25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:00 AM WIB

Gunung Agung Fluktuatif, Poin Ini yang Dikhawatirkan Gubernur Pastika…

RadarBali.com – Konsistensi Gunung Agung berstatus awas empat pekan terakhir membuat khawatir Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Saat kunjungan kerja ke Buleleng kemarin (20/10), Gubernur Pastika mengatakan, Gunung Agung memang berbeda dengan gunungapi lain yang ada di Indonesia.

Salah satu yang mencolok adalah tingkat kegempaan yang naik turun. “Sampai hari ini terjadi fluktuasi terus menerus. Tingkat kegempaan naik turun. Mau nggak mau, karena statusnya awas berarti tetap darurat,” ujar Gubernur Pastika.

Terkait logistik, Gubernur Pastika mengaku tidak menjadi persoalan yang perlu dikhawatirkan. “Kalau kurang disini, minta ke pusat. Jangan khawatir kalau soal logistik,” katanya.

Yang dikhawatirkan Mangku Pastika justru soal pekerjaan. “Ya kan. Masalah pasokan material, pasir misalnya. Karena galian C ditutup, seluruh Bali jadi repot,” bebernya.

Persoalan lain juga mulai muncul di masyarakat yang mengungsi. “Belum lagi masalah kredit. Kan banyak juga lahan-lahan mereka disana diagunkan di bank.

Persoalan kesehatan, soal pendidikan, problem ini, problem itu. Berapa puluhan ribu itu murid dari SD, SMP hingga SMA yang terlantar. Semua butuh penanganan yang komprehensif,” tuturnya.

RadarBali.com – Konsistensi Gunung Agung berstatus awas empat pekan terakhir membuat khawatir Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Saat kunjungan kerja ke Buleleng kemarin (20/10), Gubernur Pastika mengatakan, Gunung Agung memang berbeda dengan gunungapi lain yang ada di Indonesia.

Salah satu yang mencolok adalah tingkat kegempaan yang naik turun. “Sampai hari ini terjadi fluktuasi terus menerus. Tingkat kegempaan naik turun. Mau nggak mau, karena statusnya awas berarti tetap darurat,” ujar Gubernur Pastika.

Terkait logistik, Gubernur Pastika mengaku tidak menjadi persoalan yang perlu dikhawatirkan. “Kalau kurang disini, minta ke pusat. Jangan khawatir kalau soal logistik,” katanya.

Yang dikhawatirkan Mangku Pastika justru soal pekerjaan. “Ya kan. Masalah pasokan material, pasir misalnya. Karena galian C ditutup, seluruh Bali jadi repot,” bebernya.

Persoalan lain juga mulai muncul di masyarakat yang mengungsi. “Belum lagi masalah kredit. Kan banyak juga lahan-lahan mereka disana diagunkan di bank.

Persoalan kesehatan, soal pendidikan, problem ini, problem itu. Berapa puluhan ribu itu murid dari SD, SMP hingga SMA yang terlantar. Semua butuh penanganan yang komprehensif,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/