32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:30 PM WIB

Di Bali, Setiap 4 Sampel Swab Diperiksa di Lab, 1 Positif Covid-19

DENPASAR – Dinas Kesehatan Provinsi Bali membeberkan data hasil tes swab yang dilakukan Laboratorium Mikrobiologi di Bali. Sejak 26 Maret 2020 hingga 7 September 2020 sudah memeriksa 81.675 sampel, dengan total sampai 7 September terkonfirmasi 6.385 positif Covid-19 di Bali.

Bila dilihat dari jumlah akumulasi positif Covid-19 dengan jumlah sampel yang diperiksa, maka menunjukkan fakta mengejutkan. Yakni 7,8 persen dari sampel yang diperiksa, merupakan positif Covid-19. Bila disederhanakan, maka bisa dikatakan setiap 100 sampel yang diuji PCR, 7 di antaranya positif Covid-19. Atau setiap 13 sampel, ada satu yang positif Covid-19.

Namun, bila dilihat dalam pekan-pekan terakhir ini, persisnya mulai 1 sampai 7 September, persentase yang positif Covid-19 dari jumlah sampel yang masuk mengalami peningkatan tajam. Pada periode 1-7 September sejumlah laboratorium PCR di Bali memeriksa 4.665 sampel.

Dari jumlah itu, pada periode yang sama, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Bali mengumumkan adanya 1.178 kasus baru terkonfirmasi Covid-19. Bila dibandingkan antara yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan jumlah sampel yang diperiksa, maka persentasenya mencapai 25,25 persen.

Artinya, dari 100 sampel yang diperiksa, ada 25 yang positif Covid-19. Bila disederhanakan lagi, dari 4 sampel yang diperiksa, 1 di antaranya positif Covid-19. 

Sebagai contoh lagi per 7 September 2020, ada 489 sampel yang diperiksa PCR di Bali. Dari jumlah itu, 173 positif Covid-19, dan 11 orang diumumkan meninggal dunia.

Bila jumlah sampel yang diperiksa atau tes swab massal dilakukan, bukan tidak mungkin angka Positif Covid-19 di Bali lebih tinggi lagi. Apalagi jika mengacu angka ideal yang direkomendasikan WHO, yakni 1:1000, harusnya di Bali tes swab sebanyak 4.380 sampel per hari. Sedangkan kenyataannya, saat ini rata-ratanya baru 600-an per hari.

Soal rendahkan tes PCR atau swab di Bali, Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr Ketut Suarjaya berdalih mengikuti pedoman. Yakni sampel yang diambil untuk pengujian PCR merupakan hasil tracing (pelacakan) ketika ada kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

“Memang sesuai pedoman. Siapa yang positif dan kami lakukan tracing, itu yang diambil (sampel). Kami ambil sampel sesuai pedoman,” kata Suarjaya, Kamis (10/9/2020).

Sedangkan, salah satu ahli epidemiologi Universitas Udayana dari kampus Ilmu Kesehatan Masyarakat, I Made Ady Wirawan sebelumnya menyebut tak terkendalinya kasus Covid-19 di Bali dikarenakan rendahnya tes PCR yang dilakukan pemerintah.

Secara teori, bila banyak warga yang terjangkit Covid-19 tidak terdeteksi dan diisolasi, maka berpotensi menularkan ke orang lain. Sebaliknya, bila semakin banyak yang terdeteksi, maka bisa segera diisolasi dan dirawat, dan dengan demikian penularan bisa terkendali.

Untuk itu Ady Wirawan meminta pemerintah segera melakukan test secara masal dan cepat. Ini untuk memutus semakin tingginya angka positif dan bahkan meninggal dunia di Bali.

“Meningkatkan kapasitas testing, bisa kombinasi dengan tes rapid antigen, test semua kontak dekat supaya bisa diisolasi dan diputus penularan,” sarannya.

Bahkan, ketika Koordinator Staf Kantor Kepresidenan AAGN Ari Dwipayana ke Bali Rabu (9/9/2020), Rektor Unud Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi  Sp.S (K) juga memberikan masukan dalam penanganan Covid-19 di Bali. Prof Raka Sudewi memberikan masukan agar meningkatkan tes swab.

