29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:41 AM WIB

Jadwal Liga 1 Tak Masuk Akal, Coach Teco: Sangat Tidak Ideal

DENPASAR – Segala sesuatu yang dipaksakan, tidak akan berjalan dengan indah. Hal ini bukan hanya berlaku untuk urusan percintaan semata, tetapi juga untuk masalah di dunia sepak bola.

Kompetisi musim ini bisa dikatakan menjadi sesuatu yang dipaksakan. Bayangkan saja, disaat SARS-Cov-2 masih mengganas dibanyak daerah di Indonesia, Liga 1 dan Liga 2 2020 sudah bersiap untuk bergulir kembali.

Bukan itu saja, enam tim dari luar Pulau Jawa “dipaksa” untuk angkat kaki dari markasnya dan diwajibkan untuk memilih markas di daerah Yogyakarta dan sekitarnya agar mobilisasi lebih mudah.

Bali United sendiri sudah memilih Stadion Sultan Agung Bantul sebagai markas mereka mulai Oktober hingga akhir Februari 2021.

Masalah pelik lainnya adalah subsidi klub yang belum jelas. Apakah dibayarkan penuh atau tidak. Berbagai tuntutan dilayangkan klub kepada PT LIB.

Belum lagi jadwal yang terkesan dipaksakan. Bayangkan saja, terhitung sejak awal Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021, masing-masing klub harus menyelesaikan 31 pertandingan dalam 20 minggu.

Artinya, rata-rata ada dua pertandingan dalam sepekan yang harus dilakukan oleh masing-masing klub jika ingin Liga 1 rampung tepat waktu.

Dalam sebulan, masing-masing klub dipaksa bermain delapan kali. Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra angkat suara mengenai hal ini.

Saat dihubungi Jawa Pos Radar Bali, Coach Teco mengatakan jadwal tersebut sangat tidak ideal. “Yang ideal itu dalam satu bulan, main empat atau lima kali,” ucapnya.

 

DENPASAR – Segala sesuatu yang dipaksakan, tidak akan berjalan dengan indah. Hal ini bukan hanya berlaku untuk urusan percintaan semata, tetapi juga untuk masalah di dunia sepak bola.

Kompetisi musim ini bisa dikatakan menjadi sesuatu yang dipaksakan. Bayangkan saja, disaat SARS-Cov-2 masih mengganas dibanyak daerah di Indonesia, Liga 1 dan Liga 2 2020 sudah bersiap untuk bergulir kembali.

Bukan itu saja, enam tim dari luar Pulau Jawa “dipaksa” untuk angkat kaki dari markasnya dan diwajibkan untuk memilih markas di daerah Yogyakarta dan sekitarnya agar mobilisasi lebih mudah.

Bali United sendiri sudah memilih Stadion Sultan Agung Bantul sebagai markas mereka mulai Oktober hingga akhir Februari 2021.

Masalah pelik lainnya adalah subsidi klub yang belum jelas. Apakah dibayarkan penuh atau tidak. Berbagai tuntutan dilayangkan klub kepada PT LIB.

Belum lagi jadwal yang terkesan dipaksakan. Bayangkan saja, terhitung sejak awal Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021, masing-masing klub harus menyelesaikan 31 pertandingan dalam 20 minggu.

Artinya, rata-rata ada dua pertandingan dalam sepekan yang harus dilakukan oleh masing-masing klub jika ingin Liga 1 rampung tepat waktu.

Dalam sebulan, masing-masing klub dipaksa bermain delapan kali. Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra angkat suara mengenai hal ini.

Saat dihubungi Jawa Pos Radar Bali, Coach Teco mengatakan jadwal tersebut sangat tidak ideal. “Yang ideal itu dalam satu bulan, main empat atau lima kali,” ucapnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/