25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:44 AM WIB

ODGJ Asal Tejakula Buleleng Dilaporkan Positif Covid-19

SINGARAJA – Seorang warga Buleleng yang mengalami gangguan jiwa, dinyatakan positif covid-19. Pasien ini sempat dioper ke sejumlah rumah sakit.

Belakangan pasien akhirnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli. Pasien tersebut diketahui positif covid-19, setelah dievakuasi ke RSJ Bangli.

Awalnya keluarga mengantar pasien ke RS Jiwa Bangli, karena kondisi kejiwaan yang labil. Dalam kondisi tertentu, pasien bahkan bisa mengamuk.

Sehingga keluarga memutuskan mengajak ke RS Jiwa guna mendapatkan terapi dan pengobatan.

Sebelum menjalani perawatan di RS Jiwa Bangli, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) itu sempat menjalani tes swab. Saat itu baru diketahui bahwa pasien ini ternyata positif covid-19.

Semula pasien hendak dirujuk ke RS Sanglah Denpasar. Namun karena RS Sanglah tak memiliki ruangan isolasi bagi pasien dengan status ODGJ, maka RS Sanglah urung menerimanya.

Pasien juga sempat hendak dibawa ke RS Pratama Giri Emas. Lagi-lagi pasien urung dirawat di rumah sakit itu karena alasan serupa.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, pasien asal Kecamatan Tejakula itu sudah dikoordinasikan dengan Pemprov Bali.

Hasilnya, perawatan akan dilakukan oleh Pemprov Bali. “Kami sudah koordinasikan langsung dengan Sekda Provinsi.

Karena tidak punya fasilitas perawatan untuk itu. Di Sanglah saja tidak bisa menerima, apalagi kami,” kata Suyasa.

Setelah dilakukan koordinasi, akhirnya diputuskan pasien akan dirawat di RS Jiwa Bangli. “Informasi dari Pak Sekda Bali, sudah dibuatkan ruang isolasi di RS Jiwa.

Jadi sekarang dirawat di sana, di bawah pengawasan tim medis dari provinsi. Karena ini membutuhkan treatment khusus, baik dari sisi covidnya maupun dari kondisi kejiwaannya,” imbuh Suyasa.

Bagaimana dengan penulusuran kontak erat pasien? Suyasa menegaskan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan perbekel dan keluarga.

Saat ini keluarga dan beberapa orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien, telah diminta melakukan isolasi mandiri.

“Tim surveillance sedang melakukan penelusuran kontak. Hari ini baru mulai berjalan. Tadi saya sudah ketemu dengan perbekel dan camatnya, supaya penelusuran bisa dilakukan lebih luas dan optimal,” tegasnya.

SINGARAJA – Seorang warga Buleleng yang mengalami gangguan jiwa, dinyatakan positif covid-19. Pasien ini sempat dioper ke sejumlah rumah sakit.

Belakangan pasien akhirnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli. Pasien tersebut diketahui positif covid-19, setelah dievakuasi ke RSJ Bangli.

Awalnya keluarga mengantar pasien ke RS Jiwa Bangli, karena kondisi kejiwaan yang labil. Dalam kondisi tertentu, pasien bahkan bisa mengamuk.

Sehingga keluarga memutuskan mengajak ke RS Jiwa guna mendapatkan terapi dan pengobatan.

Sebelum menjalani perawatan di RS Jiwa Bangli, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) itu sempat menjalani tes swab. Saat itu baru diketahui bahwa pasien ini ternyata positif covid-19.

Semula pasien hendak dirujuk ke RS Sanglah Denpasar. Namun karena RS Sanglah tak memiliki ruangan isolasi bagi pasien dengan status ODGJ, maka RS Sanglah urung menerimanya.

Pasien juga sempat hendak dibawa ke RS Pratama Giri Emas. Lagi-lagi pasien urung dirawat di rumah sakit itu karena alasan serupa.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, pasien asal Kecamatan Tejakula itu sudah dikoordinasikan dengan Pemprov Bali.

Hasilnya, perawatan akan dilakukan oleh Pemprov Bali. “Kami sudah koordinasikan langsung dengan Sekda Provinsi.

Karena tidak punya fasilitas perawatan untuk itu. Di Sanglah saja tidak bisa menerima, apalagi kami,” kata Suyasa.

Setelah dilakukan koordinasi, akhirnya diputuskan pasien akan dirawat di RS Jiwa Bangli. “Informasi dari Pak Sekda Bali, sudah dibuatkan ruang isolasi di RS Jiwa.

Jadi sekarang dirawat di sana, di bawah pengawasan tim medis dari provinsi. Karena ini membutuhkan treatment khusus, baik dari sisi covidnya maupun dari kondisi kejiwaannya,” imbuh Suyasa.

Bagaimana dengan penulusuran kontak erat pasien? Suyasa menegaskan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan perbekel dan keluarga.

Saat ini keluarga dan beberapa orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien, telah diminta melakukan isolasi mandiri.

“Tim surveillance sedang melakukan penelusuran kontak. Hari ini baru mulai berjalan. Tadi saya sudah ketemu dengan perbekel dan camatnya, supaya penelusuran bisa dilakukan lebih luas dan optimal,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/