33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:54 PM WIB

Harga Benih Ikan Nener Kembali Normal, Petambak Buleleng Semringah

SINGARAJA – Harga benih ikan nener di pasar ekspor anjlok terkena imbas pandemi Covid-19. Namun bulan Juni ini para pengusaha tambak ikan nener kembali semringah.

Pasalnya harga benih ikan nener perlahan mulai membaik. Mulanya harga ikan nener berkisar Rp 3-5 rupiah per/benih sejak bulan Maret sampai Mei.

Tetapi setelah dibuka penerbangan pesawat untuk keluar negeri, harga benih ikan nener untuk tujuan ekspor kembali menggeliat.

Ketua Perhimpunan Pembudidaya Petani Pantai Laut Buleleng Nyoman Suitra mengaku, harga ikan nener merangkak mengalami kenaikan sejak bulan Juni ini.

“Nener yang sebelum mencapai harga terendah Rp 3-5 rupiah, kemudian naik perlahan menjadi Rp 15 rupiah per/benih.

Bahkan, seminggu yang lalu harga nener mencapai Rp 25 rupiah,” ucap Nyoman Suitra, pengusaha yang malang melintang sebagai petambak ikan di Desa Penyabangan, Gerokgak.

Dia melanjutkan penyebab harga nener naik, karena faktor permintaan ekspor keluar negeri yang meningkat dari para pengusaha petambak nener diluar negeri.

Selain itu beberapa negara tujuan ekspor sudah ada pelonggaran aktivitas bagi masyarakat untuk bekerja kembali seperti biasanya.

“Tujuan ekspor benih ikan nener masih tetap ke negara Filipina dan Thailand,” terang Suitra saat dihubungi terpisah.

Dibukanya keran penerbangan dan adanya kenaikan harga benih ikan nener, membuat pengusaha tambak ikan di wilayah Gerokgak kembali beroperasi seperti sediakala.

Sebelumnya memang ada beberapa pengusaha yang menghentikan pembenihan ikan nener sejak awal pandemi mewabah.

Namun, saat ini para pengusaha tambak sudah kembali beroperasi normal dan mempekerjakan karyawan mereka.

Pengiriman benih ikan nener dari pengusaha tambak ikan di Gerokgak secara berkelompok dilakukan seminggu sekali.

Dalam sekali pengiriman ekspor bisa mencapai 15-20 juta ekor benih nener. Ini dilakukan untuk menyiasati penerbangan pesawat yang kini sepi penumpang ke luar negeri.

“Jadi, kami kirim benih ikan nener dari gabungan pengusaha-pengusaha tambak,” tandasnya. Hal senada dikatakan Hengky Putro Raharjo, pengusaha tambak ikan terbesar di Desa Patas, Gerokgak.

Dia tak menyangka harga benih ikan nener dipasar ekspor kembali normal meski beberapa negara masih menghadapi pandemi Covid-19.

Padahal, dirinya dan pengusaha tambak ikan sempat mengeluh belum dibukanya penerbangan pesawat keluar negeri. Bersyukur bulan ini normal kembali. Harga nener membaik tak terjun bebas lagi.

Naiknya harga nener bukan hanya membuat usaha tambak berjalan. Melainkan menutupi biaya operasional tambak yang sebelumnya merugi akibat dampak pandemi Covid-19 lantaran tidak dapat melakukan pengiriman di bulan Maret lalu.

“Kami berharap harga nener terus normal seperti sekarang harga dikisaran Rp 15-20 rupiah,” pungkasnya.

SINGARAJA – Harga benih ikan nener di pasar ekspor anjlok terkena imbas pandemi Covid-19. Namun bulan Juni ini para pengusaha tambak ikan nener kembali semringah.

Pasalnya harga benih ikan nener perlahan mulai membaik. Mulanya harga ikan nener berkisar Rp 3-5 rupiah per/benih sejak bulan Maret sampai Mei.

Tetapi setelah dibuka penerbangan pesawat untuk keluar negeri, harga benih ikan nener untuk tujuan ekspor kembali menggeliat.

Ketua Perhimpunan Pembudidaya Petani Pantai Laut Buleleng Nyoman Suitra mengaku, harga ikan nener merangkak mengalami kenaikan sejak bulan Juni ini.

“Nener yang sebelum mencapai harga terendah Rp 3-5 rupiah, kemudian naik perlahan menjadi Rp 15 rupiah per/benih.

Bahkan, seminggu yang lalu harga nener mencapai Rp 25 rupiah,” ucap Nyoman Suitra, pengusaha yang malang melintang sebagai petambak ikan di Desa Penyabangan, Gerokgak.

Dia melanjutkan penyebab harga nener naik, karena faktor permintaan ekspor keluar negeri yang meningkat dari para pengusaha petambak nener diluar negeri.

Selain itu beberapa negara tujuan ekspor sudah ada pelonggaran aktivitas bagi masyarakat untuk bekerja kembali seperti biasanya.

“Tujuan ekspor benih ikan nener masih tetap ke negara Filipina dan Thailand,” terang Suitra saat dihubungi terpisah.

Dibukanya keran penerbangan dan adanya kenaikan harga benih ikan nener, membuat pengusaha tambak ikan di wilayah Gerokgak kembali beroperasi seperti sediakala.

Sebelumnya memang ada beberapa pengusaha yang menghentikan pembenihan ikan nener sejak awal pandemi mewabah.

Namun, saat ini para pengusaha tambak sudah kembali beroperasi normal dan mempekerjakan karyawan mereka.

Pengiriman benih ikan nener dari pengusaha tambak ikan di Gerokgak secara berkelompok dilakukan seminggu sekali.

Dalam sekali pengiriman ekspor bisa mencapai 15-20 juta ekor benih nener. Ini dilakukan untuk menyiasati penerbangan pesawat yang kini sepi penumpang ke luar negeri.

“Jadi, kami kirim benih ikan nener dari gabungan pengusaha-pengusaha tambak,” tandasnya. Hal senada dikatakan Hengky Putro Raharjo, pengusaha tambak ikan terbesar di Desa Patas, Gerokgak.

Dia tak menyangka harga benih ikan nener dipasar ekspor kembali normal meski beberapa negara masih menghadapi pandemi Covid-19.

Padahal, dirinya dan pengusaha tambak ikan sempat mengeluh belum dibukanya penerbangan pesawat keluar negeri. Bersyukur bulan ini normal kembali. Harga nener membaik tak terjun bebas lagi.

Naiknya harga nener bukan hanya membuat usaha tambak berjalan. Melainkan menutupi biaya operasional tambak yang sebelumnya merugi akibat dampak pandemi Covid-19 lantaran tidak dapat melakukan pengiriman di bulan Maret lalu.

“Kami berharap harga nener terus normal seperti sekarang harga dikisaran Rp 15-20 rupiah,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/