DENPASAR – Dalam beberapa bulan, dan terutama dalam September ini kasus Covid-19 di Bali makin memprihatinkan. Jumlah kasus terkonfirmasi melonjak, dan jumlah kematian juga tinggi.
Sejak diketahui adanya kasus positif Covid-19 pada 10 Maret hingga 18 September 2020, jumlah kematian karena Covid-19 mencapai 199 orang. Hampir 200. Dan khusus pada September ini, pada tanggal 1-18 terjadi lonjakan sangat drastis jumlah kematian. Yakni sebanyak 131 orang. Karena sampai 31 Agustus 2020, secara kumulatif hanya 68 orang saja yang meninggal dunia.
Meski demikian, pejabat pemerintah pusat menganggap penanganan Covid-19 di Bali sudah bagus. Hal itu dilontarkan Staf Khusus Kementerian Kesehatan dr. Daniel Tjen saat mengunjungi Bali, Jumat (18/8). Dokter Daniel datang bersama tim Kemenkes sebagai utusan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam rangka tugas percepatan penangan pandemi Covid-19 dan sekaligus memulihkan pandangan dunia internasional terhadap Indonesia. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Menurut dr. Daniel yang mantan Direktur Kesehatan TNI ini, keberhasilan penanganan Covid-19 di Bali akan sangat berperan terhadap pandangan dunia atas Indonesia.
“Bali sebenarnya sudah bagus,” kata dr. Daniel Tjen di depan Gubernur Koster di Ruang Rapat Balai Gajah, Jayasabha, Denpasar.
Dia mendorong agar masyarakat Bali berupaya meningkatkan kepatuhan dalam Prokes (protokol kesehatan) sesuai kearifan lokal untuk memutus mata rantai penularan. “Tidak perlu tunggu vaksin, mulai dari diri kita, dengan taat Prokes adalah cara paling efektif, masif dan murah untuk tekan kasus baru,” kata dr. Daniel Tjen.
Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berkolaborasi dengan 8 Pemprov di Indonesia termasuk Pemprov Bali berupaya memutus lonjakan kasus Covid-19 agar segera mereda.
“Ada delapan provinsi yang diprioritaskan (untuk penanganan Covid-19, Red). Dan, intinya bersama dengan gubernur dan jajaran, berkolaborasi, agar target yang diberikan Presiden (percepatan penanganan Covid-19 dalam 14 hari red,) bisa dicapai,” ujar dr. Daniel.
Khusus pada penurunan angka kematian, dikatakan dr. Daniel Tjen, harus diintervensi dengan membuat definisi operasional dengan benar, apakah meninggal akibat Covid-19 atau disebabkan penyakit penyerta lain sesuai dengan panduan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dr. Daniel Tjen juga menyoroti perlintasan darat dan laut masuk ke Bali yang agak rawan. “Perbatasan darat dan laut harus dijaga ketat.
Target diberikan 14 hari, kita harus berusaha percepat dan perbesar angka kesembuhan. Ini perlu langkah konsisten dan intens. Lalu yang tidak kalah penting tenaga kesehatan harus betul-betul dilindungi,” pungkasnya.
Rombongan Kemenkes RI ini akan berada selama tiga hari di Bali. Mereka direncanakan memantau langsung di antaranya petugas kesehatan di kabupaten/kota hingga desa-desa.
Hal ini untuk mewujudkan tercapainya penurunan angka penularan, angka kematian, dan meningkatkan angka kesembuhan Covid-19 selama dua pekan ke depan.
Dalam pertemuan itu, hadir pula Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, OPD terkait, direktur RSUD se-Bali serta jajaran Polda, TNI dan stakeholder terkait lain.