25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:24 AM WIB

Aktivitas Kegempaan Turun, Asap Tebal Keluar dari Rekahan

RadarBali.com – Tim drone dari UGM dan BNPB berhasil menerbangkan drone untuk petakan puncak kawah Gunung Agung, Kamis (19/10) kemarin.

Empat kali penerbangan dilakukan untuk memetakan puncak kawah dan lereng Gunung Agung. Tim beranggotakan 3 orang dengan membawa 2 unit drone Bufallo FX79 untuk ketinggian 4.000 meter dengan waktu terbang 1 jam.

“Tim drone melakukan orientasi terbang dengan meluncurkan drone dari atas sepeda motor,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Pada percobaan penerbangan pertama dilakukan di Desa Kubu. Drone terbang hingga ketinggian 2.900 meter.

Tidak mencapai puncak karena gagal mencapai target ketinggian yang ditentukan karena angin yang terlalu kencang atau turbolensi di lereng gunung.

Pada percobaan kedua, tim berpindah lokasi take off di lapangan Amlapura. Drone berhasil terbang di ketinggian 700 meter. Pemetaan lereng sisi tenggara Gunung Agung lebih kurang seluas 1.000 hektare.

Pada penerbangan ketiga, drone terbang borientasi di ketinggian terbang dan mencapai tinggi 3.995 meter. Selanjutnya pada penerbangan keempat drone terbang hingga ketinggian 4.003 meter.

Drone berhasil melewati puncak Gunung Agung di 2 jalur penerbangan dengan lebar 600 meter. “Sebanyak 400 buah foto udara didapatkan dari dua jalur ini,” kata dia.

Selanjutnya, akan dilakukan pembuatan model 3D (3 dimensi) kawah Gunung Agung sehingga analisis morfologi dan spasial bisa dilakukan dengan akurat.

“Hasil pemotretan drone memperlihatkan rekahan di kawah Gunung Agung lebih luas dibandingkan sebelumnya,” bebernya.

Jika sebelumnya dari citra satelit Planet Scope (11/10), rekahan kawah hanya terdapat di sisi timur di dalam kawah, pada foto drone siang tadi menunjukkan bahwa rekahan kawah sudah lebih luas di sisi timur dalam kawah.

Juga ada rekahan kecil di sisi tenggara. Asap solfatara keluar dari rekahan tersebut juga lebih tebal daripada sebelumnya. “Desakan magma ke permukaan masih berlangsung,” bebernya.

Pantauan Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG, secara visual teramati asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100-200 meter di atas kawah puncak.

Kegempaan masih tinggi ditandai dengan tremor non-harmonik sebanyak 3 kali, gempa vulkanik dangkal 58 kali, gempa vulkanik dalam 104 kali dan gempa tektonik lokal 17 kali.

“Secara umum jumlah kegempaan mengalami penurunan,” pungkasnya.

RadarBali.com – Tim drone dari UGM dan BNPB berhasil menerbangkan drone untuk petakan puncak kawah Gunung Agung, Kamis (19/10) kemarin.

Empat kali penerbangan dilakukan untuk memetakan puncak kawah dan lereng Gunung Agung. Tim beranggotakan 3 orang dengan membawa 2 unit drone Bufallo FX79 untuk ketinggian 4.000 meter dengan waktu terbang 1 jam.

“Tim drone melakukan orientasi terbang dengan meluncurkan drone dari atas sepeda motor,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Pada percobaan penerbangan pertama dilakukan di Desa Kubu. Drone terbang hingga ketinggian 2.900 meter.

Tidak mencapai puncak karena gagal mencapai target ketinggian yang ditentukan karena angin yang terlalu kencang atau turbolensi di lereng gunung.

Pada percobaan kedua, tim berpindah lokasi take off di lapangan Amlapura. Drone berhasil terbang di ketinggian 700 meter. Pemetaan lereng sisi tenggara Gunung Agung lebih kurang seluas 1.000 hektare.

Pada penerbangan ketiga, drone terbang borientasi di ketinggian terbang dan mencapai tinggi 3.995 meter. Selanjutnya pada penerbangan keempat drone terbang hingga ketinggian 4.003 meter.

Drone berhasil melewati puncak Gunung Agung di 2 jalur penerbangan dengan lebar 600 meter. “Sebanyak 400 buah foto udara didapatkan dari dua jalur ini,” kata dia.

Selanjutnya, akan dilakukan pembuatan model 3D (3 dimensi) kawah Gunung Agung sehingga analisis morfologi dan spasial bisa dilakukan dengan akurat.

“Hasil pemotretan drone memperlihatkan rekahan di kawah Gunung Agung lebih luas dibandingkan sebelumnya,” bebernya.

Jika sebelumnya dari citra satelit Planet Scope (11/10), rekahan kawah hanya terdapat di sisi timur di dalam kawah, pada foto drone siang tadi menunjukkan bahwa rekahan kawah sudah lebih luas di sisi timur dalam kawah.

Juga ada rekahan kecil di sisi tenggara. Asap solfatara keluar dari rekahan tersebut juga lebih tebal daripada sebelumnya. “Desakan magma ke permukaan masih berlangsung,” bebernya.

Pantauan Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG, secara visual teramati asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100-200 meter di atas kawah puncak.

Kegempaan masih tinggi ditandai dengan tremor non-harmonik sebanyak 3 kali, gempa vulkanik dangkal 58 kali, gempa vulkanik dalam 104 kali dan gempa tektonik lokal 17 kali.

“Secara umum jumlah kegempaan mengalami penurunan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/