32.6 C
Jakarta
25 November 2024, 11:02 AM WIB

Muncul Wacana Tunda Liga I, Pieter: Semua Tergantung PSSI

RadarBali.com – Publik sepakbola tanah air terhenyak dengan meninggalnya penjaga gawang dan legenda hidup Persela Lamongan Choirul Huda saat bertanding melawan Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu kemarin (15/10).

Choirul Huda terkapar setelah berbenturan langsung dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues.

Sepakbola Indonesia berkabung dengan kepergian penjaga gawang yang berjuluk one man club itu karena dari awal karier di musim 1999 hingga musim ini, dia tidak pernah berganti klub.

Dia juga telah mencatatkan 503 penampilan bersama Laskar Joko Tingkir – julukan Persela Lamongan.

Untuk menghormati almarhum Choirul Huda, Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali meminta agar Liga 1 ditunda sementara waktu.

“Saran dari SOS sebagai bentuk duka nasional sekaligus penghormatan kepada Choirul Huda atas musibah sepakbola yang terjadi.

Alangkah elok bila semua pertandingan pekan ini ditunda terlebih dahulu. Ini sisi kemanusiaan yang perlu dibiasakan,” ucapnya di akun instagram miliknya.

“Apa yang ada di pikiran pemain yang bertanding, sementara mereka masih terbayang wajah rekannya. Kita jadikan hari berkabung sepakbola nasional sebagai bentuk solidaritas dan kemanusiaan,” lanjut Akmal.

Apa yang diutarakan Akmal memang ada benarnya. Tetapi apakah PSSI, PT LIB, dan klub setuju? Owner Bali United Pieter Tanuri pun angkat bicara. Menurutnya, segala keputusan ada di tangan PSSI.

“Coba tanyakan ke ibu Sekjen (Ratu Tisha Destria, Red),” ucap Pieter Tanuri. Bali United memiliki cara tersendiri untuk mengenang Huda.

Saat laga kontra tuan rumah Persiba Balikpapan di Stadion Batakan kemarin, punggawa Serdadu Tridatu mengenakan pita hitam di lengan untuk mengenang penjaga gawang kawakan berusia 38 tahun itu.

“Menurut saya bukan itu (penundaan sementara, red) solusi yang tepat. Dengan mengheningkan cipta dan mengenang beliau itu sudah menghormati.

Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi dan semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Rekan setim yang menabrak pun mungkin sekarang dalam keadaan stres dan terpukul. Ini bukanlah kejadian yang kami harapkan,” ucapnya. 

RadarBali.com – Publik sepakbola tanah air terhenyak dengan meninggalnya penjaga gawang dan legenda hidup Persela Lamongan Choirul Huda saat bertanding melawan Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu kemarin (15/10).

Choirul Huda terkapar setelah berbenturan langsung dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues.

Sepakbola Indonesia berkabung dengan kepergian penjaga gawang yang berjuluk one man club itu karena dari awal karier di musim 1999 hingga musim ini, dia tidak pernah berganti klub.

Dia juga telah mencatatkan 503 penampilan bersama Laskar Joko Tingkir – julukan Persela Lamongan.

Untuk menghormati almarhum Choirul Huda, Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali meminta agar Liga 1 ditunda sementara waktu.

“Saran dari SOS sebagai bentuk duka nasional sekaligus penghormatan kepada Choirul Huda atas musibah sepakbola yang terjadi.

Alangkah elok bila semua pertandingan pekan ini ditunda terlebih dahulu. Ini sisi kemanusiaan yang perlu dibiasakan,” ucapnya di akun instagram miliknya.

“Apa yang ada di pikiran pemain yang bertanding, sementara mereka masih terbayang wajah rekannya. Kita jadikan hari berkabung sepakbola nasional sebagai bentuk solidaritas dan kemanusiaan,” lanjut Akmal.

Apa yang diutarakan Akmal memang ada benarnya. Tetapi apakah PSSI, PT LIB, dan klub setuju? Owner Bali United Pieter Tanuri pun angkat bicara. Menurutnya, segala keputusan ada di tangan PSSI.

“Coba tanyakan ke ibu Sekjen (Ratu Tisha Destria, Red),” ucap Pieter Tanuri. Bali United memiliki cara tersendiri untuk mengenang Huda.

Saat laga kontra tuan rumah Persiba Balikpapan di Stadion Batakan kemarin, punggawa Serdadu Tridatu mengenakan pita hitam di lengan untuk mengenang penjaga gawang kawakan berusia 38 tahun itu.

“Menurut saya bukan itu (penundaan sementara, red) solusi yang tepat. Dengan mengheningkan cipta dan mengenang beliau itu sudah menghormati.

Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi dan semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Rekan setim yang menabrak pun mungkin sekarang dalam keadaan stres dan terpukul. Ini bukanlah kejadian yang kami harapkan,” ucapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/