RadarBali.com – Total ada 1.153 pengungsi Gunung Agung yang ditangani RS Klungkung pasca ditetapkan berstatus awas.
Selama menangani pengungsi, RS Klungkung telah menghabiskan anggaran Rp 800 juta plus Rp 11 juta untuk uang listrik.
Masalahnya, kemana RS Klungkung mendapatkan dana talangan sebesar itu. Hal itu yang membuat Direktur RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma pusing tujuh keliling.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada kejelasan siapa yang akan membayar biaya perawatan para pengungsi Gunung Agung yang dirawat di RSUD Klungkung.
Bahkan, BNPB Pusat yang sempat mengunjungi RSUD Klungkung juga tidak memberikan kepastian siapa yang akan membayar tagihan perawatan para pasien pengungsi tersebut.
“Nah, ini yang sampai saat ini kami belum jelas karena kami hanya diperintahkan untuk merekap pasien yang dirawat dengan biaya yang timbul
berdasar tarif yang berlaku untuk pasien JKN dan disetor ke Dinas Kesehatan Provinsi, untuk nantinya disetor ke pusat,” terangnya.
Oleh karena itu pihaknya sangat berharap segera ada kejelasan terkait hal itu, sehingga pihak rumah sakit bisa melayani para pasien dengan nyaman.
Lebih lanjut, dengan tunggakan sebesar Rp 800 juta tersebut, pihaknya mengaku belum ada dampak yang berarti.
Namun, jika kondisi ini terus berlangsung, tidak menutup kemungkinan pembayaran obat bisa bermasalah yang kemudian akan mempengaruhi kelancaran distribusi obat ke RSUD Klungkung.
“Berdasar perintah Pak Bupati Klungkung, kami harus bekerja terus dan ikhlas. Dan, saya percaya Bupati Klungkung memiliki solusi untuk masalah ini,” tandasnya.