28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:23 PM WIB

Terlibat Sindikat Penipuan, Cari Korban Via Grup FB Presiden Jokowi

DENPASAR – Tiga orang warganegara asing (WNA) berkebangsaan Nigeria yang mengaku datang ke Bali

tahun 2019 lalu untuk mengikuti seleksi pemain sepakbola di salah satu klub di Indonesia ternyata bohong.

Berdasar penyelidikan aparat Imigrasi dan Tim Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, para pelaku ternyata  merupakan sindikat penipuan online.

Fakta itu terungkap setelah ketiganya digelandang dari sebuah kosan elite di Jalan Pura Demak Barat, Lingkungan Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat,

Senin (27/7) lalu sekitar pukul 13.00 ke Rumah Detensi Imigrasi Denpasar di Jalan Raya Uluwatu No.108, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung. Ketiganya diamankan dengan sejumlah barang bukti laptop dan HP.

Berdasar pemeriksaan, Henry Monday Ugwani, 29; Ugochukwu Godson Eze, 30, dan Emeka Joseph Anyakee, 38, mengaku tak lulus seleksi jadi pemain bola.

Namun, setelah didalami ternyata fiktif. Sebab tim menemukan ada kejanggalan dalam tiga unit laptop milik ketiga pria yang melanggar ijin tinggal ini.

Tim gabungan melakukan investigasi lanjutan karena adanya dugaan selain overstay, mereka terindikasi melakukan penipuan online dengan menggunakan tiga laptop.

Tim temukan modus penipuan menggunakan media sosial facebook dengan nama akun David Moore. Akun ini diketahui berprofesi sebagai tentara Amerika yang sedang bertugas di Timur Tengah.

Seperti Suriah, Irak dan dan beberapa negara lain dan mengaku berstatus duda beranak satu. “Mereka menggunakan facebook untuk mencari

korban umumnya wanita (gadis atau janda) dengan cara menjanjikan dinikahi,” beber sumber di Rudenim Denpasar.

Untuk memuluskan aksi penipuan ini, ketiga warganegara Nigeria tersebut memanfaatkan google translate untuk menyusun narasi percakapan secara bertahap mulai dari pendekatan (PDKT), perkenalan dan akhirnya jadian.

“Modusnya, korban tertipu dengan rayuan akan dikirimkan uang sebesar USD 1,5 juta (kurang lebih Rp 21 miliar),” beber sumber.

Mereka berupaya meyakinkan korban bahwa uang tersebut akan diinvestasikan untuk usaha bersama setelah menikah, karena bank–bank di Timur Tengah sedang diblokir dan nomor rekening mereka dalam pengawasan pemerintah Amerika.

“Sampai segitunya. Ini bukti percakapan mereka dan translate. Korbannya puluhan orang wanita cantik seksi dan lugu-lugu,” cetus sumber.

Setelah korban termakan rayuan, mereka meminta kiriman uang sebesar Rp 2-4 juta per orang sebagai biaya administrasi setelah uang sebesar USD 1,5 juta.

“Ya itu tadi korbannya orang Indonesia. Dan semuanya rata-rata berada di grup FB Presiden Joko Widodo. Diduga wanita yang tergabung di sana wanita tajir dan kaya,” cetusnya.

Dijelaskan sumber, bentuk narasi telah disiapkan dengan menyimpannya dalam bentuk file notepad sehingga saat akan merayu tinggal copy dan translate dalam bahasa sesuai dengan negara korban.

“Setelah menemukan kejanggalan ini, kami langsung memintai keterangan mereka lagi. Mereka pun tak berkutik dan mengaku jujur bahwa mereka mengaku TNI, dan menipu puluhan wanita Indonesia,” bebernya.

Dikonfirmasi terpisah, kepada Jawa Pos Radar Bali, Kepala Rumah Detensi Imigrasi Denpasar Onward Victor ML Toruan membenarkan terkait hasil pengembanhan yang dilakukan.

Petugas Imigrasi Denpasar beserta Tim BAIS TNI telah membongkar aksi penipuan secara online yang dilakukan ketiga pria ini.

“Kami dari Tim Rudenim, BAIS TNI dan Polda Bali sementara mendalami keterangan mereka lagi. Rencana Senin nanti akan dimintai keterangan lagi. Belum bisa dideportasi karena di negaranya masih lockdown,” paparnya.

