SINGARAJA – Tarif produksi air minum untuk Saluran Perpipaan Air Minum (SPAM) Titab Burana seharga Rp 2.600 per kubik, disebut masih masuk akal oleh Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng.
Padahal, tarif produksi itu masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tarif yang dikenakan pada pelanggan perusahaan yang dulunya bernama PDAM Buleleng itu.
Saat ini Perumda Tirta Hita mengenakan tarif sebesar Rp 2.340 per kubik. Sementara tarif produksi di SPAM Burana mencapai Rp 2.600 per kubik.
Itu artinya ada selisih sebesar Rp 260 per kubik antara tarif dasar perumda dengan tarif dasar di SPAM Titab Burana.
Dirut Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng Made Lestariana mengatakan, meski ada selisih harga, Perumda masih bisa mengatasi hal tersebut.
Sebab harga jual rata-rata di perusahaan mencapai Rp 4.900 per kubik. Artinya masih ada surplus sebanyak Rp 1.300 per kubik.
Lestariana mengatakan, harga jual rata-rata itu didapat dari hasil akumulasi pelanggan di perusahaan. Dijelaskan tak seluruh pelanggan menikmati tarif sambungan rumah tangga.
Ada yang menikmati tarif subsidi, ada pula yang menikmati tarif niaga, industri, hingga tarif khusus pemerintah.
“Jadi saat ini ada subsidi silang. Tarif Rp 2.340 itu untuk sambungan rumah tangga. Untuk rumah tangga juga ada tarif progresif. Jadi 0-10 kubik segitu tarifnya, 10-20 kubik beda tarifnya.
Kalau SPAM Titab itu kan rata harganya. Kami masih bisa mendapat margin keuntungan di sana,” kata Lestariana saat ditemui di Kantor Perumda Tirta Hita.
Lebih lanjut Lestariana mengatakan, dengan masuknya SPAM Titab Burana dalam sistem air minum Buleleng, maka cakupan layanan akan lebih luas.
Saat ini perusahaan masih mengoptimalkan layanan pada 2.500 pelanggan dalam status eksisting di wilayah Seririt.
“Ini kan SPAM Titab Burana sudah beroperasi dari tanggal 1 Juli. Kami masih optimalkan untuk jaringan kami di Kecamatan Seririt dulu. Nanti bertahap masuk sampai ke Gerokgak,” imbuhnya.
Sekadar diketahui, SPAM Titab Burana dapat menghasilkan debit hingga 300 liter per detik. Dengan debit sebesar itu, perusahaan memproyeksikan dapat menangani pelanggan sebanyak 21 ribu sambungan.
Sejauh ini perusahaan baru menggunakan 40 ribu kubik per bulan yang bersumber dari SPAM Titab.