25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:56 AM WIB

Olah TKP Cari Bukti Tambahan, Tak Ada CCTV, Jejak Tersangka Misterius

KUBUTAMBAHAN – Aparat kepolisian Polsek Kubutambahan masih berupaya membongkar kasus pencurian dengan kekerasan yang menimpa seorang janda bernama Ni Putu Sekar, 50, warga Dusun Dauh Pura, Desa Depeha, Kubutambahan, Buleleng.

Bukti-bukti baru berusaha dikumpulkan penyidik dengan melakukan olah TKP ulang kemarin. Hampir tiga jam lebih aparat Unit Reskrim dan tim Inafis Polres Buleleng memeriksa area toko sembako milik korban.

Setiap sudut ruangan tak luput dari pemeriksaan polisi. Saat olah TKP, kondisi warung milik korban masih berantakan.

Tampak pula bekas ceceran darah korban di lantai toko yang mulai mengering. Polisi juga mengambil gambar pada area toko milik korban.

Selain itu pemeriksaan oleh polisi juga dilakukan pada bangunan toko belakang korban untuk mencari barang bukti lain.

Kapolsek Kubutambahan, AKP Made Mustiada menjelaskan, jenazah korban sudah berada di ruang jenazah RSUD Buleleng dan telah dilakukan otopsi, Selasa (14/7) dini hari.

Hanya AKP Mustiada mengaku belum menerima hasil otopsi. Untuk bagian tubuh korban yang mengalami luka, yakni luka di belakang kepala korban. Apakah luka itu akibat benda tumpul atau benda tajam, masih menunggu hasil otopsi.

“Kami belum bisa memastikan masih menunggu hasil otopsi dulu,” ujar AKP Mustiada. Terkait barang-barang yang hilang, AKP Mustiada menuturkan, berdasar keterangan kakak korban, Desak Made Liarni, hanya tas gandek dan kalung beserta liontin yang kerap dipakai korban.

Sedangkan barang berharga seperti sertifikat tanah, perhiasan di kamar korban masih ada. “Jadi, kalung yang dipakai korban dan tas gandek saja yang hilang,” tegasnya.

Terkait siapa pelaku pembunuhan korban, AKP Mustiada belum bisa memastikan. Pihaknya masih perlu mengumpulkan bukti dulu sebelum menguak pelaku pembunuhan.

“Baru dua saksi yang kami periksa yakni kakak korban Desak Made Liarni dan adik korban Dewa Made Suweca,” ucapnya.

Ditegaskan AKP Mustiada, kasus yang menimpa korban bukan perampokan. Kasusnya lebih mengarah kepada aksi tindakan pencurian dengan kekerasan.

”Saya pertegas, ini bukan perampokan. Tapi kasus pencurian dengan kekerasan,” jelas AKP Mustiada.

Dia melanjutkan  pada toko milik korban tak ada kamera CCTV. Pihaknya juga sudah meminta agar masyarakat yang berjualan di desa untuk melengkapi tokonya dengan kamera pengawas CCTV.

Sehingga setiap kali ada kejahatan memudahkan aparat kepolisian dalam melacak pelaku. “Adanya aksi ini kami minta bagi masyarakat yang berjualan jangan sendirian. Minimal di toko lebih dari satu orang. Yang penting toko juga dilengkapi kamera CCTV,” tandasnya.

KUBUTAMBAHAN – Aparat kepolisian Polsek Kubutambahan masih berupaya membongkar kasus pencurian dengan kekerasan yang menimpa seorang janda bernama Ni Putu Sekar, 50, warga Dusun Dauh Pura, Desa Depeha, Kubutambahan, Buleleng.

Bukti-bukti baru berusaha dikumpulkan penyidik dengan melakukan olah TKP ulang kemarin. Hampir tiga jam lebih aparat Unit Reskrim dan tim Inafis Polres Buleleng memeriksa area toko sembako milik korban.

Setiap sudut ruangan tak luput dari pemeriksaan polisi. Saat olah TKP, kondisi warung milik korban masih berantakan.

Tampak pula bekas ceceran darah korban di lantai toko yang mulai mengering. Polisi juga mengambil gambar pada area toko milik korban.

Selain itu pemeriksaan oleh polisi juga dilakukan pada bangunan toko belakang korban untuk mencari barang bukti lain.

Kapolsek Kubutambahan, AKP Made Mustiada menjelaskan, jenazah korban sudah berada di ruang jenazah RSUD Buleleng dan telah dilakukan otopsi, Selasa (14/7) dini hari.

Hanya AKP Mustiada mengaku belum menerima hasil otopsi. Untuk bagian tubuh korban yang mengalami luka, yakni luka di belakang kepala korban. Apakah luka itu akibat benda tumpul atau benda tajam, masih menunggu hasil otopsi.

“Kami belum bisa memastikan masih menunggu hasil otopsi dulu,” ujar AKP Mustiada. Terkait barang-barang yang hilang, AKP Mustiada menuturkan, berdasar keterangan kakak korban, Desak Made Liarni, hanya tas gandek dan kalung beserta liontin yang kerap dipakai korban.

Sedangkan barang berharga seperti sertifikat tanah, perhiasan di kamar korban masih ada. “Jadi, kalung yang dipakai korban dan tas gandek saja yang hilang,” tegasnya.

Terkait siapa pelaku pembunuhan korban, AKP Mustiada belum bisa memastikan. Pihaknya masih perlu mengumpulkan bukti dulu sebelum menguak pelaku pembunuhan.

“Baru dua saksi yang kami periksa yakni kakak korban Desak Made Liarni dan adik korban Dewa Made Suweca,” ucapnya.

Ditegaskan AKP Mustiada, kasus yang menimpa korban bukan perampokan. Kasusnya lebih mengarah kepada aksi tindakan pencurian dengan kekerasan.

”Saya pertegas, ini bukan perampokan. Tapi kasus pencurian dengan kekerasan,” jelas AKP Mustiada.

Dia melanjutkan  pada toko milik korban tak ada kamera CCTV. Pihaknya juga sudah meminta agar masyarakat yang berjualan di desa untuk melengkapi tokonya dengan kamera pengawas CCTV.

Sehingga setiap kali ada kejahatan memudahkan aparat kepolisian dalam melacak pelaku. “Adanya aksi ini kami minta bagi masyarakat yang berjualan jangan sendirian. Minimal di toko lebih dari satu orang. Yang penting toko juga dilengkapi kamera CCTV,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/