NEGARA – Banjar Munduk, Desa Kaliakah, menjalani karantina sejak Jumat (3/7) lalu. Seluruh warga dilarang keluar rumah selama 14 hari masa karantina.
Sedangkan warga dari banjar lain di Desa Kaliakah yang tidak dikarantina, memperketat pengawasan terhadap orang luar banjar.
Seperti yang dilakukan warga Banjar Pangkung Liplip, Desa Kaliakah yang berdampingan dengan Banjar Munduk.
Warga setempat memasang pagar penyekat di halaman rumah agar tidak semua warga bisa masuk tanpa pengawasan pemilik rumah.
Sementara itu jalan menuju Banjar Munduk sudah dijaga ketat petugas gabungan dari pecalang, linmas, TNI dan Polri.
Penjagaan jalan utama masuk banjar tersebut dijaga untuk mengantisipasi warga keluar masuk banjar yang sudah dikarantina.
Perbekel Kaliakah I Made Bagiarta mengatakan, warga banjar lain di Desa Kaliakah memang memperketat diri agar tidak ada warga luar banjar masuk desa.
Setiap rumah sudah terpasang portal untuk menjaga tamu yang datang dari luar banjar, seperti yang dilakukan banjar Pangkung Liplip tidak terima tamu dari banjar lain, terutama dari Banjar Munduk.
“Banjar lain diperketat, tapi tidak karantina banjar seperti Banjar Munduk,” ungkap I Made Bagiarta.
Menurutnya, sementara waktu hanya satu banjar yang harus dikarantina karena paparan virus meluas hingga lima orang warganya positif Covid-19.
Namun, jika nanti hasil tracking terjadi perluasan dan banjar lain terpapar, akan mengusulkan karantina banjar seperti Banjar Munduk. “Tergantung nanti perkembangan, sementara satu banjar saja karantina,” terangnya.
Pihaknya bersama satuan tugas Covid-19 desa, sudah melakukan penelusuran kontak bersama tim dari gugus tugas kabupaten.
Bantuan logistik untuk warga Banjar Munduk juga sudah diserahkan pada masing-masing kepala keluarga. “Semoga tidak ada kasus lagi di Banjar Munduk dan banjar lain,” tandasnya.