NEGARA – Kasus Covid-19 di Jembrana semakin tidak terkendali. Kasus positif Covid-19 dari klaster kantor dan keluarga bertambah lagi.
Kasus akumulatif Covid-19 di Jembrana kini menjadi 109 orang. Melonjaknya kasus ini terjadi sejak pemberlakukan adaptasi kebiasaan baru.
Kapasitas ruang isolasi RSU Negara yang hanya bisa menampung 20 orang kini tak mampu lagi menampung pasien. Alternatif baru adalah memanfaatkan Hotel Jimbarwana sebagai tempat isolasi di Jembrana.
Melonjaknya kasus Covid-19 di Jembrana selain dari pelacakan kontak dari pasien positif sebelumnya, juga ditemukan kasus baru yang masih ditelusuri awal penularannya.
Dari total tambahan enam kasus positif Covid-19 kemarin, dua orang merupakan hasil pelacakan kontak dari pejabat pemkab Jembrana yang positif.
Selain pegawai satu kantor, pegawai BPK Bali, keluarganya juga terkonfirmasi positif, salah satunya cucunya yang masih balita.
“Dari klaster pegawai ini total sudah ada 9 orang positif,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha.
Penambahan kasus juga terjadi dari klaster kaur Desa Warnasari bertambah satu orang. Terkait dengan hasil swab bayi asal Desa Batu Agung yang positif, hasil swab ayahnya juga positif.
Ayah dan bayinya ini swab bersamaan, tapi hasil swab keluar lebih dulu bayinya. “Bapak dan anaknya ini diduga tertular saudaranya di Denpasar. Karena tinggal di Denpasar, keduanya isolasi mandiri di Denpasar,” terangnya.
Seorang bayi yang masih berusia 2 bulan juga terkonfirmasi positif Covid-19. Pasien berasal dari Desa Pengambengan itu sebelumnya mengalami gejala pnemonia, sehingga dilakukan rapid test dengan hasil reaktif dan menjalani perawatan di ruang isolasi RSU Negara.
Pasien suspect asal Kelurahan Sangkaragung yang sebelumnya menjalani isolasi di RSU Negara juga terkonfirmasi positif dari hasil swab.
“Kami masih melakukan penelusuran kontak untuk mengetahui asal virus yang menular pada bayi dan warga Sangkaragung ini,” ungkapnya.
Karena jumlah yang terkonfirmasi positif meningkat dan kapasitas ruang isolasi RSU Negara hanya mampu menampung 20 orang, maka perawatan bagi orang yang terkonfirmasi positif dilakukan di Hotel Jimbarwana.
Berdasar data, dari total 109 orang positif sudah ada 71 orang yang sembuh dan satu orang meninggal, sehingga banyak yang tidak dilakukan perawatan di rumah sakit.
Arisantha menjelaskan, kapasitas hotel milik pemerintah tersebut tersedia 34 kamar, namun tidak semua kamar bisa digunakan untuk ruang isolasi mandiri.
Dari total 37 orang positif yang masih aktif dalam perawatan, dari jumlah tersebut 15 orang sudah dirawat ruang isolasi di RSU Negara, dua orang isolasi di Denpasar, sehingga sisanya isolasi mandiri di hotel.
“Isolasi mandiri di hotel ini, tidak terus menerus. Jika ada pasien dari ruang isolasi pulang, maka yang menjalani perawatan di hotel dipindah ke ruang isolasi rumah sakit,” jelasnya.
Kebijakan isolasi mandiri di hotel, diprioritaskan bagi yang terkonfirmasi positif tanpa gejala. Sedangkan yang memiliki gejala dan memiliki penyakit lain, maka dirawat di ruang isolasi RSU Negara.
“Kita prioritaskan perawatan di ruang isolasi rumah sakit untuk mereka yang memiliki gejala. Jadi begitu ruang isolasi ada kosong atau pasien sembuh dipulangkan, kita pindahkan dari isolasi hotel dirawat di RSU,” ujarnya.
Meski isolasi mandiri di hotel, penanganan tetap sama dengan pasien yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit.
Kebutuhan makan dan minum dianggarkan melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana, namun untuk penanggungjawab makan dan minum dari pihak rumah sakit.
Mereka yang menjalani isolasi di hotel juga mendapat pelayanan medis, petugas medis akan mengontrol kesehatan secara umum melalui daring.
Namun apabila diperlukan untuk penanganan langsung atau bagi yang memiliki gejala dan gejala berat, maka petugas medis akan mendatangi langsung untuk mengecek kesehatan.