SINGARAJA – Para pengelola destinasi wisata di Kabupaten Buleleng, diminta segera melakukan penataan destinasi.
Terlebih dalam waktu dekat ini, pemerintah akan segera memperluas akses dunia wisata. Selama ini sejumlah destinasi wisata memang telah dibuka oleh pemerintah.
Hanya saja destinasi itu masih terbatas bagi warga, ekspatriat, maupun wisatawan yang sudah berada di Bali sejak beberapa bulan terakhir.
Rencananya pada Jumat (31/7) pekan depan, objek wisata di Buleleng akan dibuka lebih luas lagi. Terutama bagi wisatawan nusantara.
Para pengelola pun diminta segera melakukan penataan, sehingga objek wisata siap menerima para wisatawan dari berbagai daerah.
Kemarin Dinas Pariwisata Buleleng mengumpulkan para pengelola objek wisata di Lovina. Total ada 40 orang yang dikumpulkan.
Para pengelola ini berasal dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), perangkat desa, serta prajuru adat yang melakukan pengelolaan destinasi wisata di wilayahnya.
Mereka diberikan pelatihan tata kelola destinasi wisata pada era new normal. Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Made Sudama Diana mengatakan, pariwisata merupakan salah satu industri yang paling terdampak pada masa pandemi ini.
Jelang dibukanya destinasi bagi wisatawan nusantara, para pengelola pun dituntut melakukan penyesuaian di masa tatanan kehidupan baru.
“Kami sengaja beri pelatihan ini. Supaya mereka siap menghadapi tatanan pengelolaan wisata di masa new normal ini.
Apalagi minggu depan rencananya kan sudah dibuka untuk wisatawan nusantara,” kata Made Sudama Diana.
Made Sudama Diana mengatakan dengan adaptasi di masa new normal ini, diharapkan kondisi perekonomian bisa kembali pulih.
Terutama industri pariwisata. Hotel-hotel juga diharapkan bisa bergeliat kembali dengan kedatangan wisatawan.
“Protokol kesehatan yang dijadikan syarat untuk beroperasi kembali, sekarang sudah dipenuhi secara bertahap.
Kami optimistis dengan pelatihan ini, destinasi kita bisa semakin berkualitas,” pungkas Sudama.