RadarBali.com – Volume sampah yang mengalami peningkatan cukup signifikan pasca membeludaknya jumlah pengungsi Gunung Agung memaksa Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung mengambil langkah taktis.
Sejak akhir bulan lalu, Pemkab Klungkung memutuskan membuang sampah ke TPA Suwung lantaran TPA Sente di Kecamatan Dawan, sudah overload.
Kelapa Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung AA Kirana menjelaskan, sebelum ada pengungsi, volume sampah yang dihasilkan hanya 14-15 truk per hari.
Tapi, setelah ada pengungsi, volumenya bertambah jadi 7 – 8 truk per hari di luar sampah yang dihasilkan di hari normal.
“Karena kondisi TPA Sente sudah overload, maka kami membuang sampah ke TPA Suwung. Ini sesuai keputusan dari pihak provinsi. Kami tidak dipungut biaya saat membuang sampah ke TPA Suwung,” jelasnya.
Meski mengalami peningkatan volume sampah 7-8 truk per hari, menurutnya, sampah yang dibuang ke TPA Sente hanya berkisar 2-5 truk saja per hari.
Dan, meski kondisi TPA Sente sudah overload, pihaknya mengaku masih melakukan pembuangan sampah ke TPA satu-satunya milik Kabupaten Klungkung itu hingga akhir tahun 2017 mendatang.
“Kalau dilihat dari kelayakan, jelas TPA Sente jelas tidak mampu menampung. Namun karena kondisi kami belum memiliki TPA baru dan ke TPA Regional Bangli kami belum mendapat izin dari provinsi, terpaksa kami terus membuang sampah ke TPA Sente,” ungkapnya.
Menurutnya, TPA Sente sebenarnya hanya diperuntukkan untuk pengolahan sampah di perkotaan. Dan untuk sampah di pedesaan, dikelola sendiri oleh masing-masing desa melalui TPST.
Sayangnya seiring dengan kemampuan desa untuk membeli truk sampah, mereka malah membuang sampahnya ke TPA Sente sehingga menambah beban TPA yang sebenarnya sudah tidak mampu menampung sampah lagi.
“Kami sudah sosialisasikan bahwa mereka boleh membuang sampah ke TPA Sente hanya sampai akhir tahun 2017 saja.
Setelah itu, mereka harus mengelola sampahnya secara mandiri dengan TPST. Saat ini sudah ada beberapa desa yang mengelola sampahnya secara mandiri,” tandasnya.