25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:51 AM WIB

Sambut Bali Era Baru, Perajin Topeng di Gianyar Mulai Garap Stok

Perajin topeng, Made Candra, 43, asal Banjar Puaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, tetap berkarya saat pandemi Covid-19.

Meski penjualan topeng anjlok. Dia tetap fokus membuat topeng. Bahkan, dia yakin, saat new normal, penjualan topeng menggeliat lagi.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

KOLEKSI topeng berjejer di etalase kios topeng milik Made Candra di Desa Batuan. Ada topeng yang siap dijual.

Ada juga topeng baru tahap finishing. Perajin topeng, Made Candra, mengakui, geliat pembelian topeng selama Covid-19 lesu.

“Tapi ada saja yang beli. Satu dua topeng selama pandemi ini,” ujarnya. Dia pun tetap bersyukur dengan situasi ini.

“Memang tidak banyak, tapi daripada tidak ada,” ungkapnya. Untuk mengisi waktu selama pandemi, Candra tetap fokus membuat topeng.

Selain topeng, dia membuat perlengkapan topeng lainnya. Mulai dari rambut, gelung sampai memperbaiki beberapa bagian topeng yang proses finishing.

“Sekarang hanya buat stok saja untuk persiapan dijual. Mau new normal,” jelasnya. Dia membeberkan, untuk bahan dasar topeng, berupa kayu diperoleh dari teman sendiri.

Bahan baku diambil dari rekannya yang masih berada satu banjar. Sementara di rumahnya, dia hanya menerima setengah jadi dan dibentuk sesuai ukuran pesanan.

“Soalnya untuk mencari topeng yang digunakan menari harus mencari bentuk mukanya yang pas dengan pemesan. Mencari bentuk mukanya ini kadang-kadag sulit,” terangnya.

Candra menambahkan, di kios, tersedia beberapa bentuk topeng dan perlengkapan menari. Mulai dari topeng pragina, penasar, wijil, topeng keras, topeng tua, topeng Sidakarya, topeng munju hingga topeng penamprat.

Untuk pembuatannya pun diakuinya memerlukan keahlian khusus jika membuat bentuk sesuai pesanan, sebab topeng yang akan dipergunakan agar menyatu dengan penarinya.

“Kalau taksu biasanya langsung dari penarinya sendiri, sebab kalau sudah penarinya memiliki taksu topeng,” jeelasnya.

Dia mengaku, topeng akan hidup, apabila penari atau senimannya mampu memerankan topeng sesuai wujud tipeng.

“Apapun yang diperankan akan nampak hidup narinya. Selain itu juga harus gemar dan giat berlatih,” pungkasnya. (*)

 

Perajin topeng, Made Candra, 43, asal Banjar Puaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, tetap berkarya saat pandemi Covid-19.

Meski penjualan topeng anjlok. Dia tetap fokus membuat topeng. Bahkan, dia yakin, saat new normal, penjualan topeng menggeliat lagi.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

KOLEKSI topeng berjejer di etalase kios topeng milik Made Candra di Desa Batuan. Ada topeng yang siap dijual.

Ada juga topeng baru tahap finishing. Perajin topeng, Made Candra, mengakui, geliat pembelian topeng selama Covid-19 lesu.

“Tapi ada saja yang beli. Satu dua topeng selama pandemi ini,” ujarnya. Dia pun tetap bersyukur dengan situasi ini.

“Memang tidak banyak, tapi daripada tidak ada,” ungkapnya. Untuk mengisi waktu selama pandemi, Candra tetap fokus membuat topeng.

Selain topeng, dia membuat perlengkapan topeng lainnya. Mulai dari rambut, gelung sampai memperbaiki beberapa bagian topeng yang proses finishing.

“Sekarang hanya buat stok saja untuk persiapan dijual. Mau new normal,” jelasnya. Dia membeberkan, untuk bahan dasar topeng, berupa kayu diperoleh dari teman sendiri.

Bahan baku diambil dari rekannya yang masih berada satu banjar. Sementara di rumahnya, dia hanya menerima setengah jadi dan dibentuk sesuai ukuran pesanan.

“Soalnya untuk mencari topeng yang digunakan menari harus mencari bentuk mukanya yang pas dengan pemesan. Mencari bentuk mukanya ini kadang-kadag sulit,” terangnya.

Candra menambahkan, di kios, tersedia beberapa bentuk topeng dan perlengkapan menari. Mulai dari topeng pragina, penasar, wijil, topeng keras, topeng tua, topeng Sidakarya, topeng munju hingga topeng penamprat.

Untuk pembuatannya pun diakuinya memerlukan keahlian khusus jika membuat bentuk sesuai pesanan, sebab topeng yang akan dipergunakan agar menyatu dengan penarinya.

“Kalau taksu biasanya langsung dari penarinya sendiri, sebab kalau sudah penarinya memiliki taksu topeng,” jeelasnya.

Dia mengaku, topeng akan hidup, apabila penari atau senimannya mampu memerankan topeng sesuai wujud tipeng.

“Apapun yang diperankan akan nampak hidup narinya. Selain itu juga harus gemar dan giat berlatih,” pungkasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/