29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:15 AM WIB

Objek Wisata Mulai Buka, Pergerakan Penumpang di Bandara Naik Pesat

Pandemi Covid-19 “mematikan” industri pariwisata di Bali. Hampir semua hotel, restoran, dan objek wisata di Bali tutup.

Dampaknya, manajemen merumahkan karyawan karena tidak bisa memenuhi kebutuhan operasional. Namun, berangsur kondisi pariwisata Bali menuju normal. Seperti apa?

 

 

MADE DWIJA PUTRA, Mangupura

DULU sebelum pandemi covid-19 datang, sepanjang jalan Raya Legian, Jalan Raya Pantai Kuta dan sekitarnya sangat ramai.

Tapi, di masa pandemi ini jalanan mendadak sepi, tidak ada aktivitas apa pun. Restoran, hotel, dan lainnya pada tutup. Tamu sudah tidak ada lagi yang datang berkunjung.

Namun, di era kenormalan baru ini, ada sejumlah objek wisata di Kabupaten Badung mulai memberanikan diri beroperasi.

Sebelum beroperasi, mereka harus melalui verifikasi dari Tim Verifikasi Dinas Pariwisata Badung. Sehingga, ketika mereka buka sudah menerapkan standarisasi protokol Kesehatan.

Pengelola Objek Wisata Taman Ayun Made Suandi mengakui objek wisata yang sudah tercatat di UNESCO tersebut sudah melakukan verifikasi.

Saat ini mereka juga sudah menerapkan protokol kesehatan kepada pengunjung yang masuk ke Taman Ayun.

“Verifikasi sudah dan kami juga sudah mulai buka tanggal 26 Juli 2020 lalu,” ungkap Suandi. Hanya saja kunjungan wisatawan tak seramai sebelum pandemi covid-19.

Wisatawan yang datang hanya belasan orang saja. “Kunjungan sangat sepi sekali. Per hari tamu warga negara asing (WNA) paling ada tiga orang, sisanya domestik atau lokal saja. Rata-rata per hari kunjungan hanya 16 orang saja,” ungkap Suandi.

Begitu juga Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta. Dia mengaku objek wisata di Pura Uluwatu sudah melakukan verifikasi.

Objek wisata tersebut juga sudah dibuka untuk umum dan telah menerapkan standar protokol kesehatan. “Kami sudah buka,” jelas Sumerta.

Pihaknya juga telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut tamu domestic yang resmi di buka mulai Jumat (31/7) hari ini.

Selain menerapkan protokol kesehatan, atraksi tarian Kecak juga dipersiapkan. Mulai pola tarian maupun penataan tempat wisatawan yang menonton.

“Kami sudah sangat siap. Kalau untuk kunjungan di Uluwatu ada saja, namun dominan domestik dan ada beberapa WNA yang mungkin sudah tinggal lama di Bali,” ungkap Bendesa Adat yang juga Ketua Komisi VI DPRD Badung ini.

Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra mengakui tim verifikasi terus bergerak untuk melakukan verifikasi akomodasi maupun objek wisata yang ada di Badung.

Sampai saat ini sudah ada puluhan yang lolos verifikasi dan siap dibuka. “Sekarang yang sudah lolos verifikasi sebanyak 39 termasuk

objek wisata dan akomodasi wisata seperti hotel, restoran dan lainnya. Tim terus bergerak kalau sudah ada permohonan,” jelas Badra.

Ia juga mengakui geliat kunjungan wisata belum begitu ramai. Namun, dia berharap setelah dibuka kunjungan untuk wisatawan nusantara, geliat kunjungan ke Bali berangsur ramai.

“Kalau kunjungan wisata belum ada masih sepi, semoga dibuka nanti kunjungan mulai ramai,” terang Made Badra.

Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado mengatakan,

setelah berakhirnya pembatasan penerbangan komersial rute domestik berdasar Peraturan Menteri Perhubungan No. 25 Tahun 2020 pada 7 Juni silam,

terhitung mulai tanggal 8 Juni hingga tanggal 21 Juli 2020, jumlah penumpang rute domestik yang terlayani oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai  ada sebanyak 57.116 penumpang yang terangkut melalui 1.073 pergerakan pesawat udara.

Jika dirata-rata, selama periode tersebut, dalam setiap harinya terdapat 1.298 penumpang dan 24 pergerakan pesawat rute domestik yang terlayani.

Sedangkan pada saat implementasi pembatasan penerbangan komersial rute domestik melalui Peraturan Menteri Perhubungan No. 25 Tahun 2020 yang berlaku dari tanggal 24 April hingga 7 Juni 2020,

tercatat sebanyak 375 penerbangan dan 13.038 penumpang rute domestik keluar masuk Bali melalui bandara Ngurah Rai.

Jika dirata-rata, per harinya terdapat 290 penumpang rute domestik yang terlayani melalui 8 penerbangan.

“Setelah berakhirnya Permenhub No. 25 Tahun 2020, serta dengan berlakunya SE Gugus Tugas No. 9 Tahun 2020, jumlah penumpang rute domestik yang kami layani meningkat cukup pesat,” katanya.

Bandara Ngurah Rai juga menyediakan layanan rapid test bagi calon penumpang, pengguna jasa bandar udara, serta bagi masyarakat umum.

Layanan ini berada di area terminal domestik. Penyediaan layanan ini ditujukan untuk menanggapi tingginya

permintaan dari calon penumpang serta pengguna jasa bandar udara secara umum terhadap keberadaan layanan rapid test di bandar udara.

“Layanan rapid test di bandar udara ini kami harapkan dapat memberikan kemudahan layanan. Dapat kami sampaikan juga bahwa protokol kesehatan bagi penumpang dan seluruh pengguna

jasa bandar udara senantiasa kami terapkan secara ketat, demi meminimalisir risiko penyebaran Virus Corona di bandar udara,” pungkasnya. (*)

Pandemi Covid-19 “mematikan” industri pariwisata di Bali. Hampir semua hotel, restoran, dan objek wisata di Bali tutup.

Dampaknya, manajemen merumahkan karyawan karena tidak bisa memenuhi kebutuhan operasional. Namun, berangsur kondisi pariwisata Bali menuju normal. Seperti apa?

 

 

MADE DWIJA PUTRA, Mangupura

DULU sebelum pandemi covid-19 datang, sepanjang jalan Raya Legian, Jalan Raya Pantai Kuta dan sekitarnya sangat ramai.

Tapi, di masa pandemi ini jalanan mendadak sepi, tidak ada aktivitas apa pun. Restoran, hotel, dan lainnya pada tutup. Tamu sudah tidak ada lagi yang datang berkunjung.

Namun, di era kenormalan baru ini, ada sejumlah objek wisata di Kabupaten Badung mulai memberanikan diri beroperasi.

Sebelum beroperasi, mereka harus melalui verifikasi dari Tim Verifikasi Dinas Pariwisata Badung. Sehingga, ketika mereka buka sudah menerapkan standarisasi protokol Kesehatan.

Pengelola Objek Wisata Taman Ayun Made Suandi mengakui objek wisata yang sudah tercatat di UNESCO tersebut sudah melakukan verifikasi.

Saat ini mereka juga sudah menerapkan protokol kesehatan kepada pengunjung yang masuk ke Taman Ayun.

“Verifikasi sudah dan kami juga sudah mulai buka tanggal 26 Juli 2020 lalu,” ungkap Suandi. Hanya saja kunjungan wisatawan tak seramai sebelum pandemi covid-19.

Wisatawan yang datang hanya belasan orang saja. “Kunjungan sangat sepi sekali. Per hari tamu warga negara asing (WNA) paling ada tiga orang, sisanya domestik atau lokal saja. Rata-rata per hari kunjungan hanya 16 orang saja,” ungkap Suandi.

