SEMARAPURA – Suasana berbeda dirasakan para pedagang di Pasar Umum Galiran jelang hari raya Galungan tahun ini.
Pasar terbesar di Bali Timur itu biasanya dipadati pembeli dan pedagang jelang hari raya Galungan. Namun untuk kali ini, dirasakan cukup sepi sehingga banyak pedagang yang mengeluh.
Kepala UPT Pasar Klungkung, I Komang Sugianta, menuturkan, jelang hari raya Galungan, Pasar Umum Galiran biasanya dipadati para pembeli dan pedagang musiman.
Saking ramainya, pasar terbesar di Bali Timur itu sudah sesak dipadati pembeli dan pedagang sejak dini hari hingga sore hari.
“Biasanya dini hari sekitar pukul 04.00, sudah ramai sekali jelang hari raya Galungan,” kata I Komang Sugianta.
Namun, untuk momen Galungan kali ini dirasakannya cukup berbeda. Pasar Umum Galiran tampak berjalan seperti hari normal.
Bahkan, pasar itu lebih banyak dipadati pedagang dibandingkan pembeli. Bila dibandingkan dengan momen Galungan sebelum-sebelumnya,
jumlah kunjungan pembeli untuk momen Galungan kali ini dirasakan mengalami penurunan sekitar 25 persen.
“Banyak pedagang yang mengeluh sepi. Kami hanya bisa mengajak mereka untuk bersabar dan terus semangat,” ungkapnya.
Menurutnya kondisi itu merupakan dampak wabah virus korona. Pasalnya banyaknya karyawan yang dirumahkan dan di PHK akibat wabah virus corona, membuat daya beli masyarakat turun.
Bahkan menurutnya, ada di antara pedagang musiman di Pasar Umum Galiran yang merupakan karyawan korban dirumahkan dan PHK.
“Itu sebabnya sekarang cenderung lebih banyak pedagang dibandingkan pembelinya,” ujarnya lagi.
Meski begitu, menurutnya tidak ada pedagang yang sampai menunggak membayar retribusi.
Walau saat ini kondisi pasar terbilang sepi, namun para pedagang masih mendapat pembeli. “Semoga wabah ini segera berlalu sehingga perekonomian kembali normal,” tandasnya.