DENPASAR – Dinas Kesehatan Provinsi Bali membeberkan data hasil tes swab yang dilakukan Laboratorium Mikrobiologi di Bali. Sejak 26 Maret 2020 hingga 7 September 2020 sudah memeriksa 81.675 sampel, dengan total sampai 7 September terkonfirmasi 6.385 positif Covid-19 di Bali.

Bila dilihat dari jumlah akumulasi positif Covid-19 dengan jumlah sampel yang diperiksa, maka menunjukkan fakta mengejutkan. Yakni 7,8 persen dari sampel yang diperiksa, merupakan positif Covid-19. Bila disederhanakan, maka bisa dikatakan setiap 100 sampel yang diuji PCR, 7 di antaranya positif Covid-19. Atau setiap 13 sampel, ada satu yang positif Covid-19.

Namun, bila dilihat dalam pekan-pekan terakhir ini, persisnya mulai 1 sampai 7 September, persentase yang positif Covid-19 dari jumlah sampel yang masuk mengalami peningkatan tajam. Pada periode 1-7 September sejumlah laboratorium PCR di Bali memeriksa 4.665 sampel.

Dari jumlah itu, pada periode yang sama, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Bali mengumumkan adanya 1.178 kasus baru terkonfirmasi Covid-19. Bila dibandingkan antara yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan jumlah sampel yang diperiksa, maka persentasenya mencapai 25,25 persen.

Artinya, dari 100 sampel yang diperiksa, ada 25 yang positif Covid-19. Bila disederhanakan lagi, dari 4 sampel yang diperiksa, 1 di antaranya positif Covid-19. 

Sebagai contoh lagi per 7 September 2020, ada 489 sampel yang diperiksa PCR di Bali. Dari jumlah itu, 173 positif Covid-19, dan 11 orang diumumkan meninggal dunia.

Bila jumlah sampel yang diperiksa atau tes swab massal dilakukan, bukan tidak mungkin angka Positif Covid-19 di Bali lebih tinggi lagi. Apalagi jika mengacu angka ideal yang direkomendasikan WHO, yakni 1:1000, harusnya di Bali tes swab sebanyak 4.380 sampel per hari. Sedangkan kenyataannya, saat ini rata-ratanya baru 600-an per hari.

Soal rendahkan tes PCR atau swab di Bali, Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr Ketut Suarjaya berdalih mengikuti pedoman. Yakni sampel yang diambil untuk pengujian PCR merupakan hasil tracing (pelacakan) ketika ada kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

“Memang sesuai pedoman. Siapa yang positif dan kami lakukan tracing, itu yang diambil (sampel). Kami ambil sampel sesuai pedoman,” kata Suarjaya, Kamis (10/9/2020).

Sedangkan, salah satu ahli epidemiologi Universitas Udayana dari kampus Ilmu Kesehatan Masyarakat, I Made Ady Wirawan sebelumnya menyebut tak terkendalinya kasus Covid-19 di Bali dikarenakan rendahnya tes PCR yang dilakukan pemerintah.

Secara teori, bila banyak warga yang terjangkit Covid-19 tidak terdeteksi dan diisolasi, maka berpotensi menularkan ke orang lain. Sebaliknya, bila semakin banyak yang terdeteksi, maka bisa segera diisolasi dan dirawat, dan dengan demikian penularan bisa terkendali.

Untuk itu Ady Wirawan meminta pemerintah segera melakukan test secara masal dan cepat. Ini untuk memutus semakin tingginya angka positif dan bahkan meninggal dunia di Bali.

“Meningkatkan kapasitas testing, bisa kombinasi dengan tes rapid antigen, test semua kontak dekat supaya bisa diisolasi dan diputus penularan,” sarannya.

Bahkan, ketika Koordinator Staf Kantor Kepresidenan AAGN Ari Dwipayana ke Bali Rabu (9/9/2020), Rektor Unud Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi  Sp.S (K) juga memberikan masukan dalam penanganan Covid-19 di Bali. Prof Raka Sudewi memberikan masukan agar meningkatkan tes swab.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/