33.1 C
Jakarta
29 Oktober 2024, 18:46 PM WIB

Gelar Upacara di Bawah Air Terjun Hingga Kibarkan Bendera di Laut

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan Ke-75 yang jatuh pada Senin kemarin.

Bahkan, di Buleleng, perayaan HUT RI dirayakan tidak hanya di lapangan, tapi juga di bawah air terjun dan laut.

 

 

JULIADI, Gerokgak   

LELAH itu terbayar tuntas, setelah warga desa melihat keindahan Air Terjun Kara Desa Tinga-Tinga yang berada diatas ketinggian sekitar 800 meter dari atas permukaan laut.

Menempuh jarak sekitar 2 kilometer berjalan kaki dengan menyusuri sungai, tebing dan hutan untuk menuju lokasi air terjun lokasi dimana akan dilaksanakan gelar upacara bendera.

Tampak sangat antusias dari warga desa Tinga-Tinga menyambut detik-detik proklamasi kemerdekaan.

Mulai dari anak-anak, muda-mudi desa, karang taruna, komunitas, pokdarwis 707, aparat desa, linmas dan warga berdatangan ke lokasi air terjun.

Tepat sekitar pukul 10.00 pagi mereka sampai pada air terjun kara dengan tinggi sekitar 25 meter lebih setelah menempuh waktu sekitar dua jam lebih.

Umbul-umbul, spanduk, bendera merah sudah terpasang disana. Pelaksanaan upacara bendera dilakukan tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Upacara bendera digelar sekitar pukul 10.30 dengan pengibaran bendera merah putih mengambil spot air terjun.

Bahagia, haru dan khidmat dari seluruh warga yang merayakan kemerdekaan dalam suasana bangsa menghadapi pandemi Covid-19.

“Saya baru kali ini mengikuti upacara bendera dibawah air terjun dengan cara ini,” tutur Darmayasa salah seorang warga Desa Tinga-Tinga.

Sementara itu Perbekel Desa Tingatinga Komang Adi Wirawan mengaku menggagas pelaksanaan upacara bendera dibawah air terjun adalah cara untuk membagi sekaligus mempromosikan potensi alam desa Tingatinga.

Kemudian sebagai ucapan puji syukur kepada ibu pertiwi, karena selama ini warga dan petani desa menggarap lahan pertanian mereka airnya berasal dari air terjun ini.

“Jadi upacara bendera dibawah air terjun kami juga cara menumbuh rasa kecintaan warga agar tetap menjaga kawasan hutan desa.

Sehingga bukan saat ini dapat menikmati keindahan, melainkan juga dapat dinikmati dan dijaga oleh anak cucu kita nantinya,” ungkapnya.

Diakui WIrawan, warga yang datang mengikuti upacara bendera dengan cara sukarela. Ada sekitar 150 warga yang terlibat.

Warga yang datang mengaku penasaran seperti apa jalan upacara dibawah air terjun. Pihaknya berharap momentum Kemerdekaan RI hari ini.

Sebagai cikal bakal tumbuhnya wisata desa Tingatinga. Sehingga dapat mendongkrak sisi pendapatan desa dari pariwisata.

“Yang terpenting alam dan kawasan ini tetap dan dirawat warga untuk anak cucu kami kelak,” pungkasnya.

Disisi lain sepinya pariwisata di Desa Pemuteran, Gerokgak juga tidak menyurutkan dari para pecalang laut, linmas desa dan Barisan Ansor Maritim

PAC Kecamatan Gerokgak juga melakukan pengibaran bendera merah putih dibawah laut kawasan pariwisata pantai Desa Pemuteran.

Pengibaran Merah Putih dimulai sekitar pukul 09.00 pada kedalaman 15-20 meter lokasi tepat berada di kawasan konservasi terumbu karang dengan metode biorock.

Ada sekitar 5 bendera merah putih dikibarkan sekaligus pengibaran bendera banser, linmas dan pecalang. Selain itu juga dilakukan pelepasan tukik.

Ketua GP Ansor Buleleng Abdul Karim Abraham bersama dengan Ketua Pecalang Segara Desa Pemuteran Made Gunaksa mengatakan,

memilih pengibaran bendera merah putih dibawah laut Pemuteran sebagai bentuk menghormati perbedaan.

Karena selama tiga unsur yakni pecalang laut segara Pemuteran, linmas desa dan Barisan Ansor Maritim selalu bahu membahu menjaga stabilitas keamanan desa.

“Kibarkan bendera dibawah laut. Bagi kami tak hanya untuk memperingati HUT RI. Tetapi menyampaikan pesan

ke publik kawasan wisata pantai Pemuteran sudah menyambut tau dan wisatawan yang akan berwisata di Pemuteran,” ujarnya.

Ditengah Covid-19, bertepatan dengan HUT Kemerdekaan dilakukan pengibaran bendera bawah laut sejatinya untuk memperlihatkan bahwa Pemuteran selain kaya dengan potensi wisata laut.

Juga bagaimana rasa persaudaraan dan perbedaan itu ada, namun wujud toleransi dan mampu hidup berdampingan.

“Sehingga sangatlah tempat untuk saling rangkul dan bergandengan menghadapi pandemi Covid-19. Bahkan soal bantuan yang disalurkan

tak perlu memandang status atau keyakinan. Kalau terdampak tetap menjadi prioritas untuk memperoleh bantuan,” pungkasnya.(*)

 

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan Ke-75 yang jatuh pada Senin kemarin.

