DENPASAR – Dorong peningkatan hasil pertanian masyarakat, Pupuk Kaltim kembali menggelar Demonstration Plot (Demplot) untuk komoditas padi di Desa Peladung, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (10/8).
Demplot padi dilaksanakan pada lahan seluas 0,5 hektare, bekerjasama dengan Kelompok Tani Subak Peladung, dengan masa tanam 90 hari.
Menurut Asisstant Account Executive (AAE) Pupuk Kaltim wilayah pemasaran Bali I Wayan Suarjana, selain mendorong peningkatan produktivitas hasil pertanian masyarakat setempat,
program demplot sekaligus menjadi upaya pembuktian keunggulan produk Pupuk Kaltim, khususnya pupuk non subsidi,
agar petani yang sebelumnya tergantung dengan pupuk bersubsidi bisa mengetahui perbedaan hasil dan kualitas yang dicapai saat masa panen.
Hal ini juga melihat pengalaman demplot sebelumnya, yang berhasil meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat Bali pada berbagai komoditas, melalui pola pemupukan berimbang menggunakan produk non subsidi dan hayati Pupuk Kaltim.
Demplot dilakukan dengan 2 perlakuan, yakni pola pemupukan berimbang Pupuk Kaltim dengan perbandingan pola kebiasaan petani.
“Demplot dilaksanakan agar petani di Desa Peladung bisa teredukasi tentang pola pemupukan berimbang menggunakan produk Pupuk Kaltim, karena di wilayah lain sudah merasakan manfaatnya,” kata Suarjana.
Demplot kali ini menggunakan produk Urea Daun Buah, NPK Pelangi dan produk hayati Ecofert, dengan komposisi dan dosis yang disesuaikan jenis komoditas serta luasan lahan.
Pendampingan dilakukan secara berkala, melibatkan Pemerintah Daerah Karangasem melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat.
Tahapan pendampingan dilakukan sejak awal pengolahan dan penyiapan lahan tanam, termasuk pemilihan bibit secara baik dan benar.
Setelah penanaman, pendampingan dilanjutkan dengan pola pemupukan berimbang menggunakan produk Pupuk Kaltim, serta evaluasi berkala hingga masa panen.
“Jadi selama masa demplot, petani akan mendapatkan pendampingan dari Pupuk Kaltim bersama PPL, khususnya penerapan pola pemupukan berimbang, disamping pengolahan lahan dan pemilihan bibit,” tambah Suarjana.
Dirinya berharap program ini bisa diterima petani di Desa Peladung untuk diterapkan secara berkesinambungan, mengingat pelaksanaan demplot di sejumlah wilayah Provinsi Bali
terbukti berhasil meningkatkan kapasitas produksi pertanian pada berbagai komoditas yang mencapai 30 persen untuk sekali masa panen.
Bahkan jika dikonversi, penggunaan pupuk non subsidi untuk sekali masa tanam hingga panen, jauh lebih hemat dibanding pupuk bersubsidi dengan hasil yang jauh lebih tinggi.
“Demplot sebelumnya berhasil untuk komoditas padi dan kubis, akhirnya menjadi motivasi petani Peladung untuk peningkatan hasil panen.
Semoga hasilnya sesuai dan kualitas produk Pupuk Kaltim tidak diragukan lagi oleh petani,” pungkas Wayan Suarjana. (rba)