25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:49 AM WIB

Restorasi Rumah Ibunda Bung Karno Terkendala Pandemi Covid-19

SINGARAJA – Rencana restorasi rumah ibunda Bung Karno, Nyoman Rai Srimben di Lingkungan Bale Agung, nyaris terealisasi.

Sayangnya rencana restorasi yang semestinya teralisasi tahun ini, terpaksa ditunda. Masa pandemi memaksa proyek-proyek fisik, termasuk proyek di Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Bali, ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Kepala BPCB Bali Ni Komang Aniek Purniti mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah kegiatan di rumah ibunda Bung Karno.

Di antaranya inventarisasi bangunan hingga studi pra pemugaran terhadap bangunan tersebut.

“Kami sudah lakukan studi teknis dan kami sudah merancang itu. Kami (sebenarnya) ingin melangkah ke pemugaran. Tetapi terkait pandemi,

beberapa program kami ditunda bahkan dibatalkan. Karena tidak mungkin melakukan kegiatan fisik,” kata Aniek.

Menurutnya dari hasil studi, bangunan bale gede yang ada di Lingkungan Bale Agung, memiliki nilai historis yang sangat tinggi. Rumah tersebut merupakan peninggalan dari Nyoman Pasek, ayah dari Ni Nyoman Rai Srimben.

“Rumah tersebut memiliki nilai penting bagi sejarah dan arkeologi. Kami juga meyakini rumah itu mewakili gaya arsitektur lokal. Mudah-mudahan setelah pandemi ini, bisa dialihkan (untuk rekonstruksi rumah ibunda Bung Karno,” ujarnya.

Setelah rekonstruksi dilakukan, Aniek berharap agar Pemkab Buleleng segera membentuk tim ahli cagar budaya. Sehingga rumah tersebut dapat segera ditetapkan sebagai cagar budaya di Buleleng.

Dengan penetapan itu, maka pemerintah pun dapat melakukan langkah pelestarian dan perawatan terhadap bangunan tersebut.

Sementara itu ahli waris di Bale Agung, Jro Mangku Made Arsana mengatakan, pihak keluarga sudah memberikan izin pemugaran pada bangunan tersebut.

Entah itu dilakukan oleh BPCB Bali atau dilakukan oleh Pemkab Buleleng. Pihaknya sudah membahas masalah tersebut bersama keluarga, dan tidak ada masalah terkait proses tersebut.

Arsana juga menyebut masih ada beberapa barang peninggalan di dalam rumah. “Bangunan juga ada keropos sedikit. Tapi karena dulu kami tidak paham, kami plester sedikit.

Barang-barang peninggalam di dalam juga masih ada dan itu memang aslinya. Seperti almari, lampu minyak dan barang lain untuk upacara. Itu masih asli semua,” ujar Arsana. 

SINGARAJA – Rencana restorasi rumah ibunda Bung Karno, Nyoman Rai Srimben di Lingkungan Bale Agung, nyaris terealisasi.

Sayangnya rencana restorasi yang semestinya teralisasi tahun ini, terpaksa ditunda. Masa pandemi memaksa proyek-proyek fisik, termasuk proyek di Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Bali, ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Kepala BPCB Bali Ni Komang Aniek Purniti mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah kegiatan di rumah ibunda Bung Karno.

Di antaranya inventarisasi bangunan hingga studi pra pemugaran terhadap bangunan tersebut.

“Kami sudah lakukan studi teknis dan kami sudah merancang itu. Kami (sebenarnya) ingin melangkah ke pemugaran. Tetapi terkait pandemi,

beberapa program kami ditunda bahkan dibatalkan. Karena tidak mungkin melakukan kegiatan fisik,” kata Aniek.

Menurutnya dari hasil studi, bangunan bale gede yang ada di Lingkungan Bale Agung, memiliki nilai historis yang sangat tinggi. Rumah tersebut merupakan peninggalan dari Nyoman Pasek, ayah dari Ni Nyoman Rai Srimben.

“Rumah tersebut memiliki nilai penting bagi sejarah dan arkeologi. Kami juga meyakini rumah itu mewakili gaya arsitektur lokal. Mudah-mudahan setelah pandemi ini, bisa dialihkan (untuk rekonstruksi rumah ibunda Bung Karno,” ujarnya.

Setelah rekonstruksi dilakukan, Aniek berharap agar Pemkab Buleleng segera membentuk tim ahli cagar budaya. Sehingga rumah tersebut dapat segera ditetapkan sebagai cagar budaya di Buleleng.

Dengan penetapan itu, maka pemerintah pun dapat melakukan langkah pelestarian dan perawatan terhadap bangunan tersebut.

Sementara itu ahli waris di Bale Agung, Jro Mangku Made Arsana mengatakan, pihak keluarga sudah memberikan izin pemugaran pada bangunan tersebut.

Entah itu dilakukan oleh BPCB Bali atau dilakukan oleh Pemkab Buleleng. Pihaknya sudah membahas masalah tersebut bersama keluarga, dan tidak ada masalah terkait proses tersebut.

Arsana juga menyebut masih ada beberapa barang peninggalan di dalam rumah. “Bangunan juga ada keropos sedikit. Tapi karena dulu kami tidak paham, kami plester sedikit.

Barang-barang peninggalam di dalam juga masih ada dan itu memang aslinya. Seperti almari, lampu minyak dan barang lain untuk upacara. Itu masih asli semua,” ujar Arsana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/