DENPASAR – Bali mulai bersiap menyambut Piala Dunia U-20 tahun depan. Selain mempersiapkan Stadion Kapten Dipta, Bali juga menyiapkan lima lapangan penunjang untuk tempat latihan.
Yang menarik, dari lima lapangan penunjang Piala Dunia U-20, ada satu lapangan yang batal dimanfaatkan untuk tempat latihan.
Lapangan Kapten Japa yang sebelumnya ditetapkan oleh Kementerian PUPR sebagai salah satu lapangan penunjang, akhirnya batal.
Sebagai gantinya, Lapangan Yoga Perkanthi, Jimbaran yang menjadi lapangan penunjang. Padahal sebelumnya tidak ada lapangan tersebut dalam list milik Kementerian PUPR.
Ketum Asprov PSSI Bali I Ketut Suardana mengatakan bahwa terpilihnya Lapangan Yoga Perkanthi tidak mengagetkan.
Sebab pada 11 Maret lalu, PSSI Bali diminta langsung oleh PSSI Pusat untuk melakukan peninjauan dan verifikasi lapangan tersebut.
“Mereka yang memutuskan, kami siap melaksanakan. Mekanisme pengerjaan sudah ada disana (Kementerian PUPR),” kata Ketut Suardana.
Sekarang yang menjadi permasalahan yang harus diselesaikan adalah kebetulan tiga lapangan penunjang yaitu Yoga Perkanthi, Samudera, dan Trisakti adalah milik desa dan bukan milik Kabupaten Badung.
Bisa saja ada sesuatu yang tidak diingin usai revitalisasi. Untuk hal ini, Asprov PSSI Bali sudah mendkati tiga pemilik lapangan yaitu Desa Adat Kuta, Legian, dan Jimbaran.
“Mereka semua sudah menandatangani surat persetujuan untuk dipakai dan direvitaliasi lapangannya. Mudah-mudahan tidak ada perubahan lagi,” ungkapnya.
“Setelah revitalisasi, kan tetap menjadi milik desa lagi. Pasti akan kembali ke desa dan jadi aset mereka. Mudah-mudahan cepat terlaksana.
Disdikpora memang menanyakan kepemilikan lapangan dan mereka memiliki wewenang untuk menanggapi masalah tersebut serta berkoordinasi terkait penggunaan aset milik desa,” tutur mantan Manajer Persegi Gianyar tersebut.