31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 15:17 PM WIB

Atlet Sebut Perhatian KONI Bali Kurang Maksimal, Ini Respons Suwandi

DENPASAR – Tidak banyak yang hadir dalam sarasehan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang diselenggarakan KONI Bali Rabu kemarin (9/9).

Pantaun Jawa Pos Radar Bali di ruang rapat KONI Bali kemarin, ada beberapa atlet yang familiar.

Sebut saja juara dunia pencak silat dan peraih medali emas Asian games 2018, Komang Harik Adi Putra, peraih medali perak dari cabor karate Cok Istri Agung Sanistyarani, dan lifter nasional I Ketut “Banat” Ariana.

Sarasehan tidak berlangsung terlalu lama. Keluh kesah atlet pun terungkap. Hampir semua ingin agar ada perhatian lebih dari KONI Bali.

Perhatian tersebut tidak melulu soal dana latihan yang untuk sekarang belum diberikan. Ratu lompat jangkit Indonesia Maria Natalia Londa mengaku perhatian dari KONI Bali masih belum maksimal.

“Secara pribadi, kasihan atletnya. Kan masih banyak atlet yang bergantung pada dana ini. Kami sebagai atlet untuk berprestasi perlu modal dan biaya.

Bukan hanya dari dana saja, tapi dari segi nutrisi dan motivasi sebenarnya sih,” ucap Londa. Dia pun mengerti situasi dan kondisi yang dialami KONI Bali sekarang.

“Mau bagaimana lagi. Kami tidak bisa menuntut lebih. Kami sekarang hitungannya nol persen protes, 100 persen proses.

Hanya yang disayangkan, kenapa dalam kondisi seperti ini tidak ada gereget sedikitpun dari KONI Bali untuk memberi perhatian kepada kami dalam situasi pandemi seperti sekarang,” ucapnya.

Selama latihan mandiri di GOR Mengwi dan Stadion Ngurah Rai, Londa dan atlet lainnya harus merogoh kocek sendiri untuk memenuhi asupan vitamin dan sebagainya.

“Minimal ada masukan motivasi saja,” harap Londa. Di sisi lain, Ketum KONI Bali I Ketut Suwandi memberikan penjelasan saat sarasehan kemarin.

Apa yang dialami KONI Bali sekarang adalah dampak dari pagebluk Covid-19. “Bali ini terkena dampak paling banyak.

Kita ini hanya punya sumber daya manusia yang memadai. Mungkin di daerah lain pertumbuhan ekonominya menurun setengah dari Bali,” terangnya.

“Tapi apapun itu, saya selalu berusaha dari yang kecil untuk bisa diperjuangkan,” tambahnya. Yang menarik dari pernyataan Suwandi kemarin

adalah KONI Bali bisa sedikit memperpanjang nafas karena pengajuan anggaran di APBD Perubahan sudah disetujui oleh Pengprov Bali.

“Saya beritahu, kemarin sudah disetujui anggaran untuk KONI Bali sebesar Rp 2 miliar. Semua itu itu fokus untuk kalian semua.

Untuk dana Pelatda. Saya tahu, kami tidak boleh menuntut hasil maksimal karena standar minimalnya mungkin baru separo yang terpenuhi,” tutupnya. 

DENPASAR – Tidak banyak yang hadir dalam sarasehan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang diselenggarakan KONI Bali Rabu kemarin (9/9).

Pantaun Jawa Pos Radar Bali di ruang rapat KONI Bali kemarin, ada beberapa atlet yang familiar.

Sebut saja juara dunia pencak silat dan peraih medali emas Asian games 2018, Komang Harik Adi Putra, peraih medali perak dari cabor karate Cok Istri Agung Sanistyarani, dan lifter nasional I Ketut “Banat” Ariana.

Sarasehan tidak berlangsung terlalu lama. Keluh kesah atlet pun terungkap. Hampir semua ingin agar ada perhatian lebih dari KONI Bali.

Perhatian tersebut tidak melulu soal dana latihan yang untuk sekarang belum diberikan. Ratu lompat jangkit Indonesia Maria Natalia Londa mengaku perhatian dari KONI Bali masih belum maksimal.

“Secara pribadi, kasihan atletnya. Kan masih banyak atlet yang bergantung pada dana ini. Kami sebagai atlet untuk berprestasi perlu modal dan biaya.

Bukan hanya dari dana saja, tapi dari segi nutrisi dan motivasi sebenarnya sih,” ucap Londa. Dia pun mengerti situasi dan kondisi yang dialami KONI Bali sekarang.

“Mau bagaimana lagi. Kami tidak bisa menuntut lebih. Kami sekarang hitungannya nol persen protes, 100 persen proses.

Hanya yang disayangkan, kenapa dalam kondisi seperti ini tidak ada gereget sedikitpun dari KONI Bali untuk memberi perhatian kepada kami dalam situasi pandemi seperti sekarang,” ucapnya.

Selama latihan mandiri di GOR Mengwi dan Stadion Ngurah Rai, Londa dan atlet lainnya harus merogoh kocek sendiri untuk memenuhi asupan vitamin dan sebagainya.

“Minimal ada masukan motivasi saja,” harap Londa. Di sisi lain, Ketum KONI Bali I Ketut Suwandi memberikan penjelasan saat sarasehan kemarin.

Apa yang dialami KONI Bali sekarang adalah dampak dari pagebluk Covid-19. “Bali ini terkena dampak paling banyak.

Kita ini hanya punya sumber daya manusia yang memadai. Mungkin di daerah lain pertumbuhan ekonominya menurun setengah dari Bali,” terangnya.

“Tapi apapun itu, saya selalu berusaha dari yang kecil untuk bisa diperjuangkan,” tambahnya. Yang menarik dari pernyataan Suwandi kemarin

adalah KONI Bali bisa sedikit memperpanjang nafas karena pengajuan anggaran di APBD Perubahan sudah disetujui oleh Pengprov Bali.

“Saya beritahu, kemarin sudah disetujui anggaran untuk KONI Bali sebesar Rp 2 miliar. Semua itu itu fokus untuk kalian semua.

Untuk dana Pelatda. Saya tahu, kami tidak boleh menuntut hasil maksimal karena standar minimalnya mungkin baru separo yang terpenuhi,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/