33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:30 PM WIB

Beh, Ditanya Kasus Polisi Peras Turis, Pejabat Polda Bali “Sakit Gigi”

DENPASAR – Sejak kasus oknum polisi Sabhara Polres Jembrana yang diduga memeras WNA Jepang dan videonya sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu diambil alih Polda Bali, belum ada kejelasan kelanjutan kasusnya. Sampai saat ini, belum ada pihak berwenang dari Polda Bali yang memberikan keterangan resmi.

Termasuk Kabid Humas Kombes Syamsi tidak pernah memberikan keterangan kepada awak media yang ingin mengkonfirmasi kelanjutan kasus tersebut. Termasuk media ini yang kerap mengkonfirmasi melalui chat dan panggilan via WhatsApp tidak ada ada tanggapan. Upaya ini tidak pernah mendapat respons. Juru bicara Polda Bali itu mendadak “sakit gigi”.

Padahal, Polres Jembrana telah menegaskan kasus ini diambil alih Polda Bali.  Kapolres Jembrana AKBP Adi Wibawa kembali membenarkan bahwa kasus yang melibatkan anggotanya itu sudah dilimpahkan ke Polda Bali.

“Sudah dilimpahkan ke Polda,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (28/8) malam. Lanjut dia bahwa kepolisian sudah berkomitmen untuk menindak tegas oknum polisi yang diduga melakukan pemerasan. 

“Kita komitmen. Salah ditindak tegas sesuai dengan aturan,” tandasnya.

Sekadar diketahui, kasus ini sendiri terkuak beberapa waktu lalu. Pada 30 Desember 2019 lalu WNA Jepang melalui kanal YouTube Style Kenji mengupload video dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum polisi bernama MD Windia. Dalam video berdurasi 3 menit 16 detik ini oknum polisi itu menilang perekam video dan meminta uang Rp1 juta. Namun perekam video hanya sanggup membayar Rp900 ribu. Setelah uang Rp900 ribu diterima polisi itu, masalah pun dianggap selesai. Masalahnya adalah, lampu sepeda motor itu tak menyala saat ada razia di jalur Denpasar-Gilimanuk, sekitar Pekutatan.

DENPASAR – Sejak kasus oknum polisi Sabhara Polres Jembrana yang diduga memeras WNA Jepang dan videonya sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu diambil alih Polda Bali, belum ada kejelasan kelanjutan kasusnya. Sampai saat ini, belum ada pihak berwenang dari Polda Bali yang memberikan keterangan resmi.

Termasuk Kabid Humas Kombes Syamsi tidak pernah memberikan keterangan kepada awak media yang ingin mengkonfirmasi kelanjutan kasus tersebut. Termasuk media ini yang kerap mengkonfirmasi melalui chat dan panggilan via WhatsApp tidak ada ada tanggapan. Upaya ini tidak pernah mendapat respons. Juru bicara Polda Bali itu mendadak “sakit gigi”.

Padahal, Polres Jembrana telah menegaskan kasus ini diambil alih Polda Bali.  Kapolres Jembrana AKBP Adi Wibawa kembali membenarkan bahwa kasus yang melibatkan anggotanya itu sudah dilimpahkan ke Polda Bali.

“Sudah dilimpahkan ke Polda,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (28/8) malam. Lanjut dia bahwa kepolisian sudah berkomitmen untuk menindak tegas oknum polisi yang diduga melakukan pemerasan. 

“Kita komitmen. Salah ditindak tegas sesuai dengan aturan,” tandasnya.

Sekadar diketahui, kasus ini sendiri terkuak beberapa waktu lalu. Pada 30 Desember 2019 lalu WNA Jepang melalui kanal YouTube Style Kenji mengupload video dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum polisi bernama MD Windia. Dalam video berdurasi 3 menit 16 detik ini oknum polisi itu menilang perekam video dan meminta uang Rp1 juta. Namun perekam video hanya sanggup membayar Rp900 ribu. Setelah uang Rp900 ribu diterima polisi itu, masalah pun dianggap selesai. Masalahnya adalah, lampu sepeda motor itu tak menyala saat ada razia di jalur Denpasar-Gilimanuk, sekitar Pekutatan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/