DENPASAR – Layanan instalasi farmasi di RSUD Buleleng terancam terganggu. Penyebabnya, ada 9 orang staf di instalasi farmasi yang dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.
Manajemen RSUD pun harus melakukan pengaturan ulang terhadap alur pelayanan dan prosedur kerja di rumah sakit.
Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengumpulkan jajaran manajemen di RSUD Buleleng.
Suyasa meminta agar dilakukan penataan ulang di sektor farmasi. Sehingga tak mengganggu proses pelayanan pada pasien.
Suyasa menuturkan, kemunculan klaster penularan di bagian farmasi itu bermula dari salah seorang staf setempat yang melakukan perjalanan rohani ke berbagai daerah.
Khususnya di zona oranye dan zona merah. Belakangan staf itu dinyatakan positif. Tim surveillance kemudian melakukan penelusuran lebih luas.
Sehingga ditemukan beberapa orang lainnya yang terkonfirmasi positif. “Karena mereka ini berada dalam satu ruangan kerja, jadi menyebar ke karyawan lainnya.
Saat ini tercatat ada 9 orang (yang terkonfirmasi). Ini masih tracing terus dan akan terus berkembang. Mudah-mudahan jumlah yang terkonfirmasi tidak bertambah,” ujar Suyasa.
Saat ini manajemen RSUD telah diminta melakukan pembagian tugas terhadap karyawan di bidang farmasi. Sehingga layanan farmasi di RSUD dapat berjalan dengan baik.
“Sudah diatur jam kerja dan jumlah orangnya. Ada 28 orang yang masih bisa bertugas. Ini akan dibagi ke 4 titik layanan farmasi. Biar tidak mengganggu operasional layanan obat-obatan di rumah sakit,” imbuhnya.
Disinggung soal jumlah tenaga medis terpapar covid yang terus bertambah, Suyasa tak menampiknya.
Meski jumlahnya bertambah, ia memastikan layanan di RSUD Buleleng tetap berjalan seperti biasa. “Layanan tidak terganggu. Masih bisa,” paparnya.