DENPASAR – Kasus Covid-19 di Bali belum menunjukan penurunan. Bahkan, berdasar data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid 19, masih terjadi peningkatan pasien positif per hari.
Pada Rabu (26/8) saja, jumlah kasus positif bertambah sebanyak 76 orang. Secara akumulatif kasus positif menjadi 4.726 orang.
Sedangkan yang sembuh ada sebanyak 57 orang atau secara komulatif menjadi 4.115 orang. Kabar buruknya, GTPP Cpvid-19 Bali mencatat ada tambahan dua orang meninggal yang berasal dari Bangli dan Klungkung.
Secara komulatif yang meninggal menjadi 56 orang yang terdiri dari 54 WNI dan 2 WNA. Di sisi lain, GTPP Covid-19 Bali mesti mengurus 555 pasien yang masih dalam tahap perawatan.
Mereka semua adalah warga negara Indonesia dan tersebar di 17 RS rujukan, maupun yang dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima dan BPK Pering.
Yang menarik, Gubernur Bali Wayan Koster justru memberikan statemen kontroversial terkait jumlah pasien yang sembuh.
Di mana Koster menyebut yang sembuh di tempat karantina lebih banyak dibanding dengan yang di rumah sakit.
Hal ini dikarenakan mereka yang dikarantina diberikan terapi usadha arak Bali. “Usadha ini masih tetap diterapkan ditempat karantina.
Hanya saja sekarang ramuannya sulit diberikan karena sekarang sisanya (pasien) agak berumur dan bawa penyakit bawaan. Jadi, agak lama (sembuh),” beber Koster buka rahasia.
Sementara pasien yang dirawat di rumah sakit tidak bisa diberikan terapi usadha arak Bali ini. Alasannya, kata Koster, karena ramuan ini bukan obat dan belum di uji klinis.
“Walaupun begitu, yang di rumah sakit lebih lama sembuhnya. Saat ini sedang proses hak patennya (terapi usadha arak) ke Kementerian Hukum dan HAM agar bisa dilakukan (diberikan untuk pasien rumah sakit,” pungkasnya.