DENPASAR – Direktur Reskrimum Polda Bali Kombes Dodi Rahmawan menegaskan tidak ada tempat bagi peremanisme di Bali.
Penegasan perwira menengah ini sekaligus menindaklanjuti kebijakan Kapolda Bali Irjen Reinhard Golose untuk zero premanisme dan narkoba di Bali.
Perwira asal Jember, Jawa Timur (Jatim) ini menegaskan, ia akan menindak tegas dan terukur, serta tidak ada tempat secuil pun untuk premanisme di Bali.
“Saya menindaklanjuti salah satu commader wish Kapolda adalah berantas premanisme,” terang Kombes Dodi Rahmawan.
Setiap tindakan kekerasan dan kejahatan dalam bentuk apapun, akan ditindak tegas dan terukur. Tindakan tegas dan terukur, tergantung situasi di lapangan.
“Kalau mengancam dan membahayakan petugas, akan kita tembak di tempat,” ujarnya. Menurutnya, premanisme menjadi sangat mengganggu dan sangat meresahkan kalau menggunakan politik identitas melalui sarana media sosial untuk mengkomunikasikannya.
Itu menjadi keliru karena bisa terjadi tindak kriminal. Ia berkomitmen untuk melakukan tindakan tegas kepada pelaku kejahatan kriminal apapun bentuk dan modus operandinya.
Terkait kejadian antara I Ketut Putra Ismaya Jaya dengan Franky Hercules yang viral di media sosial pekan lalu, menurutnya, kejadian seperti itu tidak perlu terjadi lagi.
Masyarakat diminta untuk tidak lagi menggiring opini atau menggoreng video yang beredar di media sosial.
“Atas laporan Ismaya tersebut, masyarakat diminta untuk menyerahkan proses tersebut kepada polisi yang punya kewenangan dan tanggung jawab atas nama undang-undang,” katanya.
Dengan adanya laporan itu, pihaknya sudah memanggil dan memeriksa Franky. Bahkan, paginya langsung mendatangi rumahnya. Barang bukti juga sudah diamankan.
“Ternyata pistol itu replika,” terang Kombes Dodi. Meski barang bukti itu adalah hanya replika, namun ia berjanji untuk menuntaskan laporan itu sesuai dengan prosedur.
Tujuannya untuk mengetahui apakah ancaman itu terpenuhi unsurnya atau tidak. Selain itu pihaknya tidak mau terburu-buru dalam mengambil tindakan.
Ternyata setelah diperiksa ancaman itu terjadi setelah sebelumnya ada percakapan. Tetapi yang terjadi di media sosial sudah lain. Bahkan, sudah masuk ke isu SARA.
“Tidak ada ormas namanya Hercules itu di Bali. Saya pesan kepada masyarakat untuk bijak dalam melihat persoalan ini,” imbuhnya.
Mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Sulawesi Tengah ini meminta masyarakat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan Bali.
Apalagi di tengah wabah virus Corona dan menjelang Pilkada, ia meminta kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga kondusifitas keamanan. “Mari, kita menjaga Bali dengan persaudaraan,” pungkasnya.