33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:38 PM WIB

Lama Disimpan, Ogoh-Ogoh Hari Pengerupukan Akhirnya Dilombakan

SINGARAJA – Lama tersimpan di bale banjar, ogoh-ogoh yang urung diarak pada hari pengerupukan, 24 Maret lalu, akhirnya akan dilombakan.

Meski dilombakan, tak ada parade atau arak-arakan yang dilakukan pada proses penilaian.

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Dody Sukma mengatakan, pihaknya telah menerima petunjuk teknis pelaksanaan lomba ogoh-ogoh.

Lomba rencananya akan dilakukan secara bertahap di tingkat kecamatan hingga kabupaten, pada bulan September dan Oktober mendatang.

“Ini yang dilombakan itu ogoh-ogoh pada bulan Maret lalu. Tidak boleh ogoh-ogoh baru. Jadi secara teknis,

hanya dilakukan penilaian di tempat. Tidak ada pawai atau arak-arakan,” kata Dody kemarin.

Untuk memastikan tidak ada ogoh-ogoh yang baru dibuat, Dody mengatakan Disbud Buleleng tengah melakukan proses pemantauan sekaligus verifikasi.

Pemantauan akan dilakukan di masing-masing bale banjar. Ogoh-ogoh yang dibuat sekaa truna di masing-masing banjar juga akan didokumentasikan.

“Nanti kita lihat kondisi yang ada di bale banjar. Kan tidak mungkin buat ogoh-ogoh seminggu langsung jadi. Kami mulai verifikasi dari hari ini sampai minggu depan.

Jadi kami dokumentasikan satu persatu, untuk memastikan bukan ogoh-ogoh baru yang diikutkan lomba,” jelasnya lagi.

Rencananya lomba ogoh-ogoh itu akan diikuti oleh seluruh desa adat. Tiap desa adat hanya diizinkan menyertakan sebuah ogoh-ogoh sebagai peserta.

Proses penilaian akan melibatkan seniman rupa atau kriya, perwakilan majelis desa adat, serta perwakilan pemerintah.

SINGARAJA – Lama tersimpan di bale banjar, ogoh-ogoh yang urung diarak pada hari pengerupukan, 24 Maret lalu, akhirnya akan dilombakan.

Meski dilombakan, tak ada parade atau arak-arakan yang dilakukan pada proses penilaian.

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Dody Sukma mengatakan, pihaknya telah menerima petunjuk teknis pelaksanaan lomba ogoh-ogoh.

Lomba rencananya akan dilakukan secara bertahap di tingkat kecamatan hingga kabupaten, pada bulan September dan Oktober mendatang.

“Ini yang dilombakan itu ogoh-ogoh pada bulan Maret lalu. Tidak boleh ogoh-ogoh baru. Jadi secara teknis,

hanya dilakukan penilaian di tempat. Tidak ada pawai atau arak-arakan,” kata Dody kemarin.

Untuk memastikan tidak ada ogoh-ogoh yang baru dibuat, Dody mengatakan Disbud Buleleng tengah melakukan proses pemantauan sekaligus verifikasi.

Pemantauan akan dilakukan di masing-masing bale banjar. Ogoh-ogoh yang dibuat sekaa truna di masing-masing banjar juga akan didokumentasikan.

“Nanti kita lihat kondisi yang ada di bale banjar. Kan tidak mungkin buat ogoh-ogoh seminggu langsung jadi. Kami mulai verifikasi dari hari ini sampai minggu depan.

Jadi kami dokumentasikan satu persatu, untuk memastikan bukan ogoh-ogoh baru yang diikutkan lomba,” jelasnya lagi.

Rencananya lomba ogoh-ogoh itu akan diikuti oleh seluruh desa adat. Tiap desa adat hanya diizinkan menyertakan sebuah ogoh-ogoh sebagai peserta.

Proses penilaian akan melibatkan seniman rupa atau kriya, perwakilan majelis desa adat, serta perwakilan pemerintah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/