33.4 C
Jakarta
20 November 2024, 14:03 PM WIB

UPDATE! Drone Buffalo FX- 79 Berhasil Petakan Jalur Lahar Gunung Agung

RadarBali.com – Kesuksesan mengambil gambar kawah juga diikuti keberhasilan mengambil gambar lereng Gunung Agung.

Ketua tim drone dari Fakultas Teknik Geodesi Universitas Gajah Mada (UGM), Jogjakarta Ruli Andaru, 35, didampingi dua orang kawannya, Wahyu Widianto (profesional aeromodeling), Budi Wahyono (asisten).

Percobaan terbang pertama kemarin (19/10) pagi pukul 07.00, Ruli mengambil tempat take off di Jalan Raya Desa Kubu, berjarak 11 kilometer dari puncak.

Dibandingkan drone milik tim Koax Flayer, dari lokasi yang sama drone milik tim UGM ini terbang lebih tinggi, mencapai 2.900 meter dari total ketinggian gunung 3.142 Mdpl.

Sementara percobaan pertama milik tim Koax Flayer hanya mampu mencapai ketinggian 1.400 meter.

“Kami sudah sampai 2.900 meter, sebenarnya kalau dipaksakan 200 meter lagi sudah sampai puncak. Tapi, karena angin sangat kencang, drone mengalami turbulensi. Pesawat kami tarik lagi,” ujar Ruli.

Kabar baiknya, drone yang diberi nama Buffalo FX-79 itu sudah bisa memetakan 1.000 hektare daerah lereng Gunung Agung. Pemetaan daerah lereng mulai dilakukan pada ketinggian 700 meter.

Pemetaan daerah lereng ini diperlukan untuk membantu model pemetaan aliran lahar jika terjadi erupsi.

“Kami sudah potret dan download daerah lereng model aliran lahar,” imbuh pria yang kesehariannya berprofesi sebagai dosen Fakultas Teknik Geodesi UGM itu.  

Lebih jauh dijelaskan, dengan menggunakan kamera jenis Sonny RX-100, drone milik UGM tidak hanya sekadar mengambil foto dan video.

Menurut Ruli, gambar yang diambil selanjutnya diolah menghasilkan gambar tiga dimensi. “Kami bisa juga mengukur cekungan dan volume kawah.

Rekahan di kawah bisa kami ukur. Gambar kami tiga dimensi, sehingga sangat akurat,” bebernya

RadarBali.com – Kesuksesan mengambil gambar kawah juga diikuti keberhasilan mengambil gambar lereng Gunung Agung.

Ketua tim drone dari Fakultas Teknik Geodesi Universitas Gajah Mada (UGM), Jogjakarta Ruli Andaru, 35, didampingi dua orang kawannya, Wahyu Widianto (profesional aeromodeling), Budi Wahyono (asisten).

Percobaan terbang pertama kemarin (19/10) pagi pukul 07.00, Ruli mengambil tempat take off di Jalan Raya Desa Kubu, berjarak 11 kilometer dari puncak.

Dibandingkan drone milik tim Koax Flayer, dari lokasi yang sama drone milik tim UGM ini terbang lebih tinggi, mencapai 2.900 meter dari total ketinggian gunung 3.142 Mdpl.

Sementara percobaan pertama milik tim Koax Flayer hanya mampu mencapai ketinggian 1.400 meter.

“Kami sudah sampai 2.900 meter, sebenarnya kalau dipaksakan 200 meter lagi sudah sampai puncak. Tapi, karena angin sangat kencang, drone mengalami turbulensi. Pesawat kami tarik lagi,” ujar Ruli.

Kabar baiknya, drone yang diberi nama Buffalo FX-79 itu sudah bisa memetakan 1.000 hektare daerah lereng Gunung Agung. Pemetaan daerah lereng mulai dilakukan pada ketinggian 700 meter.

Pemetaan daerah lereng ini diperlukan untuk membantu model pemetaan aliran lahar jika terjadi erupsi.

“Kami sudah potret dan download daerah lereng model aliran lahar,” imbuh pria yang kesehariannya berprofesi sebagai dosen Fakultas Teknik Geodesi UGM itu.  

Lebih jauh dijelaskan, dengan menggunakan kamera jenis Sonny RX-100, drone milik UGM tidak hanya sekadar mengambil foto dan video.

Menurut Ruli, gambar yang diambil selanjutnya diolah menghasilkan gambar tiga dimensi. “Kami bisa juga mengukur cekungan dan volume kawah.

Rekahan di kawah bisa kami ukur. Gambar kami tiga dimensi, sehingga sangat akurat,” bebernya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/