Menjadi pekerja seni di musim corona seperti sekarang ini cukup susah. Lantaran job-job manggung dibatalkan dan sepi orderan konser.
Di Buleleng ada sebuah panggung seni yang memberikan ruang bermusik bagi musisi dan anak band untuk tampil secara online.
JULIADI, Singaraja
DEMORES Rumah Musik, itulah lokasi kumpulnya para pekerja musik, pecinta seni, musisi dan anak-anak band di Buleleng.
Para musisi dan band-band di Buleleng hampir dua kali dalam seminggu tampil secara live facebook untuk menyapa penggemarnya.
Jawa Pos Radar Bali menyempatkan diri bertandang ke Demores Rumah Musik di Jalan Yeh Mumbul No.9 Pantai Penimbangan Barat, Singaraja, Jumat (26/6).
Tampak rumah musik berlantai dua tersebut tak ada aktivitas apapun. Sementara pemilik studio musik I Gede Kurniawan Wisesa terlihat sibuk merapikan dan membersihkan alat musik-musik.
“Ditunggu sebentar ya, saya masih ada perbaikan sedikit,” ucap pria yang akrab disapa Gde Kurniawan yang sudah malang melintang sebagai musisi sekaligus pencipta lagi di Bali.
Tak banyak waktu menunggu Gde Kurniawan pun menyapa Jawa Pos Radar Bali. “Ya disini (rumah music red), para band-band tampil secara live facebook. Tampil setiap Sabtu dan Minggu,” ucapnya memulai pembicaraan.
Menurut Gde Kurniawan, bukan tanpa sebab memberikan ruang kepada teman-teman di musisi untuk tetap bermain main ditengah pandemi.
Pada intinya satu agar mereka tidak vakum, bisa terus bermain musik dan tampil. Sekaligus tetap bersemangat berkarya.
Dia melanjutkan, sejatinya ditengah pandemi Covid-19 yang paling terpuruk adalah pekerja seni dan musisi.
Karena job-job panggung dan konser mereka terdiam tak bisa tampil. Pekerja musik saat ini benar-benar vakum kosong tanpa penghasilan.
“Agar mereka tidak bosan, jenuh, tersalurkan hobi bermain musik. Sehingga saya coba kemas dengan memfasilitasi mereka tampil bermain musik namun live di media sosial,” pria yang juga sebagai pencipta lagu terbaik Akademi Fantasi Indonesia (AFI) 2004.
Tampilnya band-band Buleleng setiap seminggu dua kali sekaligus jadi ajang ngobrol perkembangan seni dan musik di Buleleng. Karena cukup lama tak bertemu ditengah penerapan physical distancing.
Diakui Gde Kurniawan, tampilnya band-band di Buleleng di rumah musik miliknya live secara facebook tentunya tanpa bayaran. Mereka secara sukarela tampil untuk menyapa penggemar dan masyarakat Buleleng.
Kendati live di facebook, antusias dan respons masyarakat Buleleng cukup positif untuk menonton. Selain itu sudah ada request untuk menampilkan meminta band-band kesayangannya.
“Saat ini band-band yang ingin tampil sudah full jadwal. Mudah-mudahan ini konsisten dan bisa berlangsung seterusnya, karena sudah memasuki episode ke-15,” ungkap pria kelahiran 2 Juni 1994 tergabung dalam band Akebuleleng.
Dia melanjutkan, meski tampil tanpa penonton, namun menjadi tantangan tersendiri bagi musisi dan anak band.
Mereka dituntut lebih banyak menyiapkan materi dan berbicara lebih banyak. Karena live facebook durasi waktu lumayan lama sekitar satu jam.
Sekaligus mereka menjadi host. Sedangkan saat manggung didepan penonton diberikan waktu lebih singkat.
“Tampilnya para band dan musisi live facebook sudah berlangsung selama dua bulan sejak bulan Mei lalu. Tanggapan dari musisi sangat positif dan mereka bersemangat
untuk tetap tetap bermain musik dan berkarya. Bahkan, ini juga sebagai ajang membuka ruang kolaborasi dan promosi band dan lagu,” pungkasnya.
Sejak adanya musisi Buleleng live facebook, di rumah musik ini selain sudah ada tercipta lagu dari Gde Kurniawan secara pribadi.
Juga sudah beberapa lagu tercipta lagu dari kalangan musisi di Buleleng. Ada sekitar 20 lagu sudah rampung tercipta. Selamat! (*)