Begitu juga Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta. Dia mengaku objek wisata di Pura Uluwatu sudah melakukan verifikasi.

Objek wisata tersebut juga sudah dibuka untuk umum dan telah menerapkan standar protokol kesehatan. “Kami sudah buka,” jelas Sumerta.

Pihaknya juga telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut tamu domestic yang resmi di buka mulai Jumat (31/7) hari ini.

Selain menerapkan protokol kesehatan, atraksi tarian Kecak juga dipersiapkan. Mulai pola tarian maupun penataan tempat wisatawan yang menonton.

“Kami sudah sangat siap. Kalau untuk kunjungan di Uluwatu ada saja, namun dominan domestik dan ada beberapa WNA yang mungkin sudah tinggal lama di Bali,” ungkap Bendesa Adat yang juga Ketua Komisi VI DPRD Badung ini.

Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra mengakui tim verifikasi terus bergerak untuk melakukan verifikasi akomodasi maupun objek wisata yang ada di Badung.

Sampai saat ini sudah ada puluhan yang lolos verifikasi dan siap dibuka. “Sekarang yang sudah lolos verifikasi sebanyak 39 termasuk

objek wisata dan akomodasi wisata seperti hotel, restoran dan lainnya. Tim terus bergerak kalau sudah ada permohonan,” jelas Badra.

Ia juga mengakui geliat kunjungan wisata belum begitu ramai. Namun, dia berharap setelah dibuka kunjungan untuk wisatawan nusantara, geliat kunjungan ke Bali berangsur ramai.

“Kalau kunjungan wisata belum ada masih sepi, semoga dibuka nanti kunjungan mulai ramai,” terang Made Badra.

Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado mengatakan,

setelah berakhirnya pembatasan penerbangan komersial rute domestik berdasar Peraturan Menteri Perhubungan No. 25 Tahun 2020 pada 7 Juni silam,

terhitung mulai tanggal 8 Juni hingga tanggal 21 Juli 2020, jumlah penumpang rute domestik yang terlayani oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai  ada sebanyak 57.116 penumpang yang terangkut melalui 1.073 pergerakan pesawat udara.

Jika dirata-rata, selama periode tersebut, dalam setiap harinya terdapat 1.298 penumpang dan 24 pergerakan pesawat rute domestik yang terlayani.

Sedangkan pada saat implementasi pembatasan penerbangan komersial rute domestik melalui Peraturan Menteri Perhubungan No. 25 Tahun 2020 yang berlaku dari tanggal 24 April hingga 7 Juni 2020,

tercatat sebanyak 375 penerbangan dan 13.038 penumpang rute domestik keluar masuk Bali melalui bandara Ngurah Rai.

Jika dirata-rata, per harinya terdapat 290 penumpang rute domestik yang terlayani melalui 8 penerbangan.

“Setelah berakhirnya Permenhub No. 25 Tahun 2020, serta dengan berlakunya SE Gugus Tugas No. 9 Tahun 2020, jumlah penumpang rute domestik yang kami layani meningkat cukup pesat,” katanya.

Bandara Ngurah Rai juga menyediakan layanan rapid test bagi calon penumpang, pengguna jasa bandar udara, serta bagi masyarakat umum.

Layanan ini berada di area terminal domestik. Penyediaan layanan ini ditujukan untuk menanggapi tingginya

permintaan dari calon penumpang serta pengguna jasa bandar udara secara umum terhadap keberadaan layanan rapid test di bandar udara.

“Layanan rapid test di bandar udara ini kami harapkan dapat memberikan kemudahan layanan. Dapat kami sampaikan juga bahwa protokol kesehatan bagi penumpang dan seluruh pengguna

jasa bandar udara senantiasa kami terapkan secara ketat, demi meminimalisir risiko penyebaran Virus Corona di bandar udara,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/