32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:22 PM WIB

Covid-19 Jadi Ancaman, Pengawas UTBK Gunakan Pakaian Hazmat

SINGARAJA – Proses Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mulai bergulir. Ribuan calon mahasiswa mulai melakukan proses seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri pilihan mereka.

Di masa pandemi ini, protokol kesehatan menjadi syarat mutlak yang diterapkan selama proses ujian. Di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) misalnya.

Proses seleksi yang dilakukan melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) telah bergulir sejak Minggu (5/7) lalu. Seleksi tulis akan berlangsung hingga Kamis (9/7) besok.

Total ada 1.527 orang yang mengikuti UTBK di Undiksha. Dari seribuan peserta itu, sebanyak 22 orang diantaranya berasal dari luar Pulau Bali.

Setiap hari, jumlah peserta yang mengikuti ujian dibatasi. Masing-masing sebanyak 320 orang per hari. Ujian pun dilaksanakan dalam dua sesi.

Yakni pukul 09.00 hingga 11.15 untuk sesi pertama, dan pukul 14.00 hingga pukul 16.15 untuk sesi kedua. Jeda waktu selama 2,5 jam lebih, digunakan panitia untuk melakukan sterilisasi ruangan.

“Bagi kami di Undiksha, prioritas utama kami adalah kesehatan dan keselamatan para peserta, termasuk panitia penyelenggara.

Makanya protokol pencegahan covid-19 benar-benar kami terapkan secara ketat,” kata Rektor Undiksha Prof. I Nyoman Jampel.

Prof Jampel mengungkapkan, pihak rektorat telah menyiapkan sejumlah ruangan untuk lokasi ujian.

Masing-masing di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Unit Pelayanan Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Total ada 10 ruangan yang digunakan. Jampel mengaku jumlah ruangan yang disiapkan cukup banyak. Sebab protokol pencegahan mewajibkan pembatasan kapasitas ruangan.

 Jadi hanya separonya saja yang digunakan untuk peserta ujian. Rata-rata ruangan diisi oleh 20-40 orang peserta.

“Penyediaan wastafel, hand sanitizer, pemeriksaan suhu, dan masker itu sudah pasti diterapkan. Untuk pengawas,

kami minta mereka mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Karena mereka akan berinteraksi langsung dengan peserta ujian,” imbuh Jampel.

Selama UTBK ini, pihak rektorat juga melakukan pembatasan aktifitas di areal kampus. Hal itu dilakukan untuk memastikan daya tampung dan daya dukung di areal rektorat.

Alhasil orang tua mengantar anaknya mengikuti tes, dilarang menunggu di areal kampus. Tak hanya itu, sejumlah staf dan dosen di Undiksha juga diminta melakukan work from home (WFH) selama masa UTBK berlangsung. 

SINGARAJA – Proses Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mulai bergulir. Ribuan calon mahasiswa mulai melakukan proses seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri pilihan mereka.

Di masa pandemi ini, protokol kesehatan menjadi syarat mutlak yang diterapkan selama proses ujian. Di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) misalnya.

Proses seleksi yang dilakukan melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) telah bergulir sejak Minggu (5/7) lalu. Seleksi tulis akan berlangsung hingga Kamis (9/7) besok.

Total ada 1.527 orang yang mengikuti UTBK di Undiksha. Dari seribuan peserta itu, sebanyak 22 orang diantaranya berasal dari luar Pulau Bali.

Setiap hari, jumlah peserta yang mengikuti ujian dibatasi. Masing-masing sebanyak 320 orang per hari. Ujian pun dilaksanakan dalam dua sesi.

Yakni pukul 09.00 hingga 11.15 untuk sesi pertama, dan pukul 14.00 hingga pukul 16.15 untuk sesi kedua. Jeda waktu selama 2,5 jam lebih, digunakan panitia untuk melakukan sterilisasi ruangan.

“Bagi kami di Undiksha, prioritas utama kami adalah kesehatan dan keselamatan para peserta, termasuk panitia penyelenggara.

Makanya protokol pencegahan covid-19 benar-benar kami terapkan secara ketat,” kata Rektor Undiksha Prof. I Nyoman Jampel.

Prof Jampel mengungkapkan, pihak rektorat telah menyiapkan sejumlah ruangan untuk lokasi ujian.

Masing-masing di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Unit Pelayanan Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Total ada 10 ruangan yang digunakan. Jampel mengaku jumlah ruangan yang disiapkan cukup banyak. Sebab protokol pencegahan mewajibkan pembatasan kapasitas ruangan.

 Jadi hanya separonya saja yang digunakan untuk peserta ujian. Rata-rata ruangan diisi oleh 20-40 orang peserta.

“Penyediaan wastafel, hand sanitizer, pemeriksaan suhu, dan masker itu sudah pasti diterapkan. Untuk pengawas,

kami minta mereka mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Karena mereka akan berinteraksi langsung dengan peserta ujian,” imbuh Jampel.

Selama UTBK ini, pihak rektorat juga melakukan pembatasan aktifitas di areal kampus. Hal itu dilakukan untuk memastikan daya tampung dan daya dukung di areal rektorat.

Alhasil orang tua mengantar anaknya mengikuti tes, dilarang menunggu di areal kampus. Tak hanya itu, sejumlah staf dan dosen di Undiksha juga diminta melakukan work from home (WFH) selama masa UTBK berlangsung. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/