29.9 C
Jakarta
13 September 2024, 19:20 PM WIB

Bank Sampah Kaliber, Cukup Tukar Sampah Bisa ikut Les Gratis

SINGARAJA – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi masalah sampah plastik di desa. Selain mengedukasi masyarakat untuk dapat memilah sampah plastik, hal lain yang dapat dilakukan salah satunya dengan cara menabung sampah dan menukar sampah.

Edukasi dengan cara menabung sampah ini dilakukan oleh Bank Sampah Kalibukbuk Bersih (Kaliber) di tengah pandemi Covid-19. Bank sampah Kaliber berlokasi di Desa Kalibukbuk, Buleleng.

Sejak awal didirikan bank sampah ini menerima tabungan warga dalam bentuk sampah organik.

Berdirinya bank sampah ini sangat direspons baik oleh masyarakat. Mereka sangat antusias dengan keberadaan bank sampah tersebut.

Karena warga paham dan tahu sampah yang ada di sekitar rumahnya dan dibuang begitu saja ternyata memiliki nilai ekonomis.

Direktur Bank Sampah Kaliber I Ketut Budiasa menyatakan, sejak berdiri, nasabah Bank Sampah Kaliber sudah berjumlah 871 orang dari awalnya hanya 30 nasabah.

Nasabah bank sampah adalah warga di Desa Kalibukbuk yang tersebar di tiga banjar. Yakni Banjar Celuk Buluh, Banjar Banyualit, dan Banjar Kalibukbuk.

Selain pihaknya menerima sampah secara perorangan juga dari sejumlah instansi, hotel dan villa. Kemudian nasabah juga dari anak-anak sekolah. Mulai dari SD hingga SMP dan SMA.

Dengan keberadaan bank sampah kaliber, lanjutnya, cukup membantu warga di musim pandemi ini. Karena sampah yang ditabung bisa diambil dalam bentuk uang untuk menutupi kebutuhan mereka.

“Tabungan yang ditarik bervariasi. Paling banyak Rp 800 ribu. Ada juga tabungan-tabungan yang dari awal tidak pernah diambil kemudian diambil,” ucap Budiasa.

Diakui Budiasa, adanya bank sampah Kaliber cukup membantu warga yang terkena PHK perusahaan mereka tempat bekerja karena pandemi Covid-19.

Mereka yang dulunya bekerja, tetapi kemudian dirumahkan. Dari sampah-sampah yang dikumpulkan lalu ditukarkan sehingga menjadi tabungan uang mereka.

Maka sedikit tidak membantu pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dari hasil menabung bank sampah.

“Sedangkan bagi anak-anak sekolah. Selain memberikan kegiatan les pelajaran gratis dan les tari gratis. Anak-anak yang datang cukup dengan menukar sampah mereka sudah dapat menerima les pelajaran gratis,” ungkapnya.

Selain memberikan materi les gratis yang menyasar anak-anak, tujuan lainnya memberikan edukasi dan pemahaman terkait sampah dan kebersihan sejak dini.

Mulai dari memilah sampah dan peduli pada lingkungan sedini mungkin. Sayangnya kegiatan tersebut selama pandemi harus berhentikan sementara.

Biasanya sebelum Covid-19 kegiatan les gratis diberikan Sabtu atau Minggu. Begitu pula dengan warga menyetor sampahnya.

“Di tengah pandemi Covid-19 rata-rata yang terserap sampah di Bank Sampah Kaliber mencapai 1 ton setiap bulannya,” pungkasnya.

SINGARAJA – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi masalah sampah plastik di desa. Selain mengedukasi masyarakat untuk dapat memilah sampah plastik, hal lain yang dapat dilakukan salah satunya dengan cara menabung sampah dan menukar sampah.

Edukasi dengan cara menabung sampah ini dilakukan oleh Bank Sampah Kalibukbuk Bersih (Kaliber) di tengah pandemi Covid-19. Bank sampah Kaliber berlokasi di Desa Kalibukbuk, Buleleng.

Sejak awal didirikan bank sampah ini menerima tabungan warga dalam bentuk sampah organik.

Berdirinya bank sampah ini sangat direspons baik oleh masyarakat. Mereka sangat antusias dengan keberadaan bank sampah tersebut.

Karena warga paham dan tahu sampah yang ada di sekitar rumahnya dan dibuang begitu saja ternyata memiliki nilai ekonomis.

Direktur Bank Sampah Kaliber I Ketut Budiasa menyatakan, sejak berdiri, nasabah Bank Sampah Kaliber sudah berjumlah 871 orang dari awalnya hanya 30 nasabah.

Nasabah bank sampah adalah warga di Desa Kalibukbuk yang tersebar di tiga banjar. Yakni Banjar Celuk Buluh, Banjar Banyualit, dan Banjar Kalibukbuk.

Selain pihaknya menerima sampah secara perorangan juga dari sejumlah instansi, hotel dan villa. Kemudian nasabah juga dari anak-anak sekolah. Mulai dari SD hingga SMP dan SMA.

Dengan keberadaan bank sampah kaliber, lanjutnya, cukup membantu warga di musim pandemi ini. Karena sampah yang ditabung bisa diambil dalam bentuk uang untuk menutupi kebutuhan mereka.

“Tabungan yang ditarik bervariasi. Paling banyak Rp 800 ribu. Ada juga tabungan-tabungan yang dari awal tidak pernah diambil kemudian diambil,” ucap Budiasa.

Diakui Budiasa, adanya bank sampah Kaliber cukup membantu warga yang terkena PHK perusahaan mereka tempat bekerja karena pandemi Covid-19.

Mereka yang dulunya bekerja, tetapi kemudian dirumahkan. Dari sampah-sampah yang dikumpulkan lalu ditukarkan sehingga menjadi tabungan uang mereka.

Maka sedikit tidak membantu pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dari hasil menabung bank sampah.

“Sedangkan bagi anak-anak sekolah. Selain memberikan kegiatan les pelajaran gratis dan les tari gratis. Anak-anak yang datang cukup dengan menukar sampah mereka sudah dapat menerima les pelajaran gratis,” ungkapnya.

Selain memberikan materi les gratis yang menyasar anak-anak, tujuan lainnya memberikan edukasi dan pemahaman terkait sampah dan kebersihan sejak dini.

Mulai dari memilah sampah dan peduli pada lingkungan sedini mungkin. Sayangnya kegiatan tersebut selama pandemi harus berhentikan sementara.

Biasanya sebelum Covid-19 kegiatan les gratis diberikan Sabtu atau Minggu. Begitu pula dengan warga menyetor sampahnya.

“Di tengah pandemi Covid-19 rata-rata yang terserap sampah di Bank Sampah Kaliber mencapai 1 ton setiap bulannya,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/