirmasi Covid-19 sebelumnya yang satu ruangan.

“26 Mei yang bersangkutan rapid test dengan hasil non reaktif. 9 Juni rapid test kedua dengan hasil reaktif. Saat itu juga dirujuk ke RS PTN (Unud),” ujar Wisnu Wijaya.

Selanjutnya, pada 10 Juni di swab test, dan 13 Juni keluar hasil PCR mengarah positif. “Yang bersangkutan saat ini sudah diisolasi di RS PTN Udayana Jimbaran,” jelasnya.

Gugus Tugas Gianyar langsung mengambil langkah. Pertama, memastikan bahwa yang bersangkutan memang benar terkonfirmasi sebagai kasus positif.

“Karena banyak beredar berita kesimpang siuran tentang kondisi yang bersangkutan,” jelasnya. Penelusuran juga dilakukan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali bahwa RS PTN belum melaporkan kasus itu.

“Dinkes Gianyar lalu menelusuri dan mewawancarai yang bersangkutan tentang kebenaran informasi ini, karena kami tidak ingin ada kesalahan dalam merilis kasus yang akan berdampak kisruh di masyarakat,” ungkapnya.

Selanjutnya, pada 14 Juni pukul 22.15 yang bersanngkutan menginformasikan bahwa hasil lab-nya sudah didapatkan. “Dan memang benar terkonfirmasi sebagai kasus Covid-19,” tegasnya.

Kemudian, tim Surveillance Kabupaten dan Puskesmas Gianyar I, bersama Camat Gianyar, Perbekel dan Prajuru Desa Tulikup melakukan tracking pada kontak erat kasus.

“Dengan jumlah yang dirapid 35 orang hasil non reaktif. Dan 4 orang menunggu jadwal swab,” imbuhnya.

Di bagian lain, kasus lainnya, seorang bocah perempuan berinisial NKDP berusia 4 tahun, asal Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati juga dinyatakan Covid-19.

Wisnu Wijaya membeberkan kronologis bocah tersebut. Pada 6 Juni, jatuh saat bermain dengan kakaknya. Anak itu mengalami fraktur menus sinitra bagian siku kiri, kemudian dibawa ke tukang urut.

Selanjutnya, pada 7 Juni yang bersangkutan dirongen di RS Aricanti. “Saran dokter untuk dilakukan operasi, karena yang bersangkutan belum terdaftar dalam BPJS, pihak keluarga meminta tempo untuk mengurusnya,” ungkapnya.

Dilanjutkan pada 8 Juni, yang bersangkutan kembali ke RS Aricanti ke Poli Otopedi. Namun karena kondisi fraktur tidak memungkinkan ditangani di RS Aricanti, maka dirujuk ke poli otopedi RSUP Sanglah Denpasar.

“Selanjutnya dikonsultasikan ke anastesi dan dipasang GIF sederhana, karena pasien datang 10.00, sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur, red) RSUP Sanglah yang bersangkutan tidak bisa langsung MRS sehingga dibawa pulang ke rumahnya,” jelasnya.

Kemudian, pada 9 Juni yang bersangkutan kembali ke RSUP Sanglah untuk selanjutnya menjalani rawat inap.

Pada 10 Juni sesuai prosedur, dilakukan swab dengan hasil negatif. Selanjutnya dokter anastesi mengundur jadwal operasi menjadi 16 Juni karenakan yang bersangkutan ada keluhan mengeluarkan cairan pada telinga kiri.

Kemudian dokter ortopedi mewajibkan untuk dilakukan swab terbaru (H-2). 13 Juni menjalani swab ulang, dan 14 Juni keluar hasil Positif SARS-COV 2.

“15 Juni, tepatnya pukul 03.00, yang bersangkutan masuk ruangan isolasi RSUP Sanglah,” tegasnya.

Langkah yang telah dilakukan, petugas Puskesmas Sukawati I dan Kabupaten melaksanakan tracking terhadap kontak erat dan rapid test dan swab pada keluarga terdekat. Hasilnya, 16 keluarga bocah itu non reaktif rapid test. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/