AMLAPURA – Tradisi upacara Nyacak masih dilakukan masyarakat Desa Adat Geriana Kangin, Duda Utara, Selat, Karangasem saat perayaan Galungan.
Meski dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat cukup antusias melaksanakan tradisi sembahyang Nyacak (sembahyang secara mandiri ke pura-pura, red).
Apalagi tradisi ini cukup bagus untuk mengurangi untuk berkumpul dengan banyak orang dalam waktu lama di Pura.
Sebab upacara Nyacak dilakukan secara mandiri atau sembahyang sendiri sendiri bukan sembahyang bersama. Nyacak adalah istilah lain social distancing yang diterapkan selama pandemic terjadi.
Tradisi ini sendiri sudah berjalan bertahun tahun di Desa adat Selat dan sekitarnya. Tidak hanya saat Galungan dan Kuningan, tradisi sembahyang Nyacak juga dilakukan saat upacara besar seperti Ngusaba Dodol dan juga Ngusaba Goreng.
Hanya saja mebanten atau sembahyang Nyacak dilakukan di pagi buta. Sementara untuk sembahyang bersama dilakukan di siang hari.
“Kalau tradisi Nyacak sudah ada sejak lama, saat pandemik seperti ini tidak masalah dijalankan,” ujar Panyarikan Desa adat Geriana Kangin, Jro Mangku Diatmika.
Karena sembahyang Nyacak sendiri dilakukan secara bergiliran. Warga yang datang duluan langsung melakukan sembahyang sendiri-sendiri.
Begitu selesai langsung pergi menuju pura lainya. mereka yang baru datang kalau penuh juga harus menunggu terlebih dulu.
Desa Adat Geriana Kangin sendiri sudah menyampaikan ke warganya agar saat sembahyang Galungan dilakukan secara bergiliran dan tidak berkumpul terlalu banyak.
Sebelumnya juga telah dilakukan penyemprotan di semua areal pura di wewidangan desa adat. Penyemprotan dengan menggunakan disinfektan untuk antisipasi penyebaran virus Corona.