33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:32 PM WIB

Berperilaku Aneh, Anjing Diduga Rabies Gigit 9 Orang Mendoyo Jembrana

NEGARA – Di tengah Pandemi Covid-19, rabies juga mengancam. Sebanyak sembilan orang warga Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, digigit anjing positif rabies.

Sembilan orang korban sudah mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) dan anjing dari sekitar lokasi gigitan sudah divaksin dan eliminasi selektif.

Menurut informasi, anjing yang menggigit warga tersebut merupakan peliharaan warga. Korban gigitan anjing teridentifikasi sembilan orang yang digigit.

Sembilan korban gigitan anjing rabies tujuh orang masih satu keluarga pemilik anjing dan dua orang tetangga pemilik anjing.

Kasus gigitan anjing tersebut terjadi dari 15-17 Juni lalu.  Anjing positif rabies tersebut diduga tertular anjing liar, karena sebelumnya sempat berkelahi dengan anjing liar yang ada di sekitar rumah.

Seminggu setelah itu, anjing peliharaan tersebut menunjukkan perilaku aneh dan menggigit siapa saja yang mendekatinya secara membabi buta di bagian kaki dan tangan.

“Anjingnya masih kecil jadi diajak main. Anaknya umur 10 bulan juga digigit di bagian tangan. sudah dapat penanganan semua,” ujar Putu Agus Eka Putra, pemilik anjing yang juga digigit anjing piaraannya.

Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad Gusti Putu Ediana mengatakan, pemerintah desa sudah berkoordinasi dengan desa adat untuk memperkuat lagi perarem tentang memelihara hewan bagi warga desa.

Pasalnya, dalam lima bulan terakhir kasus gigitan anjing rabies di Desa Mendoyo Dauh Tukad sudah dua kali terjadi, sehingga menjadi salah satu zona merah rabies di Jembrana.

Kepala Bidang Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Widarsa mengatakan, informasi kasus gigitan anjing rabies tersebut diterima pada 17 Juni lalu.

Anjing berumur 3 bulan tersebut setelah menggigit tersebut akhirnya dieliminasi untuk diambil sampel, hasil pemeriksaan laboratorium positif rabies.

“Korban gigitan sudah mendapatkan VAR,” terangnya. Setelah mendapat kepastian hasil laboratorium tersebut, sudah dilakukan eliminasi selektif anjing yang ada sekitar lokasi dan sempat kontak dengan anjing positif rabies.

Dari total enam ekor anjing yang dieliminasi selektif, dua ekor anjing dijadikan sampel pemeriksaan ke laboratorium.

Widarsa menambahkan, selama tahun 2020 ini sudah ada empat kasus gigitan anjing rabies. Dua kasus terjadi di Desa Mendoyo Dauh Tukad, sehingga menjadi salah satu desa zona merah yang menjadi sasaran vaksinasi massal.

“Mulai hari ini (kemarin), hingga akhir bulan ini, semua banjar akan kami lakukan vaksinasi massal,” ungkapnya.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jembrana untuk melakukan penyisiran warga yang digigit anjing tersebut.

“Korban gigitan sudah mendapatkan VAR, selanjutnya akan dilakukan VAR lengkap sehingga korban aman,” tandasnya.

NEGARA – Di tengah Pandemi Covid-19, rabies juga mengancam. Sebanyak sembilan orang warga Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, digigit anjing positif rabies.

Sembilan orang korban sudah mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) dan anjing dari sekitar lokasi gigitan sudah divaksin dan eliminasi selektif.

Menurut informasi, anjing yang menggigit warga tersebut merupakan peliharaan warga. Korban gigitan anjing teridentifikasi sembilan orang yang digigit.

Sembilan korban gigitan anjing rabies tujuh orang masih satu keluarga pemilik anjing dan dua orang tetangga pemilik anjing.

Kasus gigitan anjing tersebut terjadi dari 15-17 Juni lalu.  Anjing positif rabies tersebut diduga tertular anjing liar, karena sebelumnya sempat berkelahi dengan anjing liar yang ada di sekitar rumah.

Seminggu setelah itu, anjing peliharaan tersebut menunjukkan perilaku aneh dan menggigit siapa saja yang mendekatinya secara membabi buta di bagian kaki dan tangan.

“Anjingnya masih kecil jadi diajak main. Anaknya umur 10 bulan juga digigit di bagian tangan. sudah dapat penanganan semua,” ujar Putu Agus Eka Putra, pemilik anjing yang juga digigit anjing piaraannya.

Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad Gusti Putu Ediana mengatakan, pemerintah desa sudah berkoordinasi dengan desa adat untuk memperkuat lagi perarem tentang memelihara hewan bagi warga desa.

Pasalnya, dalam lima bulan terakhir kasus gigitan anjing rabies di Desa Mendoyo Dauh Tukad sudah dua kali terjadi, sehingga menjadi salah satu zona merah rabies di Jembrana.

Kepala Bidang Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Widarsa mengatakan, informasi kasus gigitan anjing rabies tersebut diterima pada 17 Juni lalu.

Anjing berumur 3 bulan tersebut setelah menggigit tersebut akhirnya dieliminasi untuk diambil sampel, hasil pemeriksaan laboratorium positif rabies.

“Korban gigitan sudah mendapatkan VAR,” terangnya. Setelah mendapat kepastian hasil laboratorium tersebut, sudah dilakukan eliminasi selektif anjing yang ada sekitar lokasi dan sempat kontak dengan anjing positif rabies.

Dari total enam ekor anjing yang dieliminasi selektif, dua ekor anjing dijadikan sampel pemeriksaan ke laboratorium.

Widarsa menambahkan, selama tahun 2020 ini sudah ada empat kasus gigitan anjing rabies. Dua kasus terjadi di Desa Mendoyo Dauh Tukad, sehingga menjadi salah satu desa zona merah yang menjadi sasaran vaksinasi massal.

“Mulai hari ini (kemarin), hingga akhir bulan ini, semua banjar akan kami lakukan vaksinasi massal,” ungkapnya.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jembrana untuk melakukan penyisiran warga yang digigit anjing tersebut.

“Korban gigitan sudah mendapatkan VAR, selanjutnya akan dilakukan VAR lengkap sehingga korban aman,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/