NEGARA – Tim kesehatan yang bertugas untuk melakukan rapid test di Pelabuhan Gilimanuk ditarik ke pos tugas masing-masing.
Penarikan petugas kesehatan tersebut seiring dengan penghentian pelayanan rapid test pada awak angkutan logistik yang masuk Bali sejak Kamis lalu.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, sejak membuka pelayanan rapid test di pelabuhan Gilimanuk sudah melakukan rapid test sebanyak 41.570 orang.
Dari jumlah tersebut sebanyak 98 orang reaktif, sebagian besar awak angkutan logistik berasal dari luar Bali.
Namun, karena pelayanan rapid test gratis dihentikan, petugas kesehatan yang melayani rapid test di Pelabuhan ditarik.
Dari sebelumnya 30 orang petugas kesehatan, setiap hari hanya dua orang yang bertugas di pelabuhan. Dua orang tersebut terdiri dari satu orang tim medis dan sopir ambulans.
Tugasnya untuk mengantisipasi jika ada pelaku perjalanan yang positif, khususnya warga Bali. “Jika dari luar Bali reaktif dikembalikan ke daerah asalnya,” terangnya.
Pelayanan rapid test di Pelabuhan Gilimanuk bagi awak angkutan logistik, saat ini dilayani oleh laboratorium klinik Kimia Farma dengan tarif yang sudah ditentukan perusahaan plat merah itu.
Selain di Pelabuhan Gilimanuk, rapid test berbayar tersebut juga sudah dibuka di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Pasalnya, setiap orang termasuk awak angkutan logistik harus menyerahkan surat rapid test non-reaktif jika membeli tiket.
Untuk memastikan seluruh pelaku perjalanan dari luar Bali melalui pelabuhan Gilimanuk sudah membawa rapid test non-reaktif,
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana akan berkoordinasi dengan Pelabuhan Gilimanuk dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.