33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:00 PM WIB

Tak Main-main, Ngaku Capek, JRX SID Ungkap Rahasia Besar ke Publik

DENPASAR – Siapa yang tidak mengenal JRX, front man Superman Is Dead (SID). Namanya kian mencuat ketika berbicara tentang teori konspirasi saat plandemi (istilah JRX, red) Covid 19 ini.

Gara-gara getol berbicara konspirasi, JRX pun digiring ke arah pidana. Tak main-main, dua laporan diterima oleh pihak kepolisian Polda Bali.

Status JRX memang masih sebagai saksi, namun apa yang disampaikan JRX atas tuduhan terhadap dirinya tak membuat ia mundur.

Program bagi-bagi nasi gratis ke masyarakat masih tetap dilakukannya. Setiap hari sejak 4 Juni 2020 lalu hingga sekarang. Lalu apakah JRX tidak lelah?

Saat ditemui Radarbali.id di Twice Bar, tempat ia membagikan nasi untuk masyarakat yang membutuhkan, JRX dalam hati yang terdalam sejatinya sudah lelah.

“Jujur sih, kalau ditanya apakah saya senang melakukan hal seperti ini (bagi-bagi nasi) dan mendapat kepuasan? Ya nggak gitu. Saya jujur, ngelakuin hal seperti ini capek.

Belum lagi diplintir oleh orang dibilang bisnis kaos, dibilang pencitraan, dibilang melanggar protokol segala macam,” ujar JRX, Senin (10/8).

“Saya capek sebenarnya. Tapi, kalau saya dan kawan-kawan tidak membuat kegiatan seperti ini, warga atau siapapun yang masih kelaparan, kriminalitas meningkat, korban jiwa jatuh, siapa yang bertanggung jawab?” sambungnya.

Namun, program bagi-bagi makanan gratis seperti ini tentu tak mudah. Butuh sokongan dana yang cukup untuk memberikan makanan kepada masyarakat yang membutuhkan. 

JRX sendiri secara tegas mengatakan, gerakan yang dilakukan muncul secara organik. JRX melihat banyak orang di Indonesia yang memiliki sikap bersebrangan dengan narasi global.

Tapi, mereka tidak punya media untuk mengekpresikan sikapnya. JRX melihat Indonesia terlalu dipaksakan untuk seragam, dalam artian tunduk terhadap WHO dan sebagainya.

Padahal, ada lapisan masyarakat yang tidak sejalan dengan hal tersebut. Di satu sisi juga, fakta di lapangan banyak masyarakat yang kelaparan.

Nah, masyarakat yang lapar ini butuhnya makan bukan imbauan. Sebab, tanpa makanan masyarakat akan mati.

Berangkat dari perspektif itu, JRX sendiri punya ide dan konsep untuk membuat kaos yang mengekspresikan sikapnya saat pandemi ini, sekaligus membantu orang-orang yang membutuhkan makanan.

“Akhirnya saya buat skemanya. Teman-teman saya saat pandemi yang menjadi pengangguran banyak kan, jadi masing-masing desain kaos ini saya serahkan ke teman-teman yang berbeda,” ujarnya.

“Jadi, saya tidak terlibat dalam produksi atau bahkan memberi modal. Saya hanya terlibat dalam memberi ide dan mandat.

Saya bantu promosikan dengan syarat sebagian dari keuntungan ini untuk pembagian makanan gratis di Twice Bar ini,” jawabnya.

Sehingga hal tersebut  terjadi secara organik dan jika ditanya pendanaan dari mana kegiatan bagi-bagi nasi gratis ini, adalah dari rakyat sendiri.

DENPASAR – Siapa yang tidak mengenal JRX, front man Superman Is Dead (SID). Namanya kian mencuat ketika berbicara tentang teori konspirasi saat plandemi (istilah JRX, red) Covid 19 ini.

Gara-gara getol berbicara konspirasi, JRX pun digiring ke arah pidana. Tak main-main, dua laporan diterima oleh pihak kepolisian Polda Bali.

Status JRX memang masih sebagai saksi, namun apa yang disampaikan JRX atas tuduhan terhadap dirinya tak membuat ia mundur.

Program bagi-bagi nasi gratis ke masyarakat masih tetap dilakukannya. Setiap hari sejak 4 Juni 2020 lalu hingga sekarang. Lalu apakah JRX tidak lelah?

Saat ditemui Radarbali.id di Twice Bar, tempat ia membagikan nasi untuk masyarakat yang membutuhkan, JRX dalam hati yang terdalam sejatinya sudah lelah.

“Jujur sih, kalau ditanya apakah saya senang melakukan hal seperti ini (bagi-bagi nasi) dan mendapat kepuasan? Ya nggak gitu. Saya jujur, ngelakuin hal seperti ini capek.

Belum lagi diplintir oleh orang dibilang bisnis kaos, dibilang pencitraan, dibilang melanggar protokol segala macam,” ujar JRX, Senin (10/8).

“Saya capek sebenarnya. Tapi, kalau saya dan kawan-kawan tidak membuat kegiatan seperti ini, warga atau siapapun yang masih kelaparan, kriminalitas meningkat, korban jiwa jatuh, siapa yang bertanggung jawab?” sambungnya.

Namun, program bagi-bagi makanan gratis seperti ini tentu tak mudah. Butuh sokongan dana yang cukup untuk memberikan makanan kepada masyarakat yang membutuhkan. 

JRX sendiri secara tegas mengatakan, gerakan yang dilakukan muncul secara organik. JRX melihat banyak orang di Indonesia yang memiliki sikap bersebrangan dengan narasi global.

Tapi, mereka tidak punya media untuk mengekpresikan sikapnya. JRX melihat Indonesia terlalu dipaksakan untuk seragam, dalam artian tunduk terhadap WHO dan sebagainya.

Padahal, ada lapisan masyarakat yang tidak sejalan dengan hal tersebut. Di satu sisi juga, fakta di lapangan banyak masyarakat yang kelaparan.

Nah, masyarakat yang lapar ini butuhnya makan bukan imbauan. Sebab, tanpa makanan masyarakat akan mati.

Berangkat dari perspektif itu, JRX sendiri punya ide dan konsep untuk membuat kaos yang mengekspresikan sikapnya saat pandemi ini, sekaligus membantu orang-orang yang membutuhkan makanan.

“Akhirnya saya buat skemanya. Teman-teman saya saat pandemi yang menjadi pengangguran banyak kan, jadi masing-masing desain kaos ini saya serahkan ke teman-teman yang berbeda,” ujarnya.

“Jadi, saya tidak terlibat dalam produksi atau bahkan memberi modal. Saya hanya terlibat dalam memberi ide dan mandat.

Saya bantu promosikan dengan syarat sebagian dari keuntungan ini untuk pembagian makanan gratis di Twice Bar ini,” jawabnya.

Sehingga hal tersebut  terjadi secara organik dan jika ditanya pendanaan dari mana kegiatan bagi-bagi nasi gratis ini, adalah dari rakyat sendiri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/