DENPASAR – Mencoba melebarkan sayap ke cabang olahraga lain menjadi salah satu alasan mengapa Manajemen Bali United ikut merangsek ke dunia basket profesional Indonesia dengan membuat Bali United Basketball.
Targetnya, Bali United Basketball bisa masuk menjadi 12 tim kontestan Indonesia Basketball League (IBL) 2021.
Beberapa tahapan masih harus dilewati Bali United untuk bisa menjadi bagian dari IBL 2021 hingga pengumuman resmi pada 1 Oktober mendatang.
Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apa yang menjadi dasar dari manajemen Bali United untuk berkecimpung di dunia basket?
CEO Bali United Yabes Tanuri mengungkapkan jika dia sudah melihat banyaknya klub sepak bola luar negeri yang melebarkan sayap ke cabang olahraga lain.
Menurut Yabes, basket menjadi salah satu cabang olahraga yang memiliki suporter yang banyak. “Kami ingin membesarkan komunitas
kami di olahraga dan tidak hanya sepak bola. Kami ingin memberikan kebanggaan untuk Pulau Bali,” ucap bos Yabes.
“Apa yang kami lakukan sekarang termasuk dalam motto Bali United yaitu beyond football. Kami akan melakukan yang terbaik untuk
bisa masuk dalam 12 klub IBL dan salah satunya adalah merekrut pelatih dan pemain profesional,” tambah pria berusia 42 tahun tersebut.
“Bakar uang” menjadi hal lumrah dalam industri basket tanah air. Sponsor mungkin ada, tapi tidak seberapa.
Selain itu untuk mengundang penonton tidak semudah di sepak bola. Bos Yabes sudah memikirkan matang-matang mengenai hal ini. Dia mengaku sudah melakukan riset tentang industri basket di Indonesia.
“Kami tidak hanya ingin mencetak prestasi dalam lapangan sepak bola saja, tapi diluar itu kami juga ingin berprestasi.
Jadi kami ingin melebarkan sayap ke cabang olahraga lain. Kami kebetulan sudah melakukan riset tentang industri basket
di Indonesia dan menurut kami banyak potensi. Kami akan merancang strategi bisnisnya seperti yang kami lakukan dalam sepak bola,” terangnya
IBL sendiri tidak mempermasalahkan jika manajemen Bali United FC dengan Bali United Basketball menjadi satu.
Bos Yabes pun membenarkannya. “Manajemen secara bisnis akan menjadi satu. Tapi untuk teknis akan berbeda,” pungkasnya.