SEMARAPURA – Rencana Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta untuk menerapkan sistem pembelajaran tatap muka langsung
di Kecamatan Nusa Penida yang diutarakan bulan lalu tampaknya belum bisa terealisasi dalam waktu dekat ini.
Sebab persiapan sampai saat ini masih berlangsung. Apalagi Kecamatan Nusa Penida yang sebelumnya berstatus zona hijau
penyebaran virus corona (Covid-19), sejumlah warganya akhirnya terkonfirmasi positif Covid-19 sejak beberapa hari terakhir.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menjelaskan, Dinas Pendidikan telah melakukan verifikasi terkait kesiapan sekolah-sekolah di Nusa Penida dalam menerapkan pembelajaran tatap muka langsung di Kecamatan Nusa Penida.
Pembelajaran dengan sistem tatap muka langsung itu digelar untuk menjawab kegelisahan para orang tua siswa yang merasakan beratnya membimbing anak-anaknya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sistem online.
Hanya saja rencana itu belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat ini. Rencananya hal itu akan dibahas kembali setelah libur Hari Raya Kuningan.
Mengingat libur hari raya Galungan dan Kuningan tinggal beberapa hari lagi. “Kami pikirkan setelah Kuningan. Kalau memang ok, habis Kuningan kami mulai,” terangnya.
Hanya saja sejak beberapa hari terakhir ini Kecamatan Nusa Penida yang sebelumnya termasuk zona hijau Covid-19, akhirnya sejumlah warganya terkonfirmasi positif Covid-19.
Terkait hal itu, menurut Bupati Suwirta, tidak menutup kemungkinan hanya beberapa sekolah saja yang akan menerapkan sistem pembelajaran tatap muka langsung di Kecamatan Nusa Penida.
“Jadi, tergantung dari data warga kami yang terkonfirmasi positif. Sehingga tidak semuanya sekolah di Nusa Penida akan menerapkan sistem pembelajaran tatap muka,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Dewa Gde Darmawan mengungkapkan, sekolah jenjang SD dan SMP di Nusa Penida sudah siap untuk melangsungkan pembelajaran dengan sistem tatap muka.
Walau demikian, pelaksanaannya tidak serta-merta dapat dilakukan. Mengingat Disdik masih harus menyampaikan hasil laporan ke GTPP Covid-19 Klungkung.
Gugus Tugas yang berwenang menentukan apakah pembelajaran tatap muka bisa digelar atau tidak di Nusa Penida.
Bila diizinkan, maka dalam satu kelas siswa-siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Nanti, setiap kelompok akan belajar di sekolah secara bergantian, atau dengan sistem shif.
“Apabila kelompok A belajar di sekolah hari Senin, maka kelompok B ke sekolah di hari Selasa. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya keramaian di sekolah saat pergantian shif.
Jadi, siswa nanti belajar tiga kali di sekolah, tiga kali belajar di rumah. Sehingga paling tidak bisa meringankan orang tua,” tandasnya.