MANGUPURA – Dibukanya pariwisata Bali untuk wisatawan nusantara atau domestik pada 31 Juli 2020 lalu, terbukti mampu mendorong meningkatnya jumlah kunjungan pada sejumlah objek wisata di Pulau Dewata.
Hal ini sekaligus menunjukan adanya tanda-tanda pemulihan terhadap pariwisata Bali. Hal ini diungkapkan Gubernur Bali Wayan Koster didampingi
Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat menghadiri launching Tari Kecak Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Peluncuran Program Digitalisasi Sistem Pembayaran Berbasis QRIS di Uluwatu, Badung, Sabtu (22/8).
“Sebenarnya setelah kita buka (pariwisata untuk wisatawan Nusantara, red) mulai tanggal 31 Juli ini, sudah ada tanda-tanda perbaikan atau pemulihan kepariwisataan kita,” kata Koster.
Hal ini, menurut dia, ditunjukan dengan meningkatnya jumlah penerbangan menuju Bali tiap hari melalui Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai salah satu pintu masuk Bali.
Sebelum 31 Juli, lanjut dia, pesawat Garuda Indonesia dengan tujuan Bali hanya melakukan penerbangan dua kali setiap hari.
Jumlah penumpang yang diangkut pun hanya berkisar seribu orang per hari. “Setelah dibuka pada 31 Juli, penerbangan Garuda Indonesia ke Bali mencapai lima kali sehari.
Bahkan, jika dihitung, semua maskapai yang terbang ke Bali, tercatat saat ini sudah mencapai 35 penerbangan per hari,” sebut Koster.
Untuk jumlah penumpang juga terjadi lonjakan lebih dari dua ribu orang per hari. Bahkan Gubernur Koster mencatat empat hari terakhir ini sebanyak 5 lima ribu penumpang per harinya tiba di Bali melalui Bandara Ngurah Rai.
Ini belum termasuk wisatawan domestik masuk Bali melalui jalur darat yang juga mengalami peningkatan jumlah.
“Kita mulai lihat geliatnya di sejumlah objek wisata. Di Kuta sedikit meningkat, kemudian Tanah Lot, Ubud, Sanur dan Kintamani juga sudah mulai meningkat,” katanya.
Menyangkut pemulihan kondisi pariwisata Bali seperti semula, menurutnya, sangat tergantung pada pengelolaan penanganan pandemi Covid-19 .
Maka itu, Gubernur Koster meminta masyarakat secara sadar berdisiplin dan berkomitmen melaksanakan protokol kesehatan sesuai kebijakan pemerintah.
Tujuannya supaya wisatawan merasa nyaman selama berkunjung dan tinggal di Bali yang berada dalam zona hijau.
“Karena itu saya sangat berharap kita semua komit untuk menjalankan (Tatanan Kehidupan Era Baru, red) ini dengan tertib,” pinta Koster.
Untuk itu, Koster kemudian meminta semua pihak agar tidak terpengaruh terhadap ajakan dari siapa pun untuk tidak mematuhi protokol kesehatan.
Sebab menurut Gubernur Koster, jika pembukaan tahap untuk wisatawan nusantara ini tidak berjalan dengan baik, maka pariwisata Bali akan kembali mengalami kemunduran.
Apabila terlaksana dengan baik dan lancar, Gubernur Koster optimis kontraksi ekonomi pada triwulan ketiga dapat diturunkan.
“Astungkara pada triwulan keempat itu sudah lebih baik. Kalau bisa itu sudah mendekati nol, sehingga pada tahun 2021, kita sudah mencapai angka pertumbuhan positif. Ini tentu harapan kita bersama,” ucapnya.