29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:32 AM WIB

Pemesan Datang dari Sabang Sampai Merauke, Gugah Semangat Perjuangan

Sejak pandemi Covid-19, perajin fashion lukis asal Banjar Abasan, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Ida Ayu Harmaita, 29, mengambil peluang baru.

Dia membuat masker kain motif lukis. Pada bulan Agustus, dia kembali berinovasi. Yakni membuat masker lukis bergaya kemerdekaan.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

MEMASUKI bulan Agustus, Toko Anacaraka Art di Banjar Abasan, Desa Singapadu Tengah terus berinovasi.

Usaha awalnya sebetulnya fashion art. Segala benda dilukis. Mulai kipas, kebaya hingga tenun dilukis.

Pandemi Covid membuat pengelola, Ida Ayu Harmaita alias Dayu Ita ambil bagian dalam pembuatan masker. Lantaran basic usaha di seni lukis, maka masker kain pun dilukis.

“Awalnya produksi masker polosan dulu. Tapi, karena sudah banyak, makanya kami tambahkan seni. Kebetulan pemerintah galakkan masker fashion, sehingga kami buat karya seni dan fashionable,” jelasnya.

Masker yang dibuat di awal usaha bermotif flora dan fauna. “Ada juga motif tradisi Bali. Seperti barong, tari-tarian, itu biasanya tergantung request pembeli,” terang Dayu Ita.

Memasuki new normal, pada bulan Agustus, pihaknya terus berinovasi. Kali ini menjajakan masker kain bermotif kemerdekaan. Ada yang bermotif merah putih polos. Ada juga yang bergambar sang proklamator, Sukarno.

“Produksi masker lukis bertema hari kemerdekaan di Anacaraka Art ini kami ambil tema dari lambang negara, tokoh, dan budaya yang ada di Indonesia. Ini khusus edisi merah putih kemerdeakaan,” ujarnya.

Kata dia, tujuan edisi kemerdakaan tersebut untuk mengingat kembali jasa pahlawan Indonesia yang telah berjuang merebut kemerdekaan.

Sebagai penerus bangsa, dia berharap generasi muda dapat menghormati jasa para pahlawan.

“Tujuannya  untuk mengingatkan generasi muda pahlawan Indonesia. Sebagai penerus dan generasi baru, dengan adanya masker art ini,” pintanya.

Dia berharap, kerajinan masker lukis tersebut bisa ikut mengisi kemerdekaan RI di tengah wabah Covid-19.

“Supaya masyarakat kembali semangat dan tidak terpuruk dengan kondisi saat ini. Supaya sama -sama bisa kembali bangkit,” paparnya.

Dayu Ita memaparkan, selama pembuatan masker edisi kemerdekaan itu, sudah menelorkan beberapa seri masker.

Dari seri lukis merah putih; tokoh nasional; kebudayaan Indonesia; dan ada juga bertemakan bunga-bunga.

Gaya masker dengan lukisan seni tersebut, ternyata mampu memikat pembeli. Pemasaran masker yang dibuatnya sudah sampai seluruh Indonesia.

Untuk pemasaran dari Sabang sampai Marauke. “Kalau kami pemasarannya secara online dan offline. Paling banyak pasarannya di Jakarta, Papua, dan daerah lain hampir merata,” imbuhnya.

Untuk harga yang ditawarkan beragam. “Untuk harga kami juga sediakan mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 75 ribu. Harganya tergantung motif dan kerumitan pembuatannya saja,” jelasnya.

Selama mengerjakan masker, Dayu juga melibatkan 15 pekerja. Terdiri dari seniman lukis, border penjahit dan marketing.

Produksi masker per hari, baik masker lukis dan bordir rata-rata 100 pieces. “Kebetulan dalam usaha ini saya sebagai UMKM binaan dari Bank Indonesia,” pungkasnya. (*)

Sejak pandemi Covid-19, perajin fashion lukis asal Banjar Abasan, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Ida Ayu Harmaita, 29, mengambil peluang baru.

Dia membuat masker kain motif lukis. Pada bulan Agustus, dia kembali berinovasi. Yakni membuat masker lukis bergaya kemerdekaan.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

MEMASUKI bulan Agustus, Toko Anacaraka Art di Banjar Abasan, Desa Singapadu Tengah terus berinovasi.

Usaha awalnya sebetulnya fashion art. Segala benda dilukis. Mulai kipas, kebaya hingga tenun dilukis.

Pandemi Covid membuat pengelola, Ida Ayu Harmaita alias Dayu Ita ambil bagian dalam pembuatan masker. Lantaran basic usaha di seni lukis, maka masker kain pun dilukis.

“Awalnya produksi masker polosan dulu. Tapi, karena sudah banyak, makanya kami tambahkan seni. Kebetulan pemerintah galakkan masker fashion, sehingga kami buat karya seni dan fashionable,” jelasnya.

Masker yang dibuat di awal usaha bermotif flora dan fauna. “Ada juga motif tradisi Bali. Seperti barong, tari-tarian, itu biasanya tergantung request pembeli,” terang Dayu Ita.

Memasuki new normal, pada bulan Agustus, pihaknya terus berinovasi. Kali ini menjajakan masker kain bermotif kemerdekaan. Ada yang bermotif merah putih polos. Ada juga yang bergambar sang proklamator, Sukarno.

“Produksi masker lukis bertema hari kemerdekaan di Anacaraka Art ini kami ambil tema dari lambang negara, tokoh, dan budaya yang ada di Indonesia. Ini khusus edisi merah putih kemerdeakaan,” ujarnya.

Kata dia, tujuan edisi kemerdakaan tersebut untuk mengingat kembali jasa pahlawan Indonesia yang telah berjuang merebut kemerdekaan.

Sebagai penerus bangsa, dia berharap generasi muda dapat menghormati jasa para pahlawan.

“Tujuannya  untuk mengingatkan generasi muda pahlawan Indonesia. Sebagai penerus dan generasi baru, dengan adanya masker art ini,” pintanya.

Dia berharap, kerajinan masker lukis tersebut bisa ikut mengisi kemerdekaan RI di tengah wabah Covid-19.

“Supaya masyarakat kembali semangat dan tidak terpuruk dengan kondisi saat ini. Supaya sama -sama bisa kembali bangkit,” paparnya.

Dayu Ita memaparkan, selama pembuatan masker edisi kemerdekaan itu, sudah menelorkan beberapa seri masker.

Dari seri lukis merah putih; tokoh nasional; kebudayaan Indonesia; dan ada juga bertemakan bunga-bunga.

Gaya masker dengan lukisan seni tersebut, ternyata mampu memikat pembeli. Pemasaran masker yang dibuatnya sudah sampai seluruh Indonesia.

Untuk pemasaran dari Sabang sampai Marauke. “Kalau kami pemasarannya secara online dan offline. Paling banyak pasarannya di Jakarta, Papua, dan daerah lain hampir merata,” imbuhnya.

Untuk harga yang ditawarkan beragam. “Untuk harga kami juga sediakan mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 75 ribu. Harganya tergantung motif dan kerumitan pembuatannya saja,” jelasnya.

Selama mengerjakan masker, Dayu juga melibatkan 15 pekerja. Terdiri dari seniman lukis, border penjahit dan marketing.

Produksi masker per hari, baik masker lukis dan bordir rata-rata 100 pieces. “Kebetulan dalam usaha ini saya sebagai UMKM binaan dari Bank Indonesia,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/