25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:21 AM WIB

Fasilitas Minim, Harga Ikan Anjlok, Ini Janji Menteri KP Edhy Prabowo

NEGARA – Nelayan Jembrana mengeluhkan kondisi pelabuhan perikanan nusantara dan harga ikan yang sering anjlok pada Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kemarin.

Keluhan tersebut sudah pernah disampaikan pada menteri sebelumnya yang juga datang ke Jembrana. Namun, tak kunjung terealisasi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan memang perlu dilakukan perbaikan.

Karena dalam lima tahun ini belum ada perbaikan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk segera melakukan perbaikan pelabuhan.

“Kalian saksikan sendiri masyarakat melakukan bongkar muat seperti ini tidak benar, jadi kita harus dirapikan. Harus ada pelayanan lebih baik lagi pada masyarakat,” ujarnya.

Menteri Edhy menyoroti jembatan untuk perahu nelayan yang dinilai sudah tidak layak dari segi kualitas. Sehingga, nelayan melakukan bongkar muat hasil tangkapan dengan turun ke laut untuk mengangkut ikan.

Padahal dari segi potensi, PPN Pengambengan menyediakan ikan untuk bahan baku pengalengan ikan di Jawa dan Bali.

Bahkan, PPN Pengambengan sudah bisa memproduksi ratusan ton ikan setiap hari dan sudah memenuhi kebutuhan ikan untuk produksi lokal.

“Artinya potensinya besar, tapi belum sampai pada pasar yang benar,” terangnya. Nelayan juga mengeluhkan mengenai harga ikan yang cenderung tidak stabil, bahkan harga ikan anjlok ketika hasil tangkapan ikan melimpah.

Pada saat Menteri Kelautan Perikanan dan kelautan Susi Pudjiastuti ke Jembrana, menjanjikan dua BUMN untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan agar harga stabil, namun hingga saat ini belum terealisasi.

Menurut Menteri Edhy, mengenai hasil tangkapan ikan nelayan sebagai salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia dengan produksi ikan yang banyak, pihaknya saat ini akan melakukan perbaikan saran dan prasarana hasil tangkapan.

“Saya akan menindaklanjuti dengan membangun agar pelabuhan perikanan lebih optimal, cold storage belum optimal, pasarnya kurang bersih” ujarnya.

Mengenai penyerapan hasil tangkapan nelayan, pihaknya sudah bekerjasama dengan dua BUMN untuk menyerap tangkapan nelayan.

Apabila di Jembrana belum terlaksana, maka akan menindaklanjuti. Produksi melimpah dari PPN Pengembangan permintaan dari luar Bali untuk produksi pengalengan juga besar.

“Saya sangat yakin dengan komunitas yang sudah terbangun, tinggal nanti apakah BUMN atau perusahaan-perusahaan yang diarahkan kesini (PPN Pengambengan),” ujarnya

Apabila cold storage cukup memadai, lanjutnya, harga ikan hasil tangkapan ikan stabil. Karena ketika ikan melimpah bisa disimpan di cold storage ikan tidak akan rusak dalam waktu yang lama.

Nelayan tidak lagi khawatir ikan yang melimpah rusak dan dibeli dengan harga murah. “Saya melihat cold storage masih sangat kurang,” imbuhnya. 

NEGARA – Nelayan Jembrana mengeluhkan kondisi pelabuhan perikanan nusantara dan harga ikan yang sering anjlok pada Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kemarin.

Keluhan tersebut sudah pernah disampaikan pada menteri sebelumnya yang juga datang ke Jembrana. Namun, tak kunjung terealisasi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan memang perlu dilakukan perbaikan.

Karena dalam lima tahun ini belum ada perbaikan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk segera melakukan perbaikan pelabuhan.

“Kalian saksikan sendiri masyarakat melakukan bongkar muat seperti ini tidak benar, jadi kita harus dirapikan. Harus ada pelayanan lebih baik lagi pada masyarakat,” ujarnya.

Menteri Edhy menyoroti jembatan untuk perahu nelayan yang dinilai sudah tidak layak dari segi kualitas. Sehingga, nelayan melakukan bongkar muat hasil tangkapan dengan turun ke laut untuk mengangkut ikan.

Padahal dari segi potensi, PPN Pengambengan menyediakan ikan untuk bahan baku pengalengan ikan di Jawa dan Bali.

Bahkan, PPN Pengambengan sudah bisa memproduksi ratusan ton ikan setiap hari dan sudah memenuhi kebutuhan ikan untuk produksi lokal.

“Artinya potensinya besar, tapi belum sampai pada pasar yang benar,” terangnya. Nelayan juga mengeluhkan mengenai harga ikan yang cenderung tidak stabil, bahkan harga ikan anjlok ketika hasil tangkapan ikan melimpah.

Pada saat Menteri Kelautan Perikanan dan kelautan Susi Pudjiastuti ke Jembrana, menjanjikan dua BUMN untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan agar harga stabil, namun hingga saat ini belum terealisasi.

Menurut Menteri Edhy, mengenai hasil tangkapan ikan nelayan sebagai salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia dengan produksi ikan yang banyak, pihaknya saat ini akan melakukan perbaikan saran dan prasarana hasil tangkapan.

“Saya akan menindaklanjuti dengan membangun agar pelabuhan perikanan lebih optimal, cold storage belum optimal, pasarnya kurang bersih” ujarnya.

Mengenai penyerapan hasil tangkapan nelayan, pihaknya sudah bekerjasama dengan dua BUMN untuk menyerap tangkapan nelayan.

Apabila di Jembrana belum terlaksana, maka akan menindaklanjuti. Produksi melimpah dari PPN Pengembangan permintaan dari luar Bali untuk produksi pengalengan juga besar.

“Saya sangat yakin dengan komunitas yang sudah terbangun, tinggal nanti apakah BUMN atau perusahaan-perusahaan yang diarahkan kesini (PPN Pengambengan),” ujarnya

Apabila cold storage cukup memadai, lanjutnya, harga ikan hasil tangkapan ikan stabil. Karena ketika ikan melimpah bisa disimpan di cold storage ikan tidak akan rusak dalam waktu yang lama.

Nelayan tidak lagi khawatir ikan yang melimpah rusak dan dibeli dengan harga murah. “Saya melihat cold storage masih sangat kurang,” imbuhnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/