Bahkan, di Buleleng, perayaan HUT RI dirayakan tidak hanya di lapangan, tapi juga di bawah air terjun dan laut.

 

 

JULIADI, Gerokgak   

LELAH itu terbayar tuntas, setelah warga desa melihat keindahan Air Terjun Kara Desa Tinga-Tinga yang berada diatas ketinggian sekitar 800 meter dari atas permukaan laut.

Menempuh jarak sekitar 2 kilometer berjalan kaki dengan menyusuri sungai, tebing dan hutan untuk menuju lokasi air terjun lokasi dimana akan dilaksanakan gelar upacara bendera.

Tampak sangat antusias dari warga desa Tinga-Tinga menyambut detik-detik proklamasi kemerdekaan.

Mulai dari anak-anak, muda-mudi desa, karang taruna, komunitas, pokdarwis 707, aparat desa, linmas dan warga berdatangan ke lokasi air terjun.

Tepat sekitar pukul 10.00 pagi mereka sampai pada air terjun kara dengan tinggi sekitar 25 meter lebih setelah menempuh waktu sekitar dua jam lebih.

Umbul-umbul, spanduk, bendera merah sudah terpasang disana. Pelaksanaan upacara bendera dilakukan tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Upacara bendera digelar sekitar pukul 10.30 dengan pengibaran bendera merah putih mengambil spot air terjun.

Bahagia, haru dan khidmat dari seluruh warga yang merayakan kemerdekaan dalam suasana bangsa menghadapi pandemi Covid-19.

“Saya baru kali ini mengikuti upacara bendera dibawah air terjun dengan cara ini,” tutur Darmayasa salah seorang warga Desa Tinga-Tinga.

Sementara itu Perbekel Desa Tingatinga Komang Adi Wirawan mengaku menggagas pelaksanaan upacara bendera dibawah air terjun adalah cara untuk membagi sekaligus mempromosikan potensi alam desa Tingatinga.

Kemudian sebagai ucapan puji syukur kepada ibu pertiwi, karena selama ini warga dan petani desa menggarap lahan pertanian mereka airnya berasal dari air terjun ini.

“Jadi upacara bendera dibawah air terjun kami juga cara menumbuh rasa kecintaan warga agar tetap menjaga kawasan hutan desa.

Sehingga bukan saat ini dapat menikmati keindahan, melainkan juga dapat dinikmati dan dijaga oleh anak cucu kita nantinya,” ungkapnya.

Diakui WIrawan, warga yang datang mengikuti upacara bendera dengan cara sukarela. Ada sekitar 150 warga yang terlibat.

Warga yang datang mengaku penasaran seperti apa jalan upacara dibawah air terjun. Pihaknya berharap momentum Kemerdekaan RI hari ini.

Sebagai cikal bakal tumbuhnya wisata desa Tingatinga. Sehingga dapat mendongkrak sisi pendapatan desa dari pariwisata.

“Yang terpenting alam dan kawasan ini tetap dan dirawat warga untuk anak cucu kami kelak,” pungkasnya.

Disisi lain sepinya pariwisata di Desa Pemuteran, Gerokgak juga tidak menyurutkan dari para pecalang laut, linmas desa dan Barisan Ansor Maritim

PAC Kecamatan Gerokgak juga melakukan pengibaran bendera merah putih dibawah laut kawasan pariwisata pantai Desa Pemuteran.

Pengibaran Merah Putih dimulai sekitar pukul 09.00 pada kedalaman 15-20 meter lokasi tepat berada di kawasan konservasi terumbu karang dengan metode biorock.

Ada sekitar 5 bendera merah putih dikibarkan sekaligus pengibaran bendera banser, linmas dan pecalang. Selain itu juga dilakukan pelepasan tukik.

Ketua GP Ansor Buleleng Abdul Karim Abraham bersama dengan Ketua Pecalang Segara Desa Pemuteran Made Gunaksa mengatakan,

memilih pengibaran bendera merah putih dibawah laut Pemuteran sebagai bentuk menghormati perbedaan.

Karena selama tiga unsur yakni pecalang laut segara Pemuteran, linmas desa dan Barisan Ansor Maritim selalu bahu membahu menjaga stabilitas keamanan desa.

“Kibarkan bendera dibawah laut. Bagi kami tak hanya untuk memperingati HUT RI. Tetapi menyampaikan pesan

ke publik kawasan wisata pantai Pemuteran sudah menyambut tau dan wisatawan yang akan berwisata di Pemuteran,” ujarnya.

Ditengah Covid-19, bertepatan dengan HUT Kemerdekaan dilakukan pengibaran bendera bawah laut sejatinya untuk memperlihatkan bahwa Pemuteran selain kaya dengan potensi wisata laut.

Juga bagaimana rasa persaudaraan dan perbedaan itu ada, namun wujud toleransi dan mampu hidup berdampingan.

“Sehingga sangatlah tempat untuk saling rangkul dan bergandengan menghadapi pandemi Covid-19. Bahkan soal bantuan yang disalurkan

tak perlu memandang status atau keyakinan. Kalau terdampak tetap menjadi prioritas untuk memperoleh bantuan,” pungkasnya.(*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/