SINGARAJA – Ada cara unik yang dilakukan warga Buleleng dalam merayakan Bulan Bung Karno. Seperti yang dilakukan pada Sabtu (27/6) malam lalu.
Sejumlah sastrawan, warga, jurnalis, serta pejabat, melakukan pesta puisi. Mereka membacakan puisi-puisi yang disadur dari buku dan pidato Bung Karno.
Istimewanya baca puisi itu dilakukan di rumah Nyoman Rai Srimben, yang juga ibunda Bung Karno. Rumah yang terletak di Lingkungan Bale Agung itu sengaja dijadikan panggung baca puisi.
Tujuannya agar semangat sang proklamator dapat diteladani. Selain itu, diharapkan ada pihak-pihak yang tergugah dengan kondisi rumah Ibunda Bung Karno. Terlebih kondisi rumah kini sudah lapuk dimakan usia.
Total ada 14 orang yang mengikuti pesta puisi itu. Mereka adalah Anggota DPRD Bali Gusti Ayu Aries Sujati, sastrawan Made Adnyana Ole, jurnalis Putu Lilik Surya Ariani,
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Buleleng Putu Gede Parma, tokoh masyarakat Made Hardika, Sekkab Buleleng Gede Suyasa,
Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna, praktisi medis dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD., Camat Kubutambahan Made Suyasa, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna,
Ketua DPD Nasdem Buleleng Made Suparjo, dramawan Putu Satria Kusuma, anggota DPR RI Ketut Kariyasa Adnyana, dan sastrawan Kadek Sonia Piscayanti.
Inisiator acara, I Ketut Wiratmaja mengatakan, acara itu sengaja digelar sebagai salah satu cara merayakan Bulan Bung Karno.
Menurut Wiratamaja, acara itu sengaja dilaksanakan dalam durasi singkat dan hanya melibatkan beberapa orang.
Mengingat pada masa pandemi, jumlah orang yang terlibat dalam kegiatan sosial turut dibatasi. Bahkan warga yang menonton pun dibatasi.
“Kami akali dengan live streaming. Peserta juga kami batasi. Tujuan kami bagaimana membangkitkan kembali seni di era pandemi ini.
Selain itu kami juga ingin menggugah para pemangku kepentingan, supaya rumah Ibunda Bung Karno ini lebih diperhatikan. Supaya tidak dibiarkan seperti ini,” tegas Wiratmaja.
Sementara itu, ahli waris rumah ibunda Bung Karno, Jro Mangku Made Arsana mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi acara pembacaan puisi itu.
Terlebih puisi-puisi yang dibacakan berasal dari buku-buku Bung Karno. Terkait kondisi rumah, Arsana mengaku pihaknya hanya bisa menunggu pemerintah.
Sebab dulu pemerintah berjanji akan melakukan rekonstruksi dan revitalisasi terhadap rumah tersebut.
“Mungkin sudah waktunya sekarang pemerintah daerah lebih mengambil peran. Sudah mulai terasa nuansa bahwa kami di Bale Agung akan mendapat perhatian,” ujar Arsana.
Sekadar diketahui, saat ini di Lingkungan Bale Agung masih terdapat sebuah bangunan kuno. Bangunan itu merupaka rumah yang sempat ditinggali Nyoman Rai Srimben, yang notabene ibunda Bung Karno.
Sebenarnya pihak keluarga sempat berencana melakukan renovasi beberapa tahun lalu, lantaran kondisi bangunan yang lapuk.
Ketika itu praktisi di bidang arkeologi, meminta agar rumah tak diperbaiki. Lantaran rumah itu memiliki nilai sejarah. Idealnya rumah itu harus direkonstruksi kembali, sehingga bisa terlihat seperti aslinya.