DENPASAR – Tiga orang warganegara asing (WNA) berkebangsaan Nigeria yang mengaku datang ke Bali

tahun 2019 lalu untuk mengikuti seleksi pemain sepakbola di salah satu klub di Indonesia ternyata bohong.

Berdasar penyelidikan aparat Imigrasi dan Tim Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, para pelaku ternyata  merupakan sindikat penipuan online.

Fakta itu terungkap setelah ketiganya digelandang dari sebuah kosan elite di Jalan Pura Demak Barat, Lingkungan Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat,

Senin (27/7) lalu sekitar pukul 13.00 ke Rumah Detensi Imigrasi Denpasar di Jalan Raya Uluwatu No.108, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung. Ketiganya diamankan dengan sejumlah barang bukti laptop dan HP.

Berdasar pemeriksaan, Henry Monday Ugwani, 29; Ugochukwu Godson Eze, 30, dan Emeka Joseph Anyakee, 38, mengaku tak lulus seleksi jadi pemain bola.

Namun, setelah didalami ternyata fiktif. Sebab tim menemukan ada kejanggalan dalam tiga unit laptop milik ketiga pria yang melanggar ijin tinggal ini.

Tim gabungan melakukan investigasi lanjutan karena adanya dugaan selain overstay, mereka terindikasi melakukan penipuan online dengan menggunakan tiga laptop.

Tim temukan modus penipuan menggunakan media sosial facebook dengan nama akun David Moore. Akun ini diketahui berprofesi sebagai tentara Amerika yang sedang bertugas di Timur Tengah.

Seperti Suriah, Irak dan dan beberapa negara lain dan mengaku berstatus duda beranak satu. “Mereka menggunakan facebook untuk mencari

korban umumnya wanita (gadis atau janda) dengan cara menjanjikan dinikahi,” beber sumber di Rudenim Denpasar.

Untuk memuluskan aksi penipuan ini, ketiga warganegara Nigeria tersebut memanfaatkan google translate untuk menyusun narasi percakapan secara bertahap mulai dari pendekatan (PDKT), perkenalan dan akhirnya jadian.

“Modusnya, korban tertipu dengan rayuan akan dikirimkan uang sebesar USD 1,5 juta (kurang lebih Rp 21 miliar),” beber sumber.

Mereka berupaya meyakinkan korban bahwa uang tersebut akan diinvestasikan untuk usaha bersama setelah menikah, karena bank–bank di Timur Tengah sedang diblokir dan nomor rekening mereka dalam pengawasan pemerintah Amerika.

“Sampai segitunya. Ini bukti percakapan mereka dan translate. Korbannya puluhan orang wanita cantik seksi dan lugu-lugu,” cetus sumber.

Setelah korban termakan rayuan, mereka meminta kiriman uang sebesar Rp 2-4 juta per orang sebagai biaya administrasi setelah uang sebesar USD 1,5 juta.

“Ya itu tadi korbannya orang Indonesia. Dan semuanya rata-rata berada di grup FB Presiden Joko Widodo. Diduga wanita yang tergabung di sana wanita tajir dan kaya,” cetusnya.

Dijelaskan sumber, bentuk narasi telah disiapkan dengan menyimpannya dalam bentuk file notepad sehingga saat akan merayu tinggal copy dan translate dalam bahasa sesuai dengan negara korban.

“Setelah menemukan kejanggalan ini, kami langsung memintai keterangan mereka lagi. Mereka pun tak berkutik dan mengaku jujur bahwa mereka mengaku TNI, dan menipu puluhan wanita Indonesia,” bebernya.

Dikonfirmasi terpisah, kepada Jawa Pos Radar Bali, Kepala Rumah Detensi Imigrasi Denpasar Onward Victor ML Toruan membenarkan terkait hasil pengembanhan yang dilakukan.

Petugas Imigrasi Denpasar beserta Tim BAIS TNI telah membongkar aksi penipuan secara online yang dilakukan ketiga pria ini.

“Kami dari Tim Rudenim, BAIS TNI dan Polda Bali sementara mendalami keterangan mereka lagi. Rencana Senin nanti akan dimintai keterangan lagi. Belum bisa dideportasi karena di negaranya masih lockdown,” paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/